Vol. 10 No. 03 Februari 2024
Psychological Ownership
Oleh:
Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo1 & Dewa Fajar Bintamur2
1Program Studi Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya
2Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
Psychological ownership adalah kondisi dimana individu merasakan obyek tertentu merupakan kepunyaannya (the state in which individuals feels as though the target of ownership is theirs) (Pierce et al., 2001, 2003, 2004, 2009). Ketika individu merasakan psychological ownership, maka obyek tersebut dianggap sebagai miliknya (Gardner et al., 2020; Pierce et al., 2020; W. Wang et al., 2021).
Konsepsi psychological ownership dilakukan Pierce sejak 1991 yang berangkat dari integrasi individu ke dalam organisasi sedemikian sehingga memunculkan perilaku individual maupun kelompok dalam bentuk psychological ownership. Pemikiran ini terus digali Pierce di 2003 dengan mengidentifikasi akar (roots) dan jalur (route) psychological ownership – yang menyimpulkan variabel ini berdampak penting bagi organisasi. Pierce terus jadi pemikir utama terkait konsep psychological ownership yang menyebabkan tokoh ini paling banyak disitasi (Renz et al., 2022; Renz & Posthuma, 2022).
Simpulan kajian literatur yang dilakukan oleh Dawkins et al. (2017) menyatakan bahwa psychological ownership mencerminkan kebutuhan dasar manusia yang mencakup tidak hanya kecakapan diri (efficacy), tetapi juga siapa dirinya (self-identity) dan keyakinan dirinya punya tempat tersendiri di kehidupan ini (belongingness/sense of place). Penelitian lain dari Renz dan Posthuma (2022) tentang psychological ownership menyimpulkan bahwa variabel ini mencerminkan rasa terkoneksi psikologis terhadap obyek tertentu, dimana adanya rasa tanggung jawab di sana.
‘Sisi terang’ dari psychological ownership dapat dilihat pada contoh berikut. Misalnya individu tersebut adalah pegawai dan obyek yang dimaksud adalah organisasi, maka pegawai dengan psychological ownership merasa memiliki organisasi sedemikian sehingga organisasi pun menjadi ‘milik saya’ (Felix & Almaguer, 2019; Haesebrouck, 2021; X. Wang et al., 2021; Wei et al., 2019). Wujud tanggung jawab yang tercermin psychological ownership tampak pada pegawai yang tidak sekedar jadi ‘budak korporat’ tetapi meyakini bahwa dirinya pun ikut memiliki organisasi.
Maka apabila pegawai tersebut menemukan adanya masalah dalam organisasi yang menyebabkan proses-proses di dalamnya belum efisien maupun efektif, ia tak ragu mengungkapkan masalah yang terjadi apa adanya. Hal ini dikarenakan adanya psychological ownership mendorong dirinya untuk ikut bertanggung jawab (Felix & Almaguer, 2019; L. Guarana & Avolio, 2022; Ye et al., 2022; Zhang et al., 2021a). Wang et al. (2019) menunjukkan psychological ownership berkorelasi positif signifikan dengan prohibitive voice – yakni perilaku pegawai menyuarakan kritik dan masukan membangun demi menghindari organisasi dari risiko yang berpotensi membahayakan di masa mendatang.
Akan tetapi psychological ownership ini juga memiliki ‘sisi gelap’. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rasa kepemilikan tersebut dapat mencakup pada atribut tertentu (contohnya pengetahuan dan kompetensi tertentu adalah milik saya sendiri), pada proses mental tertentu (contohnya gagasan dan pemahaman tertentu adalah milik saya sendiri), pada obyek material tertentu (contohnya komputer dan cap resmi adalah milik saya sendiri), pada orang atau relasi tertentu (contoh hubungan dengan klien adalah milik saya sendiri), ruang (contoh ruang rapat dan tempat kerja adalah milik saya sendiri), tanggung jawab (contoh mengampu peran tertentu dalam pembagian tugas adalah milik saya sendiri) serta luaran kerja (contoh produk dan proyek pekerjaan adalah milik saya sendiri) (Cocieru et al., 2019).
Ketika seorang pegawai memandang segala sesuatu dalam organisasi sebagai milik ‘saya’ dengan sebegitu obsesif seperti pada contoh-contoh di atas, alangkah menyesakkan rasanya bekerja bersama orang tersebut. Ketika individu merasakan rasa memiliki yang sebegitu kuat, maka dirinya seolah-olah jadi ‘gelap mata’ karena ‘dirasuki’ oleh rasa kepemilikan tersebut (Cocieru et al., 2019; Zhang et al., 2021b). Individu jadi cenderung territorial, memagari hal-hal yang ia persepsikan sebagai miliknya dan menghalau orang-orang lain yang dianggap mengancam wilayahnya.
Pemahaman atas ‘sisi terang’ dan ‘sisi gelap’ dari penghayatan psychological ownership membuat suatu organisasi dapat mengoptimalkan kualitas umpan balik yang disuarakan oleh para pegawainya.
Referensi:
Cocieru, O. C., Lyle, M. C. B., Hindman, L. C., & McDonald, M. A. (2019). The ‘Dark Side’ of Psychological Ownership during Times of Change. Journal of Change Management, 19(4), 266–282. https://doi.org/10.1080/14697017.2019.1584121
Felix, R., & Almaguer, J. (2019). Nourish what you own: psychological ownership, materialism and pro-environmental behavioral intentions. Journal of Consumer Marketing, 36(1). https://doi.org/10.1108/JCM-10-2017-2417
Gardner, D. G., Pierce, J. L., & Peng, H. (2020). Social exchange and psychological ownership as complementary pathways from psychological contract fulfillment to organizational citizenship behaviors. Personnel Review, 50(6). https://doi.org/10.1108/PR-12-2019-0688
Haesebrouck, K. (2021). The Effects of Information Acquisition Effort, Psychological Ownership, and Reporting Context on Opportunistic Managerial Reporting*. Contemporary Accounting Research, 38(4). https://doi.org/10.1111/1911-3846.12712
L. Guarana, C., & Avolio, B. J. (2022). Unpacking Psychological Ownership: How Transactional and Transformational Leaders Motivate Ownership. Journal of Leadership and Organizational Studies, 29(1). https://doi.org/10.1177/15480518211066072
Peng, H., & Pierce, J. (2015). Job- and organization-based psychological ownership: Relationship and outcomes. Journal of Managerial Psychology, 30(2). https://doi.org/10.1108/JMP-07-2012-0201
Pierce, J. L., & Jussila, I. (2010). Collective psychological ownership within the work and organizational context: Construct introduction and elaboration. Journal of Organizational Behavior, 31(6). https://doi.org/10.1002/job.628
Pierce, J. L., & Jussila, I. (2011). Psychological ownership and the organizational context: Theory, research evidence, and application. In Psychological Ownership and the Organizational Context: Theory, Research Evidence, and Application. https://doi.org/10.4337/9780857934451
Pierce, J. L., Jussila, I., & Cummings, A. (2009). Psychological ownership within the job design context: Revision of the job characteristics model. Journal of Organizational Behavior, 30(4). https://doi.org/10.1002/job.550
Pierce, J. L., Kostova, T., & Dirks, K. T. (2001). Toward a theory of psychological ownership in organizations. Academy of Management Review, 26(2), 298–310. https://doi.org/10.5465/AMR.2001.4378028
Pierce, J. L., Kostova, T., & Dirks, K. T. (2003). The State of Psychological Ownership: Integrating and Extending a Century of Research. Review of General Psychology, 7(1). https://doi.org/10.1037/1089-2680.7.1.84
Pierce, J. L., Li, D., Jussila, I., & Wang, J. (2020). An empirical examination of the emergence of collective psychological ownership in work team contexts. Journal of Management and Organization, 26(5). https://doi.org/10.1017/jmo.2019.68
Pierce, J. L., O’driscoll, M. P., & Coghlan, A. marie. (2004). Work environment structure and psychological ownership: The mediating effects of control. Journal of Social Psychology, 144(5). https://doi.org/10.3200/SOCP.144.5.507-534
Pierce, J. L., & Peck, J. (2018). The history of psychological ownership and its emergence in consumer psychology. In Psychological Ownership and Consumer Behavior. https://doi.org/10.1007/978-3-319-77158-8_1
Renz, F. M., & Posthuma, R. (2022). 30 Years of psychological ownership theory: A bibliometric review and guide for management scholars. Journal of Management History, 29(2), 179–204. https://doi.org/10.1108/JMH-01-2022-0001
Renz, F. M., Posthuma, R., & Smith, E. (2022). Extending the boundaries of psychological ownership research: measurement, outcomes, cultural moderators. Cross Cultural and Strategic Management, 29(1). https://doi.org/10.1108/CCSM-05-2021-0074
Wang, H., Wu, W., Liu, Y., Hao, S., & Wu, S. (2019). In what ways do Chinese employees speak up? An exchange approach to supervisor–subordinate guanxi and voice behavior. International Journal of Human Resource Management, 30(3), 479–501. https://doi.org/10.1080/09585192.2016.1253030
Wang, W., Pierce, J. L., Li, D., Wang, G., Li, J., & Niu, X. (2021). Eliciting psychological ownership of object by marking organizational name: The role of belongingness. Frontiers in Psychology, 12. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.699738
Wang, X., Abdelhamid, M., & Sanders, G. L. (2021). Exploring the effects of psychological ownership, gaming motivations, and primary/secondary control on online game addiction. Decision Support Systems, 144. https://doi.org/10.1016/j.dss.2021.113512
Wei, L., Liu, Z., Liao, S., Long, L., & Liao, J. (2019). Collective psychological ownership, status conferral criteria and team creativity. Acta Psychologica Sinica, 51(6). https://doi.org/10.3724/SP.J.1041.2019.00677
Ye, Z. X., Shang, X., Shafait, Z., & Xu, Y. (2022). Impact of Leading by Example on Employees’ Organizational and Job Psychological Ownership: A Moderated Mediation Study. Frontiers in Psychology, 13. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.888653
Zhang, Y., Liu, G., Zhang, L., Xu, S., & Cheung, M. W. L. (2021a). Psychological Ownership: A Meta-Analysis and Comparison of Multiple Forms of Attachment in the Workplace. Journal of Management, 47(3), 745–770. https://doi.org/10.1177/0149206320917195
Zhang, Y., Liu, G., Zhang, L., Xu, S., & Cheung, M. W. L. (2021b). Psychological Ownership: A Meta-Analysis and Comparison of Multiple Forms of Attachment in the Workplace. Journal of Management, 47(3), 745–770. https://doi.org/10.1177/0149206320917195