ISSN 2477-1686 

 

Vol. 10 No. 01 Januari 2024

 

Aplikasi Konsep Bronfenbrenner Untuk Memahami Diri

 

Oleh:

Rocky

Pusat Studi Masyarakat Berkelanjutan

Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

 

Berbagai kajian telah berusaha mencoba menggambarkan bagaimana cara kita memahami diri sendiri (Al-Jakarti, 2014; Seniawati et al., 2014; Tjaya, 2022). Pembicaraan ini dapat membawa kita kedalam pemikiran yang positif maupun negatif. Positif dalam arti menggali siapa diri kita sebenarnya sebagai Manusia yang mampu mengembangkan potensi diri, dan negatif dalam arti mengenali keburukan-keburukan kita yang berdasar dari insting naluriah. Tulisan ini akan dibagi menjadi dua bagian di mana penulis akan mencoba menanggapi tulisan Sri Fatmawati Mashoedi dan Eko Meinarno tentang kontribusi dunia sosial untuk pemahaman diri, dan bagaimana cara ilmu sosial khususnya teori Bronfenbrenner dapat membantu kita memahami diri sendiri.

 

Tanggapan Atas Tulisan Sri Fatmawati Mashoedi dan Eko Meinarno

Ide pemikiran yang disampaikan oleh Ibu Sri Fatmawati Mashoedi dan Bapak Eko Meinarno tentunya memicu pembahasan yang menarik mengenai watak manusia Indonesia. Topik mengenai pemahaman diri yang dilihat dari kaca mata ilmu sosial dapat memberikan kita pandangan yang menyeluruh, tidak hanya di tataran individu, melainkan juga interaksinya dengan lingkungan sosial. Menyoroti pandangan kritis dari beberapa penulis klasik terhadap kondisi watak orang Indonesia, saya sebagai pembaca diajak untuk merenungi secara lebih mendalam mengenai stereotip yang mungkin telah melekat di kalangan masyarakat.

 

“Aspek ekologi mampu membuktikan dan menyadarkan kita kembali bahwa manusia tidak hanya terbatas “terbentuk dari sananya” atau terberi label akan watak begitu saja”

 

Pentingnya pemahaman diri sebelum menerima pandangan kritis terhadap watak manusia Indonesia menjadi poin penting dalam tulisan ini. Pembaca diingatkan bahwa individu tidak hanya tumbuh dan berkembang melalui proses yang terberi, melainkan juga melalui proses mental yang dipengaruhi oleh konteks sosial di sekitarnya. Tidak lupa kesimpulan yang menekankan pada tanggung jawab bersama sebagai warga negara Indonesia untuk menciptakan lingkungan sosial yang baik dan mendukung perkembangan positif merupakan ajakan yang kuat bagi pembaca.

 

Menerapkan Konsep Bronfenbrenner Untuk Memahami Diri

Pada bagian ini penulis mengajak pembaca untuk mencoba memahami diri sendiri menggunakan konsep Bio-Ecological System Framwork yang telah dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner’s. Kegiatan pemahaman diri ini dibagi menjadi 2 bagian. Pertama adalah menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Kemudian menyusun jawaban-jawaban tersebut kedalam framework yang telah disediakan. Susunan pertanyaan diadaptasi dari buku yang ditulis oleh Shelton (Shelton, 2018) Framework ini kemudian dapat digunakan untuk memahami bagaimana diri sendiri dan lingkungan dapat saling memengaruhi dan berinteraksi satu sama lain, sehingga membentuk siapa anda. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini (Jawaban adalah kondisi Anda saat ini):

 

1.    Tuliskan karakteristik sifat/pilihan hidup Anda yang paling menonjol menurut diri Anda dan orang disekitar Anda! (cth: cuek, pekerja keras, pemarah, ramah, dll).

 

2.    Tuliskan siapa saja orang-orang yang sering berinteraksi dengan anda secara langsung! (cth: ayah, ibu, kolega kerja, dll).

 

3.    Tuliskan apa saja hal-hal yang berinteraksi langsung dengan jawaban nomor 2, tetapi tidak berinteraksi langsung dengan Anda! (Cth: Perusahaan yang berinteraksi dengan atasan langsung anda atau Nenek Anda yang jarang bertemu dengan Anda tapi sering berinteraksi dengan Ibu Anda, dll).

 

4.    Tuliskan nilai, norma, atau aturan-aturan yang ada di lingkungan Anda! (cth: UU tenaga kerja, menghargai makanan tidak boleh di taruh di lantai, dll).

 

5.    Pilih episode paling signifikan di dalam hidup Anda! (contoh: kemping pertama, masuk kuliah, perceraian orangtua, Pandemi 2020).

 

Setelah selesai, gunakan bagan berikut ini dan letakan jawaban Anda di bagan tersebut. Anda dapat langsung menuliskan secara langsung jawaban jawaban anda dengan panduan berikut:

 

·      Jawaban nomor 1 dituliskan di lingkaran kuning

·      Jawaban nomor 2 di bagian lingkaran warna hijau

·      Jawaban nomor 3 di bagian lingkaran warna biru

·      Jawaban nomor 4 di bagian lingkaran warna merah

·      Jawaban nomor 5 di bagian putih diluar lingkaran-lingkaran

A diagram of a cell structure

Description automatically generated

 

Jika sudah selesai, tugas Anda selanjutnya adalah menggambarkan hubungan Anda dengan jawaban-jawaban tadi, dengan menggambar tanda panah. Coba bayangkan bagaimana Anda mungkin dipengaruhi atau memengaruhi orang atau tempat atau situasi yang terjadi, sehingga membentuk siapa diri Anda. Berikut contoh:

 

A diagram of a cell

Description automatically generated

 

Pada bagan di atas penulis mencoba menjelaskan bagaimana nilai kejujuran ternyata muncul karena pengaruh lingkungan disekitar. Nilai kejujuran yang dimiliki orang di bagan di atas muncul ketika ayah individu sering menceritakan tempat kerja ayah individu yang penuh dengan kasus korupsi. Interaksi antara tempat kerja, rekan kerja yang ketahuan melakukan korupsi, memengaruhi ayah individu untuk menanamkan nilai kejujuran ke individu. Tidak lupa aturan undang-undang anti korupsi juga penting sehingga memengaruhi aturan tempat kerja ayah.

 

Bronfenbrenner juga membuat beberapa hipotesis yang dapat membantu melihat apakah perkembangan diri kita berjalan dengan optimal atau tidak. Berikut adalah beberapa hipotesisnya:

 

·      Perkembangan diri akan positif bila terdapat banyak hubungan positif antar microsystem, yang secara teori hubungan ini disebut sebagai Mesosystem. Semakin banyak hubungan negatif maka akan berlaku sebaliknya. Contoh: orangtua yang berhubungan intensif dengan sekolah akan membangun nilai positif pada diri seseorang (pendidikan).

 

·      Semakin banyak/kuat anak panah dari person/microsystem ke eksosystem, memungkinkan person memiliki kuasa (power) yang lebih besar sehingga dapat memberikan sumber daya ke person. Contoh: Ayah (microsystem) adalah CEO perusahaan sehingga dapat memengaruhi peratutan perusahaan (eksosystem), sehingga ayah dapat memberikan sumber daya (uang & waktu) kepada person dan memberi pengaruh positif.

 

·      Macrosystem seperti nilai/norma masyarakat dapat mendukung perkembangan microsystem dan person. Contoh: Nilai laki-laki adalah pemimpin keluarga dapat memengaruhi bagaimana ayah menjadi lebih dipandang di mata keluarga, dan tentunya jika person adalah laki-laki akan membuat ayah lebih memberi perhatian lebih pada person.

 

Kesimpulan

Penggunan kegiatan di atas adalah salah satu contoh hal yang dapat digunakan untuk lebih mengenal diri sendiri. Walau begitu perlu diingat bahwa kegiatan di atas adalah bentuk simplifikasi dari aplikasi dan konsep Bio-Ecological System Framwork. Pembaca yang tertarik untuk memelajari konsep ini disarankan untuk membaca yang salah satunya adalah buku dengan judul The Bronfenbrenner Prime A Guide to Develecolog (Shelton, 2018).

 

Referensi:

 

Al-Jakarti, I. (2014). Pengenalan Hakikat Kehidupan: Cara Mudah Memahami Diri Sendiri, Tuhan dan Kehidupan (Vol. 5). Padri Baru.

Seniawati, K., Suarni, N. K., & Putri, D. A. W. M. (2014). Efektivitas Teori Karier Holland Melalui Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Diri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, 2(1).

Shelton, L. G. (2018). The Bronfenbrenner Primer: A Guide to Develecology. In The Bronfenbrenner Primer: A Guide to Develecology. https://doi.org/10.4324/9781315136066

Tjaya, T. H. (2022). Kierkegaard dan pergulatan menjadi diri sendiri. Kepustakaan Populer Gramedia.