ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 5 Mar 2022

            Perilaku Diet pada Remaja Putri

 

Oleh:

Dewi Syukriah & Febi Herdajani

Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia Y.A.I

 

Memiliki tubuh yang langsing dianggap menjadi standar kecantikan di tengah masyarakat. Tak heran banyak yang mencoba berbagai macam diet untuk mendapatkan bentuk tubuh yang diimpikan. Sayangnya tak semua orang melakukan diet dengan pola yang tepat. Setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Pola diet yang salah akan berdampak buruk bagi tubuh. Alih-alih akan mendapatkan tubuh yang langsing, pola diet yang salah justru akan bisa menyebabkan stunting pada seseorang di masa yang akan datang.

 

Tren diet yang belakangan mulai menjamur lebih sering diikuti oleh remaja putri. Banyak dari mereka yang rela mengurangi porsi makannya demi mendapatkan tubuh yang menurutnya ideal. Terkadang diet yang dilakukan tanpa memperhatikan nilai gizi. Banyak faktor penyebab mengapa remaja putri melakukan diet, salah satunya adalah dari adanya iklan di media cetak dan elektronik. Sampul majalah, iklan-iklan televisi dan film berperan penting dalam pembentukan standar kecantikan dalam suatu masyarakat. Pengaruh media massa seolah-olah menyatakan semakin kurus seseorang, maka semakin menarik. Hal ini menyebabkan orang-orang beranggapan bahwa tubuh yang ideal adalah tubuh yang langsing, oleh karena itu banyak dari remaja putri yang berdiet demi mendapatkan tubuh yang ideal.

 

Memasuki masa remaja banyak perubahan yang terjadi pada tubuh remaja putri, diantaranya adalah jaringan lemak tubuh yang akan terus bertambah hingga akhir usia 20 tahun, serta kesehatan dan kekuatan otot yang mulai menunjukkan tanda penurunan sekitar umur 30 tahun (Hurlock, 2006). Bagian tubuh memang merupakan kebanggaan bagi seorang wanita saat memasuki masa remaja. Penampilan dan kecantikan menjadi modal utama bagi seorang wanita. Banyak wanita yang berpendapat bahwa dalam memenuhi kebutuhannya, banyak dari mereka yang melakukan perawatan fisik, salah satunya melakukan perilaku diet.

 

Istilah “diet” yang sering digunakan di masyarakat adalah upaya seorang individu untuk mengatur dan mengurangi asupan makanan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan (Chase, 2001).  Menjaga tubuh tetap sehat sangatlah penting, terlepas dari apakah individu tersebut memiliki berat badan berlebih atau tidak. Individu tidak perlu mengubah gaya hidupnya, dalam hal ini menurunkan pola makan secara drastis, dikarenakan hasilnya tidak akan sesuai keinginan. Mengubah secara perlahan jauh lebih meringankan dan menguntungkan dibanding dengan cara yang ekstrim (Abdurachman, 2014). Seharusnya individu yang melakukan diet mampu mengatur pola makan secara teratur dan sehat. Hal ini dapat menjaga stabilitas berat badan dengan baik sehingga individu dapat terhindar dari kegemukan ( Dariyo, 2004).

 

Secara medis, perilaku diet merupakan perilaku pengaturan asupan (intake) makanan yang masuk ke tubuh dengan tujuan yang beraneka macam, salah satunya untuk menurunkan berat badan. Diet jarang dilakukan dengan alasan kesehatan, namun diet biasanya dilakukan demi menjaga penampilan. Diet dapat digambarkan  sebagai suatu usaha untuk mengurangi nutrisi yang masuk kedalam tubuh yang memungkinkan seseorang untuk merampingkan bagian-bagian yang tidak diinginkan pada tubuh individu, nampak lebih langsing, lebih diinginkan, lebih percaya diri dan lebih sukses. Diet diyakini dapat memperbaiki penampilannya yaitu dengan membatasi konsumsi makanan. Pembatasan dalam jangka waktu tertentu terhadap konsumsi makanan dianggap dapat mengurangi lemak tubuh yang diikuti dengan menurunnya berat badan. Perilaku diet karena ketidakpuasan bentuk tubuh merupakan hal yang sangat lazim dijumpai pada perempuan (Lupitasari, 2019). 

 

Lalu, bagaimanakah cara diet yang efektif dan tentunya sehat untuk dilakukan oleh remaja putri? Dilansir dari www.hellosehat.com, berikut cara-cara sehat untuk melakukan diet :

 

1.    Makan tiga kali sehari dengan porsi cukup.  Beberapa anak remaja sengaja melewatkan sarapan dan makan malam karena ingin menurunkan berat badan. Padahal, ini merupakan pola diet yang salah. Melewatkan sarapan dan makan malam justru bisa membuat tubuh kehilangan nutrisi penting dan tidak membantu menurunkan berat badan.

 

2.    Memenuhi kebutuhan zat gizi.  Bukan sekadar makan, diet yang sehat juga berarti mengonsumsi makanan yang mengandung ragam zat gizi. Makanlah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, serat, lemak sehat, ragam vitamin dan mineral.

 

3.   Hindari lemak jenuh, gula, dan garam. Contohnya  seperti makanan cepat saji dan daging olahan, serta makanan tinggi gula dan garam.

 

4. Cukupi kebutuhan cairan. Setelah memenuhi kebutuhan makan, jangan lupa untuk mencukupi cairan tubuh. Untuk memenuhinya, anak remaja perlu minum 6-8 gelas cairan dalam sehari.

 

5.    Pilih camilan yang sehat. Sebaiknya, pilihlah camilan sehat untuk anak remaja, seperti buah-buahan, popcorn, atau wortel yang sudah dipotong-potong.

 

6.   Makanlah  dalam porsi cukup tidak berlebihan. Sebaiknya, jangan makan terlalu banyak, meski Anda membeli makanan dari restoran. Jika membeli dari restoran, Anda bisa memilih makanan dengan porsi yang kecil. Namun, jika porsi makanan dari restoran terlalu besar, Anda bisa membaginya ke dalam beberapa porsi.

 

 

 

Meraih berat badan ideal dan sehat tidak bisa dilakukan secara instan hanya dalam hitungan hari, butuh konsistensi dan komitmen dalam melakukan diet, dan juga sangatlah  penting diimbangi dengan olahraga yang rutin dan gaya hidup sehat, seperti tidak begadang, tidak merokok dan juga hindari stress. Jika semuanya dilakukan secara rutin dan teratur, hasilnya akan terlihat di kemudian hari dan ingatlah selalu, bahwa  di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.  

 

 

Referensi:

 

Abdurrahman, F. (2014). Faktor - Faktor Pendorong Perilaku Diet Tidak Sehat pada Wanita Usia Dewasa Awal Studi Kasus pada Mahasiwi Universitas Mulawarman. Ejournal PsikologiVol.2(2), 163-170.

 

Chase, M. E. (2001). The University Of Wisconsin: Stout. Retrieved from Identitiy Development and Body Image Dissatisfaction In College Female. Research. The University of Wisconsin: Stout. http://www2.uwstout.edu/content/lib/ thesis/2001/2001chasem.pdf  

 

Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Dewasa Awal Muda. Jakarta: PT. Grasindo

 

Hurlock, E. B. (2006). Psikologi Perkembangan Anak Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan.Jakarta: Erlangga.

Lupitasari. (2019). Hubungan antar Harga Diri dan Citra Tubuh pada Remaja Putri Kelas X SMA. Acta Psychologia, Vol.1(2), 164.

https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-remaja/rencana-diet-sehat-untuk-remaja/ (diakses pada 21 Februari 2022)