ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 4 Feb 2022

Darurat Sampah dan Ancaman ‘Kepunahan’ pada 2050

 

Oleh:

Lintang Ayu Safira & Mochammad Sa’id

Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang

 

Di antara banyaknya permasalahan yang tengah dihadapi Indonesia, sebuah survei menyatakan bahwa isulingkungan menjadi salah satu topik utama dalam permasalahan Indonesia saat ini. Memang tidak dapatdipungkiri bahwa kondisi lingkungan Indonesia masih sangat memprihatinkan. Pada dasarnya lingkungansebagai wadah kehidupan tidak akan terpisah dari kehidupan manusia. Dimana hubungan antara manusiadengan lingkungannya akan saling mempengaruhi. Sehingga dapat dikatakan bahwa permasalahan yangterjadi dalam lingkungan akan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di dalamnya, termasuk kesejahteraan manusia. Permasalahan lingkungan yang utama di Indonesia, menurut Greenpeace Indonesia, adalah sampah plastik, polusi udara, deforestasi, dan rusaknya terumbu karang (Kompas, 2020).

 

Dalam survei Indikator Politik Indonesia dinyatakan bahwa isu sampah menjadi permasalahan paling utama dalam isu lingkungan. Dalam survei tahun 2020, dari 277 kota/kabupaten se-Indonesia, terdapat 33.3 juta tontimbunan sampah. Sampah tersebut bersumbedari rumah tangga, pasar tradisional, perkantoran, dan lain-lain yang mana dapat berupa sampah organik dan anorganik.

 

Pembahasan ini perlu dideklarasikan karena permasalahan sampah di Indonesia hingga saat ini belumterselesaikan. Hal ini dibuktikan dengan data Sistem Pengelolaan Sampah Nasional pada 2020, dimanasebanyak 13,6 juta ton (40.94%) sampah di Indonesia tidak terkelola. Tentu saja jumlah tersebut bukan angkayang kecil. Jika pola kehidupan masyarakat terus menerus apatis, maka sudah dapat diprediksi bahwa tingkat kesejahteraan makhluk hidup akan menurun. Bahkan diperkirakan akan ada 12 triliun ton sampah pada tahun2050. Perlu waktu 29 tahun lagi untuk menuju tahun 2050, namun dampak yang begitu menyedihkan sudah nampak dimana-mana.

 

Permasalahan sampah akan berdampak pada kehidupan hewan, tumbuhan, bahkan manusia. Sepertikematian paus sperma pada akhir tahun 2018 silam. Paus tersebut telah ditemukan mati dan terlihat telahmengonsumsi lebih dari 6 kilogram plastik, termasuk 115 gelas minum, 25 kantong plastik, botol plastik,hingga sandal jepit. Selain itu, sampah lain seperti limbah yang dibuang ke laut juga menjadi ancaman bagi penghuni laut. Dengan ini, kita dapat melihat betapa malangnya nasib penghuni laut karena adanya pencemaran sampah plastik dan limbah. Manusia sebagai pemegang otoritas di atas makhluk hidup lain pun juga terdampak dari permasalahan sampah ini. Dapat dilihat pada dokumentasi Walhi Indonesia, dimana terlihat anak-anak yang sedang bermain diantara tumpukan sampah di pesisir Pantai Muncar, Banyuwangi,Jawa Timur. Apakah daerah penuh sampah akan dianggap menyenangkan untuk area bermain anak?Fenomena-fenomena tersebut merupakan bagian yang sangat kecil dari banyaknya dampak permasalahanini. Masih banyak dampak lain dari sampah-sampah yang tidak terkelola ini, seperti banjir karena tersumbatnya saluran air, peningkatan pemanasan global karena gas metana dari sampah organik,gangguan pernapasan karena polusi udara, dan penurunan kesehatan manusia karena mengonsumsi  ikan  yang  tercemar limbadasampah.

 

Dengan ini tentunya dapat kita ketahui bahwa penyebab kerusakan lingkungan adalah manusia. Dan tak laindan tak bukan manusia juga yang menyebabkan turunnyangka kesejahteraan makhluk hidup di muka bumi.Manusia sebagai pelaku tentunya dapat melakukan sesuatu untuk meningkatkan angka kesejahteraanmakhluk hidup, khususnya manusia itu sendiri. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah denganmemperbaiki kualitas lingkungan hidup, khususnya mengatasi permasalahan sampah ini. Pengelolaan sampah dapat berlangsung secara optimal jika masyarakat memiliki kesadaran untuk mengalokasikansampah dengan tepat. Misalnya, sampah yang dapat didaur ulang seperti sampah plastik dan peralatanelektronik dapat dijual ke pabrik/industri melalui pengepul sampah. Sampai saat ini terdapat lebih dari 20 perusahaan daur ulang sampah yang menawarkan berbagai variasi harga beli sampah. Sedangkan untukmengurangi pencemaran sampah organik, salah satu alternatif yang menguntungkan adalah melalui budidayaMaggot. Mengapa ? Karena selain makanannya dapat berasal dari sampah organik, maggot juga memiliki nilai jual yang sangat menguntungkan, yakni dapat menyentuh harga Rp.99.000 per kilogram. Dengan melakukanberbagai perilaku prolingkungan tersebut, maka akan berdampak baik bagi lingkungan dan pendapatan kita.Lalu, jika sampah bisa jadi cuan, yakin gamau ikutan?

 

 

Referensi:

 

KabarBanten.com. (2021). Olah Maggot Jadi Pakan Ikan, Mengejutkan! Harganya Capai Puluhan Ribu Perkilogram. Diakses pada 16 Desember 2021, darhttps://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/bisnis/pr-591235291/olah-maggot-jadi-pakan-ikan-mengejutkan-harganya-capai-puluhan-ribu-perkilogram

 

Databoks. (2021). Survei: Anak Muda Anggap Masalah Sampah Jadi Isu Lingkungan Terpenting. Diaksespada 16 Desember 2021, dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/28/survei-anak-muda-anggap-masalah-sampah-jadi-isu-lingkungan-terpenting

 

Indonetwork. Perusahaan Produk Daur Ulang. Diakses pada 16 Desember 2021, darhttps://www.indonetwork.co.id/k/produk-daur-ulang-plastik/perusahaan

 

Databoks. (2021). Survei: Permasalahan Utama Indonesia Menurut Anak Muda. Diakses pada 16 Desember 2021, darhttps://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/29/survei-sederet-permasalahan-utama-indonesia-menurut-anak-muda#:~:text=Masalah%20utama%20Indonesia%20lainnya%20saat,merupakan%20masalah%20utama%20Indonesia%20sekarang.

 

Kok Bisa?. (2020). Seberapa Banyak Sampah Plastik di Dunia. Diakses pada 16 Desember 2021, darihttps://www.youtube.com/watch?v=pnuiEGuThsI&t=56s

 

Kompas. (2020). Survei: Permasalahan Lingkungan di Indonesia. Diakses pada 15 Januari 2021 dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/25/185121969/permasalahan-lingkungan-di-indonesia?page=all

 

Mongabay(2019)Tidak  Hany Ganggu  Kesehatan,  Sampa Juga  Merusak Lingkungan. Diakses pada 16 Desember 2021, darhttps://www.mongabay.co.id/2019/07/03/tidak-hanya-ganggu-kesehatan-sampah-juga-merusak-lingkungan/#:~:text=Tidak%20Hanya%20Ganggu%20Kesehatan%2C%20Sampah%20Juga%20Merusak%20Lingkungan,-oleh%20Petrus%20Riski&text=Sampah%20yang%20tidak%20terkelola%2C%20selain,perkembangbiakan%20vektor%20dan%20hewan%20pengerat.

 

SIPSN - Sistem Pengelolaan Sampah Nasional. Diakses pada 16 Desember 2021, darihttps://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

 

Wild For Life. Paus Sperma. Diakses pada 16 Desember 2021, dari https://wildfor.life/id/species/paus-sperma