ISSN 2477-1686

Vol. 7 No. 24 Des 2021

Pentingnya Work Engagement Untuk Pekerja SPG

 

Oleh

Laila Meiliyandrie Indah Wardani & Jesi Oktavia Agustin Werinussa

Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana

 

Your work is going to fill a large part of your life and the only way to be truly satisfied is to do what you believe is great work and the only way to do great work is to love what you do.

-Steve Jobs

 

EA salah satu pekerja SPG yang sedang bekerja di boot Susu Tulang di Rumah Sakit Islam, Sukapura Jakarta. EA mengaku sering diabaikan oleh konsumen ketika ia sedang berusaha menjelaskan kandungan produk susu tersebut, terkadang banyak juga konsumen yang hanya bertanya-tanya tetapi tidak membeli produk yang EA jual. Hal itu tidak mematahkan semangatnya karena EA mengetahui konsekuensi bekerja sebagai SPG adalah sebuah keharusan untuk memberikan knowledge kepada konsumen, menurutnya tidak masalah ketika konsumen hanya bertanya pada hari itu, EA beranggapan mungkin konsumen sedang mengumpulkan informasi tentang produk yang akan mereka beli di kemudian hari. EA bekerja hampir setiap hari sejak pukul 06:00 WIB sampai dengan 19:00 WIB, waktu yang panjang untuk EA tetapi tidak menjadi masalah karena EA merasa senang ketika berinteraksi dengan konsumen. Tidak hanya itu permasalahan yang EA hadapi, terkadang pencapaian target juga menjadi beban EA dalam bekerja, namun dengan adanya target yang harus di penuhi, EA menanggapi sebagai sebuah tantangan yang harus ia jalani menjadi SPG.

 

Sales Promotion Girl (SPG) sering kita jumpai di berbagai tempat seperti event, pameran, peluncuran product baru, area perbelanjaan dan masih banyak lagi. Tugasnya adalah mempromosikan atau menjual produknya secara langsung, daya tarik utama dari SPG adalah penampilannya yang harus menarik dan mengundang perhatian konsumen saat mereka memperkenalkan dan mempromosikan produknya (Sasih, 2014). Pekerja SPG tidak menuntut tingkat pendidikan yang tinggi, hanya saja untuk perempuan harus memiliki penampilan yang menarik bahkan terkadang mereka di tuntut untuk mengenakan pakaian yang sexy, make up yang mencolok dan cara penyampaian pada konsumen terlihat centil menyebabkan citra diri mereka menjadi negatif di kalangan masyarakat (Sasih, 2014).

 

Mengapa work engagement penting untuk pekerja SPG ?

SPG identik bekerja dengan posisi berdiri di tengah kerumunan orang banyak untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk kepada konsumen dengan ramah dan ceria, untuk sebagian masyarakat pekerjaan seperti ini adalah membosankan dan melelahkan terlebih pekerja SPG diharuskan berdiri bahkan menghampiri konsumen sepanjang hari. Lalu mengapa pekerja SPG bertahan dalam keadaan seperti ini? Menurut Bakker (2011) individu yang memiliki engagement yang baik mereka akan menjalani sebuah pekerjaan dengan antusias dan bahagia sehingga mereka akan lebih sehat baik fisik maupun psikologisnya serta mereka dapat menyalurkan engagement mereka kepada karyawan lain. Work engagement merupakan sebuah semangat yang dimiliki oleh individu sehingga dapat bekerja dengan baik tanpa merasakan kesulitan dan merasa kelelahan degan pekerjaan yang di hadapi, selain itu individu juga akan merasa bangga, antusias dan terinspirasi dengan pekerjaannya sehingga mereka mencintai pekerjaannya tanpa adanya paksaan oleh keadaan dan menikmati pekerjaannya tanpa merasa terbebani dengan lamanya waktu bekerja sehingga individu sulit meninggalkan pekerjaan yang belum selesai (Schaufeli & Bakker, 2008).

Dari penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa work engagement merupakan sebuah pemikiran postif terhadap karyawan yang berkaitan dengan pekerjaan yang mereka jalani dengan penuh semangat, bahagia, antusias dan bangga pada pekerjaan yang di kerjakan. Schaufeli, Salanova, González-Roma& Bakker,(2002) memberikan menjelaskan berserta penjabaran tentang dimensi work engagement ada 3 yaitu vigor, dedication dan absorption.

 

1.    Vigor, diartikan sebagai keberanian untuk selalu memberikan usaha dan fokus sekuat tenaga dengan tekun untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya ketika di hadapkan dengan situasi yang sulit (Wardani & Fatimah, 2020). Individu yang memiliki nilai vigor yang baik mereka di tandai dengan ciri-ciri penuh semangat dan gairah yang besar sehingga ketika dihadapkan dengan masalah atau hambatan yang sulit mereka akan menyelesaikannya dengan energi yang mereka miliki, lalu sebaliknya mereka yang memiliki nilai vigor yang rendah mereka akan kesulitan dalam menghadapi masalah dan menyelesaikan pekerjaannya (Wardani & Firmansyah, 2019).

 

2.   Dedication, suatu engage yang tercipta dalam pekerjaan sehingga menimbulkan rasa bangga, antusias, terinspirasi dan tertantang akan pekerjaannya (Wardani, Wulandari, Triasti, & Sombuling, (2020).Individu yang memiliki dediacation yang baik mereka ditandai dengan menganggap pekerjaannya sebagai suatu hal yang sangat berharga, mereka juga akan memberikan inspirasinya dengan mudah dan merasa bangga pada pekerjaan yang di miliki, lalu sebaliknya mereka yang memiliki nilai dedication yang rendah maka mereka akan menganggap pekerjaannya adalah sebuah pekerjaan yang tidak berharga, tidak membanggakan bagi dirinya saat melakukan pekerjaannya Wardani & Oktafiansyah, 2020). Sehingga mereka akan menganggap hambatan dan kesulitan yang di hadapi sebagai suatu rintangan bukan tantangan yang harus di selesaikan.

 

3.  Absorption, sebuah keadaan dimana individu dapat memberikan konsentrasi dan fokusnya secara penuh sehingga muncul perasaan bahagia jika terlibat dalam pekerjaan (Wardani & Firmansyah, 2019). Lamanya bekerja tidak akan menjadi masalah untuk individu yang memiliki nilai absorption yang tinggi karena waktu terasa cepat berlalu sehingga mereka sulit untuk meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai. Individu yang memiliki absorption yang tinggi juga akan merasa bahagia ketika dihadapkan dengan keadaan atau pekerjaan yang sulit. 

 

Dari pemaparan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pekerja SPG harus memiliki nilai-nilai work engagement, dimana SPG di tuntut untuk bersemangat dan penuh gairah dalam menyelesaikan pekerjaanya walaupun pekerjaannya sulit, dapat di lihat saat pekerja SPG berusaha untuk memperkenalkan dan mempromosikan sebuah product kepada konsumen walaupun terkadang banyak konsumen yang menghindar dan cenderung enggan untuk mendengarkan penjelasan pekerja SPG, selain itu ketika SPG sudah menjelaskan sebuah produk kepada konsumen lalu konsumen tersebut memutuskan untuk tidak membeli produk tersebut dengan kata lain pekerja SPG harus memiliki vigor yang tinggi. Lalu dari cara penyampaian SPG terhadap konsumen di haruskan antusias yang mencerminkan keyakinan pada produk yang di jualnya adalah salah satu tuntutan yang harus di penuhi oleh pekerja SPG, ketika SPG merasa bangga dengan pekerjaannya mereka akan merasa pekerjaannya adalah sebuah pekerjaan yang berharga dengan begitu SPG lebih mudah dalam menjalani pekerjaannya dengan kata lain pekerja SPG harus memiliki dedication yang tinggi. Selanjutnya tuntutan yang harus di penuhi adalah menikmati berjalannya waktu saat bekerja, dengan bekerja posisi berdiri, lalu lalang menghampiri konsumen terkadang di bawah panasnya terik matahari. Keadaan seperti ini jika individu memiliki absorption yang baik maka lamanya waktu bekerja tidak akan menjadi masalah atau kendala untuk pekerja SPG dan mereka cenderung sulit untuk meninggalkan pekerjaannya jika belum selesai pekerjaannya.

 

 

Referensi:

 

Bakker, A. B, Schaufeli, W. B., Leiter, M. P, and Tarris, T. W. (2008). Work engagement: An emerging concept in occupational health psychologyWork & Stress: An International Journal of Work, Health & Organisation22(3), 187-200. doi: 10.1080/02678370802393649

 

Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2008). Towards a model of work engagementCareer DevelopmentInternational13(3), 209-223. doi:10.1108/13620430810870.

 

Schaufeli, W. B., Salanova, M., González-Roma, V., & Bakker, A. B. (2002). The Measurement of Engagement and Burnout: A Two Sample Confirmatory Factor  Analytic ApproachJournal of Happiness Studies3,71-92.

 

Sasih, T. D. N. (2014). Persepsi sales promotion girl (SPG) terhadap profesinya dan Respon SPG terhadap persepsi masyarakat. Jurnal Sosiologi, 1-10.

 

Wardani, L. M. I., & Fatimah, S. (2020). Kompetensi pekerja dan efeknya terhadap work engagement: riset pada pekerja dengan horizontal education mismatch. Jurnal Psikologi Sosial, 18(1), 73-85. doi: 10.7454/jps.2020.09. 

 

Wardani, L. M. I., & Firmansyah, R. (2019). The work-life balance of blue-collar workers: The role of employee engagement and burnout. Indonesian Journal of Indigenous Psychology, 6(2), 227-241. doi: 10.24854/jpu02019-238.

 

Wardani, L. M. I., & Oktafiansyah, D.  (2020). Employer Branding And Work Engagement In Non-Bank Financing Company. Jurnal Psikologi, 19( 2), 153-175. doi: 10.14710/jp.19.2.152-173.

 

Wardani, L. M. I., Wulandari, S., Triasti, P., & Sombuling, A. (2020). The Effect of Psychological Capital on Work Engagement: Employee Well-Being as a Mediator. Test Engineering & Management, 83, 17220-17229.