ISSN 2477-1686
Vol. 7 No. 23 Des 2021
Menggunakan Situational Judgment Tests Dalam Penelitian Kepribadian
Oleh:
Elmaya Sari Pulungan
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
Proposal Lievens (Corr, 2017) menyebutkan bahwa psikologi kepribadian dan psikologi terapan mendapat manfaat dari penggunaan alat penilaian tes penilaian situasi (Situational Judgment Tests/ SJT). Dimana, SJT berasumsi bahwa apa yang orang katakan sebagai reaksi terhadap situasi tertentu (hipotetis) mencerminkan bagaimana mereka akan berperilaku dalam situasi (Corr, 2017). Ketika mempertimbangkan dengan hati-hati perbedaan antara kinerja maksimum dan tipikal serta antara perilaku yang dilaporkan dan aktual, peneliti seleksi dan kepribadian dapat bekerja sama secara efektif untuk memahami triad kepribadian orang, situasi, dan perilaku dengan lebih baik (Breil, Geukes, & Back, 2017).
Olaru, et al. (2019) menyatakan SJT biasanya digunakan sebagai alat seleksi dan metode ini juga dapat digunakan sebagai penilaian awal. Dalam penelitian kepribadian, hal ini sangat menarik, karena penelitian terbaru menunjukkan bahwa ciri-ciri kepribadian dapat diubah dengan intervensi yang ditargetkan secara khusus. Dengan mengubah perilaku atau kebiasaan yang relevan, pengembangan jangka panjang dari sifat-sifat yang mendasarinya dapat dicapai. SJT dapat digunakan dalam konteks ini untuk mendidik peserta tentang bagaimana perilaku yang berbeda membentuk konsekuensi dan apa tanggapan yang ideal atau diinginkan pada setiap pilihan. Peringkat yang dilakukan oleh para ahli disajikan untuk menjelaskan mengapa setiap perilaku menunjukkan tingkat keefektifan atau ciri kepribadian tertentu (Olaru, et al., 2019).
Hasil penelitian Olaru, et al. (2019) menunjukkan bahwa SJT berbasis konstruksi mengukur pengetahuan domain umum tentang ciri-ciri kepribadian, alih-alih faktor kepribadian secara langsung. SJT mengukur pengetahuan terkait kepribadian dan SJT juga dapat digunakan untuk memberikan penilaian formatif yang dapat digunakan untuk membentuk perilaku dan kebiasaan terkait kepribadian (Olaru, et al., 2019). Sifat kepribadian, seperti Conscientiousness, Emotional Stability, dan Agreeableness, adalah prediktor mapan dari banyak hasil kehidupan yang relevan, misalnya, kepuasan hidup, umur panjang, serta akademik dan kinerja terkait pekerjaan. Misalnya, dalam pendidikan, meta-analisis tentang hubungan antara kemampuan kognitif dan kepribadian dengan hasil akademik telah menunjukkan bahwa dalam pendidikan menengah dan tinggi, kesadaran sama pentingnya untuk kinerja akademik seperti halnya kemampuan kognitif. Di tempat kerja, kesadaran memprediksi hasil penting seperti kinerja dan kepuasan kerja. Faktor kepribadian lain sepertiAgreeableness dan Neuroticism, dapat memprediksi perilaku dan kinerja kerja yang kontraproduktif dalam tim. Dengan demikian, satu ukuran kepribadian SJT dapat digunakan untuk memprediksi banyak hasil relevan yang berbeda terkait kepribadian seseorang (Olaru, et al., 2019).
McDaniel and Nguyen (2001) mendapatkan hasil penelitian tentang hubungan antara SJT dengan dimensi kepribadian Big Five, bahwa SJT berkorelasi dengan agreableness, conscientiousness, dan emotional stability, kemudian SJT tidak berkorelasi dengan extraversion dan openness to experience. Hasil dari penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa SJT menangkap sesuatu yang unik dan tidak hanya menggantikan kemampuan kognitif atau kepribadian (McDaniel & Nguyen, 2001). SJT dapat digunakan untuk memahami perbedaan individu dalam variabilitas perilaku intra-individu dengan lebih baik pada tingkat konseptual yaitu seberapa banyak orang berbeda dalam konsep diri perilaku; SJT (Breil, Geukes, & Back, 2017).
Temuan meta analitik dalam literatur telah menunjukkan bahwa skor SJT memiliki hubungan dengan variabel kepribadian (Chan & Schmitt, 2005; Clevenger et. Al., 2001). Temuan ini menyiratkan bahwa terlepas dari konstruksi spesifik yang ditargetkan dalam pengembangan SJT, skor SJT secara keseluruhan cenderung memiliki hubungan dengan konstruksi terkait kepribadian. Namun, penting untuk menjelaskan bahwa korelasi signifikan yang diamati antara SJT dan faktor kepribadian secara umum tidak selalu berarti bahwa SJT dapat menjadi alat penilaian kepribadian. Namun, penting juga untuk menunjukkan bahwa SJT memang dapat dikembangkan untuk menilai kepribadian. Selain itu, dari kerangka teori kebijakan sifat implisit, metodologi SJT dapat menjadi jalan yang sangat bermanfaat untuk penilaian kepribadian dengan sejumlah keuntungan praktis.
REFERENSI:
Breil, S. M., Geukes, K., & Back, M. D. (2017). Using Situational Judgment Tests and Assessment Centres in Personality. European Association of Personality Psychology, 31: 441–502, DOI: 10.1002/per.
Chan, D., & Schmitt, N. (2005). Situational judgment tests. In A. Evers, N. Anderson, & O. Voskuijl (Eds.), Handbook of personnel selection. Oxford: Blackwell.
Clevenger, J., Pereira, G. M., Wiechmann, D., Schmitt, N., & Schmidt, H. V. (2001). Incremental validity of situational judgment tests. Journal of Applied Psychology, 86(3), 410-417.
Corr, P. J. (2017). Applied Personality Assessment: A Cronbachian Perspective in Open Peer Commentary and Author's Response. European Journal of Personality, 31(5), pp. 447-448. doi: 10.1002/per.2119.
McDaniel, M. A., & Nguyen, N. T. (2001). Situational judgment tests: A review of practice and constructs assessed. International Journal of Selection and Assessment, 9, 103-113.
Olaru, G., Burrus, J., MacCann, C., Zaromb, F. M., Wilhelm, O., & Roberts, R. D. (2019). Situational Judgment Tests as a Method for Measuring Personality: Development and validity evidence for a test of Dependability. PLoS ONE, 14(2), 1-19. e0211884. https://doi.org/10.1371/journal.