ISSN 2477-1686

Vol. 7 No. 21 Nov 2021

 

Menjaga Kesehatan Mental Dengan Traveling Selama Masa Pandemik Covid-19

 

Oleh:

Fahmi Idris Sitompul

Magister Psikologi Sains, Universitas Ssumatera Utara

 

Bagi sebagian pekerja bepergian atau liburan adalah merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan setelah bekerja. Pada saat kondisi pandemik COVID-19 bukanlah pilihan yang tepat untuk bepergian, dikarenakan terdapat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengharuskan setiap orang yang ingin bepergian dengan menggunakan angkutan umum seperti kapal terbang, kapal laut, dan kereta api diwajibkan untuk melakukan Swab Test Antigen/PCR Test dengan hasil tes hanya berlaku selama 1-2 hari saja. Bahkan terdapat beberapa hotel yang meminta hasil Swab Test Antigen/PCR Test sebagai salah satu administrasi untuk dapat menginap di hotel. Pemberlakuan Work From Home (WFH) juga menambah hari dan waktu jam kerja diatas jam kerja normal. Lalu apakah dengan terus melakukan kegiatan dari rumah baik untuk kesehatan mental pekerja ? Kondisi seperti ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara pekerjaan kantor dan kebutuhan pribadi  yang dapat menimbulkan kecemasan dan tingkat stres akibat rasa jenuh atau bosan yang dirasakan (Hamidah, 2020)

 

Menurut (Maslach, 1993) Kejenuhan merupakan suatu sindrom psikologis yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu emotional exhaustion (kelelahan emosional), depersonalization (mengalami kelelahan fisik dan mental), dan low personal accomplishment (menurunya pencapaian atau presetasi diri). Kejenuhan yang tinggi dapat menyebabkan individu sulit  untuk  mengikuti  arahan-arahan  mengenai  COVID-19  (Martarelli, 2020)Oleh karena itu penting untuk mencari cara untuk mengatasi kejenuhan tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kejenuhan adalah dengan travelling.

 

 

Bepergian atau liburan tidak hanya baik bagi kesehatan fisik, tetapi juga baik bagi kesehatan mental. Oleh karena itu, beristirahat dari kesibukan sehari-hari sangat penting untuk memulihkan pikiran dan tenaga. Bepergian dapat meningkatkan kebahagiaan dan menyebabkan kadar kortisol lebih rendah sehingga merasa lebih tenang dan puas. Selain itu juga membantu untuk merefleksikan tujuan dan minat pribadi. Perjalanan yang dilakukan dapat memperluas persepektif dan membuat lebih terbuka terhadap hal-hal yang baru. Namun bepergian atau berlibur tidak selalu menyenangkan, tetapi bisa menyebabkan masalah kesehatan mental seperti perubahan suasana hati, depresi, kecemasan, terutama dalam kondisi pandemik COVID-19 seperti sekarang. 

 

Kondisi seperti pandemi sekarang, memaksa individu untuk melakukan ekstra persiapan sebelum, sedang, dan sesudah melakukan perjalanan. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan perjalanan adalah dengan memeriksakan kesehatan ke dokter, apakah kondisi fisik memungkinkan untuk melakukan perjalanan dan bagi yang memiliki riwayat penyakit obat apa saja yang harus dipersiapkan selama melakukan perjalanan. Menentukan lokasi yang ingin dikunjungi juga penting, terutama selama pandemi. Pilih lah tempat wisata yang tidak terlalu ramai atau bukan dalam kondisi peak season dan pilih hotel yang menerapkan protokol kesehatan dengan memiliki sertifikat Cleanliness, hygiene, sanitation, and environment (CHSE). Pemilihan rekan bepergian juga sangat penting, karena rekan bepergian ini dapat memberikan dukungan social selama perjalanan dan dapat menjadi penyebabnya liburan anda menjadi menyenangkan atau sebaliknya.

 

Kedua, pada saat bepergian selalu pastikan mengonsumsi makanan yang sehat dan sempatkan waktu untuk berolaharga untuk menjaga daya tahan tubuh. Kemudian yang terpenting pada saat bepergian selalu mematuhi protokol kesehatan dengan selalu menerapkan 3 M yaitu selalu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Pemilihan lokasi wisata yang sudah menerapkan protokal kesehatan juga dapat membantu dalam menjaga kesehatan dari tertular COVID-19 selama bepergian. 

 

Ketiga, pada saat kembali dari bepergian atau liburan pastikan periksa kesehatan dengan melakukan tes kesehatan agar orang disekitar kita tidak khawatir tertular penyakit/COVID-19. Belum dapat diprediksinya kapan berakhir pandemi COVID-19 ini, memaksa kita harus menyesuaikan diri dengan aturan cara kebiasaan, salah satunya menerapkan kebiasaan baru dengan standar protokol kesehatan pada saat bepergian atau berlibur. Bepergian atau berlibur merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap individu akhir-akhir ini, diharapkan dengan tetap melakukan bepergian selama pandemi ini dapat membantu menjaga kesehatan mental kita dan juga menghidupkan roda perekonomian di daerah wisata, karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang terdampak akibat dari sepinya wisatawan selama pandemi COVID-19. Selain itu, sektor pariwisata merupakan salah satu penyumbang pedapatan Negara. oleh karena itu, dengan selalu mematuhi protokol kesehatan, mari bersama-sama kita menghidupkan kembali sektor pariwisata Indonesia yang aman selama pandemi COVID-19. 

 

 

Referensi:

 

Hamidah, T. (2020). Kejenuhan: Dampak Pandemi Covid-19. Buletin KPIN, ISSN 2477 - 1686 Vol.6.

 

Martarelli, C. S. (2020). Too bored to bother?Boredom as a potential threat to the efficacy of pandemic containment measures. Humanit.Soc.Sic, 7:28.

 

Maslach, C. (1993). Burnout, a multidimensional perspective. New York: Taylor & Francis.