ISSN 2477-1686

Vol. 7 No. 19 Okt 2021

Dari Insecure Jadi I’m Secure

 

Oleh

Risma Jayanti

Magister Profesi Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI

 

 

Fungsi media sosial pada masa kini tidak hanya sebatas sebagai sarana komunikasi, namun memiliki fungsi yang jauh lebih luas. Kini masyarakat semakin bebas untuk sharing kehidupan pribadi di media sosial ataupun untuk mengakses ruang private orang lain. Baik disengaja ataupun tidak disengaja, setiap hari mereka terpapar oleh informasi kehidupan dari orang-orang dalam koneksinya, dimana pada umumnya pengguna media sosial hanya menampilkan topeng sosial atau sisi ‘baik dan positif’ saja. Tanpa disadari hal ini bisa memberi dampak psikologis bagi individu, dimana mereka jadi cenderung mudah membandingkan diri dengan orang lain, yang pada akhirnya memicu munculnya rasa insecure.

 

Insecure merupakan rasa ketidakmampuan, kurang percaya diri, dan tidak mampu mengatasi, yang disertai dengan ketidakpastian umum dan kecemasan tentang tujuan, kemampuan, atau hubungan dengan orang lain (APA dictionary of psychology). Sebenarnya tidak ada orang yang benar-benar merasa secure sepenuhnya. Maka insecure merupakan hal umum dan wajar yang terjadi pada setiap orang. Diantara kita pasti memiliki rasa insecure dalam aspek, kadar, waktu dan intensitas yang berbeda-beda. Ingin benar-benar menghilangkannya, namun rasanya hampir mustahil. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengatasi dan mengelola insecure agar tidak mengganggu fungsi kita dalam menjalankan aktivitas keseharian, ataupun tidak menghambat pertumbuhan diri. Sebab, insecure yang berkepanjangan bisa memberi dampak pada kesehatan mental, seperti depresi, harga diri rendah, dan kecemasan, serta menjadi faktor yang berkontribusi pada gangguan makan dan gangguan penggunaan zat (Jaspan, 2019).

 

Penulis merumuskan tips-tips untuk mengatasi insecure, yaitu:

1.    Sadari, pahami dan cari tau sumber insecuremu

Bertanyalah pada dirimu sendiri. Beranikan untuk menghadapi dan menganalisa pengalaman menyakitkan yang pernah kamu lalui. Misal, saya insecure dalam hal apa? Kapan muncul? Pengalaman apa yang mungkin menjadi penyebab? Dsb. Memang tidak mudah memahami ini, pelan-pelan saja. Kamu pun bisa mengekspresikannya dalam tulisan agar lebih memudahkan.

 

2.    Evaluasi kembali cara pandangmu terhadap standar masyarakat secara bijak

Tidak selalu standar masyarakat yang berlaku bisa selaras dengan dirimu sendiri. Maka jangan ragu untuk menentukan value dan standar pribadimu apabila memang berbeda dengan standar yang berlaku umum. Misal, standar kecantikan perempuan yang terbentuk dari media saat ini tidak relevan dan tentu tidak dapat menentukan siapa diri saya.

 

 

3.    Re-program mindset yang lebih positif terhadap diri sendiri

Perkaya perspektifmu ketika menilai diri sendiri, khususnya terkait hal yang dapat membuat insecure.Kuatkan keinginan untuk berubah dan bangun mindset yang lebih positif terhadap diri sendiri. Kamu juga belajar untuk menumbuhkan self-love dan membiasakan diri untuk melakukan afirmasi positif kepada diri sendiri.

 

4.    Stop membandingkan diri dengan orang lain

Setiap orang itu unik dan kita memiliki tujuan, cara, dan waktunya masing-masing. Bijak gak sih kalau kamu cuma menilai seseorang dari sisi baik-baiknya saja? Padahal mereka punya kekurangan yang tidak pernah kamu tahu. Adil gak sih kalau kamu membandingkan beberapa aspek dalam diri kepada beberapa orang yang berbeda? Misal kamu membandingkan kecantikan fisik dengan si A, kecerdasan dengan si B dan kesuksesan dengan si C? Gak adil dong. Ingat, nobody’s perfect!

 

5.    Pilihlah lingkungan yang positif dan suportif

Lingkungan menjadi salah satu faktor yang membentuk sifat dan karakteristik seseorang. Dalam lingkungan yang positif, mereka dapat menerima dan mengertimu, serta memberikan dukungan yang sangat baik bagi kebutuhan psikologismu. Teman-teman yang suportif akan mendukung tumbuh kembangmu lebih optimal. Ingat, kamu punya kendali untuk memilih siapa saja yang menjadi teman dekatmu!

 

6.    Terapkan cara hidup mindfulness untuk melatih kontrol diri

Agar ketika terjadi suatu hal yang dapat mentrigger insecure mu, maka dengan sadar kamu belajar untuk tidak membiarkan insecure itu menguasai diri kamu lagi. Berhasil satu kali, dicoba lagi dan lagi hingga akhirnya kamu benar-benar bisa mengontrol insecuremu dengan baik.

 

Selamat mencoba!

 

 

Referensi:

 

American Psychological Association. (n.d.). Insecurity. In APA dictionary of psychology. Retrieved from https://dictionary.apa.org/insecurity

 

Jaspan, Jody. (2019). How Insecurities Impact Mental Health. The Light Program Pyramid Health Care.Retrieved from https://thelightprogram.pyramidhealthcarepa.com/insecurities-impact-mental-health/