ISSN 2477-1686

Vol. 7 No. 15 Ags 2021

What You Need To Know: Battered Woman Syndrome

 

Oleh:

Dinda Rovia’tun Nisa

Departemen Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia

 

Apa itu sindrom BWS? Apa penyebabnya? Bagaimana dalam pandangan hukum dan peran psikolog forensik? Mari kita bahas dalam artikel ini.

 

Apa Itu Battered Woman Syndrome?

Kalian tahu gak sih mengenai battered woman syndrome (BWS)? istilah yang terdengar sangat baru dan asing di telinga kita, memang BWS ini cukup berbeda dengan sindrom yang lain dan berkaitan juga loh dengan pascatraumatic stress disorder (PTSD) karena dalam DSM-III-R dikatakan bahwa BWS ini menjadi subkategori dari PTSD .

 

Pada tahun 1970-an pengaruh psikologis terhadap kesejahteraan perempuan dari berbagai bentuk kekerasan laki-laki terhadap perempuan mulai muncul dan menjadi kasus yang selalu dibahas (Walker, 2006). Saat ini, banyak  kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menjadi faktor penyebab berkembangnya BWS pada wanita, dengan melakukan penyerangan balik untuk membela diri sebagai alasan  melakukan tindakan tersebut. 

 

Lalu, apa sih BWS itu sendiri?

Jadi, BWS atau sindrom wanita babak belur adalah kondisi psikologis sebagai reaksi individu yang mengalami pelecehan oleh pasangannya. Gejala apa saja yang muncul? Menurut Walker (2006) mengatakan bahwa seseorang mengalami BWS jika:

  • mengalami kembali pemukulan seolah-olah terjadi lagi padahal sebenarnya tidak, 
  • berusaha menghindari dampak psikologis pemukulan dengan menghindari aktivitas, orang, dan emosi,
  • gairah berlebihan atau kewaspadaan berlebihan,
  • hubungan antarpribadi yang terganggu,
  • distorsi citra tubuh atau masalah somatik lainnya, dan
  • masalah seksualitas dan keintiman

 

Peran Psikolog Forensik?

Jika dilaporkan bahwa seorang wanita yang melaporkan mendapatkan pelecehan dan pemukulan, namun didakwa dengan kasus pembunuhan. Maka, psikolog forensik perlu melakukan pemeriksaan psikologis menyeluruh yang mana tugasnya menurut Fulero & Wrightsman (2009), sebagai berikut:

-Mengeksplorasi perjalanan “relationship

-Awal mula pelecehan oleh pasangan

-Upaya yang dilakukan untuk meninggalkan hubungan

-Perasaan wanita tentang suaminya yang telah dibunuh

 

Psikolog forensik perlu mencari verifikasi melalui self report dengan catatan medis dan wawancara. Selain itu, dapat pula menjadi saksi ahli dalam pengadilan.

 

Bagaimana Hukum Memandang Battered Woman Syndrome?

Menurut Fulero & Wrightsman (2009) dikatakan bahwa lebih dari 10% pembunuhan di Amerika Serikat dilakukan oleh wanita, dan sebagian besar wanita ini telah membunuh pasangan yang telah melakukan tindak kekerasan. Atas tindakan tersebut sebagian besar wanita di penjara karena didakwa kasus pembunuhan dengan status wanita tersebut sebagai korban.

 

Dalam pengadilan, seorang psikolog forensik menjadi saksi ahli menjelaskan apa yang dialami oleh wanita tersebut, penyebab mengapa wanita tersebut melakukan tindak pembunuhan. Sehingga, juri memberikan keputusan untuk membebaskan sebagian kecil dari perempuan yang dianiaya berdasarkan alasan tidak bersalah dengan alasan aksi kegilaan tersebut. Faktanya, banyak pendukung wanita yang mengalami kekerasan merasa sangat direndahkan jika wanita dinyatakan gila saat bertindak untuk menyelamatkan hidupnya sendiri. Alasan mengapa banyak keputusan pengadilan yang mengakui kesaksian ahli yaitu karena kesaksian tersebut didasarkan pada masalah dan fakta penting yang "di luar pengetahuan" dari rata-rata orang awam atau anggota juri.

 

Ewing mengatakan dalam buku Fulero & Wrightsman (2009) bahwa dirinya memiliki konsep baru yaitu pertahanan diri psikologis yang mana dijelaskan bahwa wanita sindrom babak belur yang membunuh pemukul mereka sebagai cara melindungi diri dari kehancuran secara psikologis. Selain itu, ia menyatakan dalam keadaan tertentu hukum harus mengakui self defense psikologis sebagai pembenaran untuk penggunaan kekuatan mematikan.

 

Referensi:

 

Fulero, S. M. & Wrightsman, L. S. (2009). Forensic Psychology. Third Edition. US: Wadsworth.

 

Walker, L. E. A. (2006). Battered woman syndrome: Empirical findings. Annuals of the New York Academy of Sciences, 1087, 142–157. https://doi.org/10.1196/annals.1385.023