ISSN 2477-1686

 Vol. 7 No. 9 Mei 2021

Kecemasan Pada Lansia Di Masa Pandemi Covid-19

 

Oleh

Novanta Br Sitepu

Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara

 

Kelompok lanjut usia (lansia) menjadi kelompok yang lebih rentan terkena virus COVID-19 karena rata-rata mereka sudah memiliki penyakit kronis. Maka, diam di rumah menjadi cara yang dinilai paling aman, agar mereka tidak terpapar virus yang bisa menyebabkan pneumonia tersebut. Menurut Pusat Analisis Determinan Kesehatan (PADK) Kementerian Kesehatan, virus corona lebih sering menyebabkan infeksi berat dan kematian pada lansia dibandingkan orang dewasa dan anak-anak. Penyebabnya, karena kelompok lanjut usia sering dikaitkan dengan mereka yang rentan terhadap berbagai penyakit. Hal itu terjadi karena fungsi fisiologisnya berangsung-angsur akan berkurang termasuk sistem imun tubuh.

 

Di masa pandemi Covid-19 ini, lansia yang kerap disebut kelompok rentan kemungkinan akan menghadapi kecemasan. Kecemasan pada lansia bisa berubah menjadi gangguan karena berbagai faktor seperti pandemi covid-19 sekarang. Kecemasan pada lansia ketika pandemi ini, misalnya, sama sekali tidak mau ke luar rumah dan kontak fisik. Pada kondisi pandemi sekarang ini, banyak pula lansia yang menjadi cemas, karena informasi COVID-19 yang gencar membuat mereka lebih was-was. Kecemasan itu jika tidak bisa dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan stres.

 

Kecemasan adalah salah satu dari spektrum gangguan emosi yang meliputi gabungan antara kognitif, emosi (perasaan), dan disfungsi fisik. Spektrum gangguan emosi itu mencakup gangguan emosi umum, gangguan emosi khusus (fobia, obsesif kompulsif, panik, post traumatik), gangguan tidur, gagal pulih, depresi, gangguan bipolar.

 

Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang mencakup ketegangan motorik (bergetar, tidak dapat duduk tenang, tidak dapat bersantai); hiperaktivitas (pusing, jantung yang berdetak cepat dan juga berkeringat); dan harapan-harapan dan pikiran-pikiran yang mendalam (Laura, 2010). Gangguan kecemasan berbeda dari kecemasan sehari-hari yang mungkin kita alami. Kecemasan ini tidak dapat dikendalikan, tidak proporsional bila dibandingkan dengan bahaya nyata yang mungkin dihadapi, dan gangguan sehari-hari orang tersebut.

 

Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (dalam Fausiah, 2007) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.

 

Kecemasan yang dialami oleh lansia cukup wajar karena memang antibody mereka tidak sekuat orang-orang muda, sehingga kecemasan yang muncul pada mereka juga meningkatkan kewaspadaan dalam menjalani hari-hari di tengah pandemi covid 19 ini.

 

Kecemasan lansia bisa berupa kecemasan primer. Kecemasan ini terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Ada juga kecemasan sekunder yang biasanya berkaitan dengan kondisi kesehatan. Misalnya penyakit yang tidak sembuh-sembuh, kualitas hidup yang terus menurun, dan manifestasi efek samping obat tertentu. Kecemasan yang berlebihan disertai ketegangan motorik dan sikap kehati-hatian yang sangat berlebih dan dan berlangsung lebih dari 6 bulan gejalanya: ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan kehatian-hatian berlebihan.

 

Kecemasan bisa berpengaruh terhadap perawatan medik seperti somatisasi, hipokondri, penurunan status fungsional, serangan akut, gejala hipertensi, gejala kulkus lambung, dan iritabel usus. Kecemasan juga dapat menimbulkan komplikasi lain seperti alkoholisme, insomnia, depresi, dan percobaan bunuh diri.

 

Untuk mengurangi rasa kecemasan pada lansia, ada baiknya memang menyibukkan diri dengan kegiatan lain yang bisa dilakukan di rumah.

Kegiatan yang bisa dilakukan selama pandemi:

1.    Memasak

Tidak hanya dilakukan oleh yang biasa masak, setelah di rumah saja banyak lansia juga jadi suka masak dengan cara mencoba dari Youtube. 

2.    Beribadah bersama

Bisa melakukan ibadah bersama keluarga lima kali sehari bersama-sama bagi yang muslim, yang non muslim bisa juga beribadah bersama-sama di rumah. 

3.    Mencoba mencari kegiatan baru, seperti berkebun. 

Kegiatan menyenangkan lain yang bisa dilakukan adalah berkebun. Selain mengalihkan perasaan cemas, berkebun juga membuat lingkungan semakin indah dan sedap dipandang mata

4.    Bersosialisasi dengan menggunakan videocall dengan teman atau keluarga.

Komunikasi melalui videocall bisa menjadi salah satu alternative untuk mengobati rasa kangen terhadap keluarga yang jauh. Apalagi pada masa pandemi ini yang mengharuskan stay at home dan larangan untuk berkerumun.

5.    Ada yang masih menerima kunjungan anak cucu, dengan protokol kesehatan sangat ketat, karena tahu bahwa lansia rentan.

 

Referensi:

 

Fauziah, Fitri dan Julianti Widuri. 2005. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: UI Press.

 

Geriatri.id. (2020, 23 Juni). Tips Bagi Lansia Mengatasi Kecemasan di Masa Pandemi. Diakses dari https://www.geriatri.id/artikel/780/gangguan-kecemasan-pada-lansia

 

King, Laura A. 2010. Psikologi Umum. Salemba Humanika: Jakarta

 

Ramaiah, Savitri. 2003. Kecemasan. Bagaimana mengatasi penyebabnya. Pustaka Populer Obor:Jakarta.