ISSN 2477-1686

Vol. 6 No. 14 Juli 2020

Manfaat Olahraga Bagi Kesehatan Mental

 

Oleh

Dewi Syukriah

Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia Y.A.I

 

Anda pastinya pernah mendengar ungkapan “Mens sana in corpore sano, “ Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”, yang sudah dikenal oleh banyak orang sejak lama dan terbukti benar karena orang yang rutin berolahraga akan memiliki tubuh yang sehat / bugar dan kesehatan yang terjaga, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, bersemangat, tidak cepat lelah dan tidak mudah sakit. Olahraga sangat penting bagi tubuh karena orang yang terbiasa berolahraga akan lebih sehat dibandingkan dengan orang yang jarang berolahraga. Tetapi, olahraga bukan hanya baik untuk fisik saja,  dewasa ini, sudah banyak dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui manfaat olahraga bagi kesehatan mental. Jadi, selain membuat fisik lebih bugar dan ideal, olahraga ternyata terbukti secara ilmiah  memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan mental manusia.

 

Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental? Menurut definisi dari World Health of Organization (WHO, 2018), kesehatan mental adalah  "Keadaan kesejahteraan di mana seorang individu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan dengan normal, dapat bekerja secara produktif serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya"

 

Di tengah banyaknya tekanan kehidupan yang dialami oleh seorang individu, seperti tekanan pekerjaan, Tekanan  waktu deadline,  tekanan ekonomi, keluarga, permasalahan pribadi, dan lain sebagainya, wajar jika seorang individu merasa lelah secara fisik dan batin. Dimana jika tekanan-tekanan tersebut terus berlanjut secara berkesinambungan tanpa ada jalan keluar, maka akan berdampak pada tubuh secara fisik dan batin, seperti sering sakit, sering merasa lelah, tidak bersemangat bahkan hingga stress dan depresi.

 

Tidak ada manusia di dunia ini yang ingin sakit. Berbagai macam cara dilakukan oleh setiap orang untuk tetap sehat. Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk tetap sehat, seperti minum vitamin secara rutin, makan makanan bergizi, sering kontrol kesehatan ke dokter, berolahraga, dll. Namun sayangnya, di saat kesadaran masyarakat akan hidup sehat semakin meningkat,  kesadaran tersebut tidak diimbangi dengan kenyataan. Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah survei bertajuk "Gaya Hidup Sehat dan Aktif" yang digagas oleh Fonterra Brands Indonesia dan Perhimpuanan Osteoporosis Indonesia (Perosi), dilansir dari www.beritasatu.com, dimana Survei tersebut menemukan, kebanyakan orang Indonesia paham hidup sehat dan aktif merupakan hal yang penting, namun bertolak belakang dengan kenyataannya. Hal ini dibuktikan dengan fakta, 4 dari 5 orang Indonesia tidak berolahraga secara rutin dan tidak ada waktu menjadi halangan terbesar mereka. Selain itu, masyarakat Indonesia masih menghabiskan waktunya selama 10 jam dalam sehari, dengan aktifitas seperti duduk, bekerja di meja, dan menghabiskan waktu berkendaraan (Fer, 2015).

 

Terlepas dari fakta tersebut, sebenarnya banyak sekali manfaat dari berolahraga secara rutin, selain menjaga kesehatan fisik, olahraga juga dapat menjaga kesehatan mental, seperti yang diungkapkan oleh Rosenbaum (2014) Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan melindungi kesehatan mental kita adalah dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik seperti berolahraga secara rutin. Aktivitas fisik telah terbukti memiliki pengaruh yang kuat dan positif pada kesejahteraan mental dan beberapa penyakit mental. Senada pula dengan yang diungkapkan oleh Rimer (2012) Aktivitas fisik dapat digunakan dalam pengobatan untuk depresi dan dapat digunakan sebagai pengobatan mandiri atau sebagai terapi kombinasi dengan obat-obatan dan / atau terapi psikologis. Olahraga adalah aktivitas fisik yang selalu  tersedia untuk semua orang, untuk melakukannya tidak memerlukan banyak biaya dan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

 

Dengan berolahraga  juga  dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes, osteoporosis, kanker, obesitas dan cedera. Partisipasi dalam berolahraga juga dapat mengurangi depresi, stress dan kecemasan pada seorang individu, memperbaiki kualitas tidur, mempertahankan berat badan ideal, meningkatkan mood,  meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan energi, serta meningkatkan kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi (VicHealth, 2010).

 

Nah, banyak bukan manfaat dari olahraga? Tidak pernah ada kata terlambat untuk menyehatkan diri sendiri. Olahraga tidak musti dilakukan di pusat kebugaran dengan biaya mahal, olahraga bisa dilakukan dengan murah meriah, dimulai dengan berjalan kaki minimal 30 menit setiap hari, berlari, naik sepeda, angkat beban, aerobic,kardio, senam,  dan lain sebagainya. Tutorial mengenai olahraga pun dapat dengan mudah kita ditemukan di berbagai platform media seperti youtube, media sosial, TV, dan media cetak.

 

Jadikan olahraga menjadi bagian dari gaya hidup, bukan hanya karena keinginan sesaat. Efek olahraga tidak akan terlihat hanya dalam waktu singkat, manfaatnya baru akan terlihat untuk jangka panjang. Memang dengan berolahraga pertama kali tentunya akan memiliki dampak terhadap tubuh, seperti badan sakit-sakit saat pertama kali berolahraga yang banyak dialami oleh banyak orang. Karena takut badan sakit, akhirnya orang menjadi malas olahraga. Rasa sakit atau ketidaknyamanan yang timbul pada tubuh merupakan masa adaptasi untuk membuat otot menjadi lebih kuat dan mampu melakukan tugas berikutnya. Karena itu seseorang sebaiknya tidak patah semangat atau justru berhenti berolahraga, karena rasa sakit ini hanyalah proses adaptasi tubuh.

 

Ketika rasa malas melanda, ingatlah selalu bahwa untuk menjadi sehat itu mahal harganya. Tidak ada salahnya mencegah dibandingkan mengobati dan ingatlah selalu bahwa  kita tidak berhenti berolahraga karena menjadi renta, tetapi kita akan menjadi renta karena berhenti berolahraga.

 

Yuk, mari kita jaga kesehatan fisik dan mental kita dengan selalu rutin berolahraga !

 

 

Referensi:

 

Fer. (10 Desember, 2015). 4 dari 5 orang Indonesia malas berolahraga. Diakses dari https://www.beritasatu.com/kesehatan/329610-4-dari-5-orang-indonesia-malas-berolahraga.

Rimer J, Dwan K, Lawlor DA, Greig CA, McMurdo M, Morley W, et al.(2012). Exercise for depression. Cochrane Database Syst Rev. (7):CD004366.

Rosenbaum S, Tiedemann A, Sherrington C, Curtis J, Ward PB. (2014). Physical activity interventions for people with mental illness: a systematic review and meta-analysis. Journal Clinical Psychiatry. 75(9):964-74.

VicHealth. (2010). Participation in Physical Activity. Australia: Victorian Health Promotion Foundation.

World Health Organization. (2018). Mental health: Strengthening our response. Fact sheet. Retrieved from https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response.