ISSN 2477-1686

 

Vol.6 No. 07 April 2020

Instruksi Stay At Home Bagi Ibu Rumah Tangga

Oleh:

Uwaisy Salsabil

Mahasiswa Magister Psikologi Sains Universitas Sumatera Utara

 

Instruksi untuk tetap berada di rumah telah dikeluarkan langsung oleh pemerintah pusat dalam rangka mengatasi penyebaran Covid-19. Banyak pengalihan aktivitas yang tadinya dilakukan di luar rumah menjadi kegiatan yang harus dilakukan di dalam rumah seperti bekerja, belajar dan belanja. Alhasil, banyak orang mengalami kebosanan karena menjalani segala aktivitas di dalam rumah saja sejak pertengahan Maret 2020. Berbagai situs berita dan jejaring sosial ramai memberikan solusi mengenai pilihan kegiatan menarik untuk mengusir kebosanan di rumah. Namun sebagian besar hal tersebut ditujukan bagi orang yang tadinya terbiasa melakukan aktivitas di luar rumah. Bagaimana halnya dengan ibu rumah tangga yang memang dalam kesehariannya selalu berkutat dengan urusan domestik rumah tangga?

Kejenuhan Ibu Rumah Tangga

Bagi ibu rumah tangga, bekerja dan berkegiatan di dalam rumah bukanlah hal baru lagi. Makanya kebijakan stay at home dari pemerintah cenderung dianggap biasa saja untuk ibu rumah tangga. Akan tetapi, sejatinya ibu rumah tangga pun merupakan makhluk sosial yang butuh berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Berbelanja bahan makanan di kedai sayur ataupun swalayan, berkumpul dengan para tetangga, bertemu teman atau sahabat untuk mengobrol di restoran, berekreasi dan berjalan-jalan di pusat perbelanjaan dengan anak dan suami di akhir minggu merupakan sebagian kegiatan pengusir penat bagi ibu rumah tangga. Mengurangi kepenatan ini dilakukan mereka untuk memperoleh kesejahteraan subjektif yang didapat dari berbagai aspek seperti rekreasi, cinta, pernikahan dan persahabatan (Diener et al. dalam Utami, 2009). Sayangnya di tengah pandemi Covid-19 ini, akhir pekan tidak lagi menjadi waktu yang istimewa bagi para ibu rumah tangga untuk melakukan semua kegiatan tersebut.

Akhir pekan yaitu hari Sabtu dan Minggu menjadi waktu yang sama dengan kelima hari lainnya. Semua kesibukan rumah tangga mulai dari memasak, membereskan rumah, mencuci dan menyetrika baju, dan mengurus anak terasa begitu monoton tanpa adanya kesempatan untuk berkegiatan di luar rumah. Hal sederhana untuk mengatasi kebosanan yang muncul sebaiknya adalah dengan mengubah cara pandang. Awali dengan pemahaman bahwa dengan tetap tinggal di rumah merupakan wujud peran serta sebagai masyarakat dalam mengatasi Covid-19. Berada di rumah saja berarti memiliki kesempatan untuk meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota keluarga, teman, sahabat juga tetangga. Berbekal pemahaman ini maka perlahan sikap dan perilaku dapat diubah (Wimbarti, 2011). Sehingga ibu rumah tangga tetap dapat merasakan kesejahteraan subjektif.

 

Ciptakanlah Kreativitas dan Inovasi Kegiatan

Cara mendapatkan rasa sejahtera tersebut tentunya dengan tetap menjadikan akhir pekan sebagai hari yang khusus. Kegiatan domestik rumah tangga dapat dilakukan bersama-sama di saat suami tidak lagi terhubung dengan masalah pekerjaan dan anak terbebas dari tugas sekolahnya. Sehingga ibu akan terbantu dan punya banyak waktu untuk melakukan berbagai aktivitas kreatif. Kreativitas dapat dimulai dalam hal apa saja, namun yang paling mudah bagi ibu rumah tangga yaitu menciptakan menu masakan baru. Bahan makanan seadanya dapat diolah menjadi makanan baru yang sarat nutrisi baik. Kemudian agar tetap bersosialisasi dengan teman dan sahabat, menu baru ini dapat dibagikan melalui grup jejaring sosial yang dimiliki. Sehingga komunikasi masih terjalin seperti sedia kala. Bahkan hasil masakan tersebut dapat dibagikan kepada tetangga. Tentunya dengan tetap menjaga jarak fisik dan menghindari percakapan panjang ketika mengantarkan makanan tersebut.  

Ide kreatif lainnya yang dapat diterapkan yaitu memindahkan orientasi kegiatan yang biasa dilakukan di luar rumah menjadi aktivitas rumahan. Misalnya, rekreasi keluarga dapat dipindahkan menjadi piknik di halaman rumah, belanja daring dengan menyertakan suami dan anak untuk memilih produk-produk yang diinginkan, dan menonton film bersama dalam bioskop mini yang dikreasikan di ruang keluarga. Kesemua itu sangat mungkin diaplikasikan para ibu rumah tangga agar selalu merasa senang menjalani kesibukan di dalam rumah. Hal ini dikarenakan kreativitas merupakan salah satu kekuatan karakter yang dapat menimbulkan kebahagiaan (Wijayanti dan Nurwianti, 2010).

Kesimpulannya, ibu rumah tangga dapat menjadi pihak yang sangat terpengaruh dengan kebijakan untuk tetap berada di rumah. Hal ini disebabkan para ibu rumah tanggalah yang selalu menghabiskan waktunya untuk segala urusan domestik di dalam rumah. Akhir pekan yang tadinya ditunggu-tunggu untuk melakukan berbagai kegiatan menyenangkan di luar rumah, kini tidak lagi. Rasa jenuh pun rentan dirasakan. Namun dengan tetap menjadikan hari Sabtu dan Minggu sebagai waktu spesial yang dinantikan, ibu rumah tangga dapat menciptakan berbagai inovasi kegiatan. Contohnya yaitu membuat kreasi menu masakan dan mengubah aktivitas luar rumah menjadi aktivitas dalam ruangan. Kegiatan kreatif tersebut diharapkan mampu memberikan kebahagiaan bagi para ibu rumah tangga.

 

Referensi

Utami, M. S. (2009). Keterlibatan dalam Kegiatan dan Kesejahteraan Subjektif Mahasiswa. Jurnal Psikologi, 36(2), 144-163.

Wijayanti, H., & Nurwianti, F. (2010). Kekuatan karakter dan kebahagiaan pada suku Jawa. Jurnal Psikologi, 3(2), 114-122.

Wimbarti, S. (2011, Mei). Life style dari sudut pandang Psikologi dikaitkan dengan perilaku dan lingkungan (arsitektur dan perkotaan). Dipersentasikan dalam Seminar Nasional dan Workshop Lifestyle and Architecture, Yogyakarta.