ISSN 2477-1686

Vol.6 No. 01 Januari 2020

 

Psikologi Kerekayasaan

 

Oleh

Mariance Feronika Manullang, Iffah Karimah, Seno Alkahfi, dan Laila Meiliyandrie Indah Wardani

Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana

 

Apa sih psikologi kerekayasan itu?

Bagaimana sih penerapan nya dalam kehidupan sehari-hari?

 

Sebagian orang mungkin sangat jarang mendengar psikologi kerekayasaan, atau bahkan banyak orang yang belum pernah mengetahui apa itu psikologi kerekayasaan. menurut Ngarani (2017) psikologi kerekayasaan itu adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang berkaitan dengan pekerjaan, lingkungan kerjanya serta peralatan atau mesin-mesin penunjang dalam bekerja, sehingga semua hal tersebut sesuai dengan kemampuan atau keinginan tenaga kerja. Psikologi kerekayasaan dikembangkan oleh Fredick W. Tailor pada tahun  1898, beliau terkenal dengan studinya tentang kerja manual dan dimensi waktu. Setelah perang dunia ke II psikologi kerekayasaan ini semakin dikenal dan diminati.

 

Dalam hand book of psychology industrial and organization psikologi kerekayasaan sering disebut dengan engineering psychology, karena berkaitan psikologi kerekayasaan ini tidak hanya berhubungan dengan human factor dan psikologi ekperimen terapan saja tetapi juga berhubungan dengan engineering, ergonomics, biomechanics, dan psikoteknologi Caphanis (dalam Schmitt & Highhous, 2013).

 

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam psikologi kerekayasaan ini, antara lain:

 

Pertama adalah pengaturan tempat kerja, hal ini berkaitan dengan penataan lingkungan pekerjaan. Penataan di area lingkungan pekerjaan ini sangat berpengaruh terhadap mood atau kondisi pekerjaan karyawan.

 

Kedua adalah ukuran dan tata letak mesin-mesin atau peralatan kerja. Pengaturan ini disesuaikan dengan kapasitas karyawan atau penataan yang mudah di jangkau akan sangat berdampak pada keefisienan kita pada saat bekerja.

 

Ketiga adalah warna dinding, ternyata warna dinding ruangan kerja akan mempengaruhi aktivitas yang akan dilakukan di dalam ruangan tersebut. Hal ini terjadi karena tubuh manusia mempunyai reaksi fisiologis dan psikologis terhadap warna. Oleh karena itu warna ruangan kerja di sesuaikan dengan aktivitas di ruangan tersebut. contohnya: warna biru dan hijau yang akan memberikan kesan tenang dan sejuk, warna orange dan kuning yang akan merangsang kerja otak dan memberikan efek cerah, sedangkan warna coklat dan putih memberikan efek netral yang artinya dapat digunakan dan diterapkan pada aktivitas apapun.

 

Selanjutnya adalah analisis waktu dan gerak, menurut Manurung (2017) dalam dunia kerja analisa waktu dan gerak sangat berperan penting, hal tersebut berkaitan dengan ketepatan waktu seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya dan bergerak sesuai dengan kapasitasnya dalam melakukan pekerjaan.

 

Schultz (dalam Spector, 2017) mengatakan bahwa kondisi fisik kerja perlu diperhatikan, dalam pekerjaan hal ini berkaitan dengan kenyamanan dalam bekerja, contohnya: penerangan yang baik di dalam ruangan kerja sehingga dapat menghindari ketegangan pada mata. Selain itu kebisingan juga yang perlu di atur dalam ruangan kerja, misalnya suara musik yang kencang dan keras akan sangat berpengaruh pada kondisi kerja, hal ini akan mengakibatkan pekerja tidak nyaman dan tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya, namun lain halnya jika memperdengarkan musik yang tenang karena alunan musik yang tenang ini diduga dapat membuat pekerja menjadi rileks dan santai. Selail kedua hal di atas pengaturan suhu ruangan pun diindikasikan dapat mempengaruhi kondisi kerja seseorang.

 

Terakhir adalah distribusi jam kerja, hal ini berkaitan dengan jam kerja karyawan. di indonesia yang pengaturan jam kerja normalnya adalah 8 jam sehari. Hal ini di atur dalam undang-undang ketenagakerjaan, jika jam kerja melebihi 8 jam maka dinyatakan sebagai kerja lembur. Untuk distribusi jam kerja ini ada bermacam- macam contoh nya: kerja paruh waktu atau kerja sampingan, kerja lentur atau pekerjaan yang memiliki jam kerja flexibel contohnya: driver online atau penjual online shop.

 

Nah, setelah membaca penjelasan di atas, diharapkan kita dapat lebih memahami psikologi kerekayasaan dalam aktivitas sehari-hari.

 

 

Referensi:

 

Ngarani, A. (2017). Psikologi kerekayasaan dan motivasi. ditemu kembali di http://student.blog.dinus.ac.id/myutopia/2017/05/14/psikologi-kerekayasaan-motivasi/

 

Spector, E. P. (2017). Industrial and Organizational Psychology: Research and practice. 7th Edition. Hoboken, N. J.: John Wiley & Sons, Inc.

 

Schmitt, N. W. & Highhouse, S. (2013). Handbook of psychology industrial and organizational psychology. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

 

Munandar, A. S. (2006), Psikologi industri dan organisasi, Jakarta: Penerbit UI.

 

Manurung, A., Sutanti, Y. S., & Adam, D. H. (2017). Analisis stress kerja dan upaya intervensi psikologi kerekayasaan dalam mengatasi stre kerja nelayan tradisional tanjung peni citangkil dan leleyan grogol pesisir pantai Cilegon. Jurnal Ergonomi dan K3, 2(1), 35-35.