ISSN 2477-1686  

 Vol. 11 No. 42 September 2025

Antara Passion dan Profit: Mungkinkah Gen Z Mendapatkan Keduanya?

Oleh:

Nelshi Ramanda Putri dan Laila Meiliyandrie Indah Wardani

Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana

 

Passion dan profit dalam kacamata Gen Z

Generasi Z atau Gen Z biasa disebut dengan generasi digital yang merupakan generasi muda yang tumbuh dan berkembangnya erat dengan teknologi digital (Aditya et al., 2019). Generasi Z mengaku sebagai generasi yang bekerja paling keras, namun karena mereka menghargai fleksibilitas dalam bekerja, generasi ini tidak rela jika harus dipaksa bekerja ketika mereka tidak ingin bekerja (Sakitri, 2021). Di era digital 4.0, Generasi Z lebih memilih pekerjaan yang memiliki bayaran lebih cepat dan menghindari pekerjaan yang memiliki komitmen tinggi. Mereka juga lebih tertarik pada bidang pekerjaan yang dapat dioperasikan secara virtual (Umamy et al., 2024).

Selain itu, alasan Gen Z tetap memiliki persentase kerja yang tinggi adalah karena memiliki fasilitas kerja yang memadai, pengembangan karir yang tersedia, fleksibilitas dalam hal waktu, tempat bekerja. Tujuan karir pada Gen Z adalah membangun banyak karir multi-tasking. Bekerja sesuai dengan passion dan keinginan juga dapat meningkatkan performa sekaligus menikmati pekerjaan tersebut (Yunita et al., 2024). Gen Z juga berpendapat bahwa kebahagiaan dalam bekerja juga akan mudah terwujud apabila seseorang dapat bekerja sesuai dengan passion mereka. Passion dalam bekerja merupakan keinginan yang kuat dalam diri individu pada pekerjaan yang disukai dan dianggap penting, sehingga mereka bersedia memberikan waktu dan energinya untuk pekerjaan tersebut (Vallerand dalam Yunita et al., 2024).

 

Tantangan mewujudkan work passion dan profit di era digital

Dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion serta bayaran atau profit yang tinggi di era digital ini, ada banyak tantangan yang akan dihadapi oleh Gen Z diantaranya adalah tekanan sosial dan kesuksesan yang tidak realisti seperti influencer yag terlihat hidup mewah di usia muda. Hal ini dapat menciptakan tekanan internal untuk segera sukses tanpa mempertimbangkan proses yang realistis. Banyak dari Gen Z yang meskipun tergolong hi-tech, tapi tidak dibekali pengetahuan yang cukup tentang keuangan dan perencanaan karir jangka panjang (Sari, 2024).  

Cepatnya arus informasi yang mudah diterima membuat Gen Z sulit fokus dalam mencapai keinginan mereka, seringkali Gen Z terjebak dalam siklus konsumsi konten tanpa produktivitas yang membuat mereka sering berpindah-pindah minat karena terpengaruh tren baru yang muncul setiap waktu (Raharja, et. Al., 2025).

 

3 keterampilan penting Gen Z dalam mewujudkan passion dan profit di era digital

Dalam era digital yang terus berkembang pesat, generasi muda akan menghadapi berbagai tantangan baru yang menuntut mereka untuk memiliki serangkaian keterampilan krusial agar dapat bersaing dan berhasil di lanskap profesional yang terus berubah ini. Di antara keterampilan penting tersebut, Gen Z perlu menguasai tiga aspek utama yang akan memungkinkan mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan berinovasi.

Pertama, literasi digital menjadi pondasi yang tak tergantikan. Sebagai generasi yang lahir dan tumbuh di tengah gelombang teknologi, Gen Z memang memiliki akses luas terhadap informasi dan perangkat digital. Namun, akses ini harus diimbangi dengan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi secara efektif dan bertanggung jawab. Literasi digital yang baik memungkinkan Gen Z mengevaluasi informasi yang mereka peroleh dengan bijak, membedakan fakta dari disinformasi, dan pada akhirnya, terhindar dari penyebaran berita bohong atau hoax (Raharja et al., 2025). Lebih dari sekadar menghindari jebakan, keterampilan ini juga memberdayakan Gen Z untuk menyalurkan dan memaksimalkan passion mereka melalui teknologi, baik itu dalam bidang desain, copywriting, coding, atau mengikuti kursus daring yang relevan.

Selanjutnya, keterampilan komunikasi memegang peranan vital. Penggunaan platform digital yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari menuntut Gen Z untuk terus berinteraksi dan terhubung dengan beragam individu, terutama dalam lingkungan kerja. Oleh karena itu, pengembangan komunikasi yang efektif menjadi esensial untuk membangun hubungan yang harmonis, meningkatkan efektivitas kerja, dan memfasilitasi kolaborasi yang lancar dalam tim. Komunikasi yang baik juga merupakan kunci untuk membangun jaringan profesional yang kuat antar individu (Hapsari et al., 2024). Lebih dari itu, keterampilan komunikasi yang mumpuni dapat mengubah passion menjadi peluang jaringan dan kolaborasi yang menghasilkan profit. Agar berhasil, Gen Z harus mampu mengartikulasikan dan menyampaikan nilai dari passion mereka kepada audiens, klien, atau investor secara profesional dan persuasif.

Terakhir, namun tidak kalah penting, adalah kemampuan berpikir kritis dan problem solving. Di era digital yang dibanjiri informasi dan diwarnai perubahan yang sangat cepat, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah akan menjadi kompas bagi Gen Z. Keterampilan ini membekali mereka untuk menghadapi tantangan kompleks di tempat kerja dengan menemukan jalan keluar yang inovatif. Selain itu, keterampilan ini juga secara signifikan meningkatkan kompetensi kerja dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang tak terelakkan (Nugroho dan Aulia, 2024). Dalam konteks personal, kemampuan ini dapat digunakan untuk menganalisis apakah suatu passion memiliki potensi besar, mengidentifikasi target audiens yang tepat, atau membuat keputusan cerdas tentang kapan harus berinovasi agar tetap relevan dan sukses.

 

Kesimpulan

Gen Z dikenal sebagai generasi yang akrab dengan dunia digital dan berusaha menemukan titik tengah antara menjalani pekerjaan yang mereka sukai dan memperoleh penghasilan yang layak. Untuk bisa meraih karier yang tidak hanya sesuai minat tapi juga menguntungkan, Gen Z perlu membekali diri dengan kemampuan literasi digital, komunikasi yang efektif, serta pola pikir kritis dan solutif agar bisa beradaptasi, menjalin koneksi profesional, dan menjadikan passion sebagai kekuatan utama dalam membangun masa depan.

 

Daftar Pustaka

Adityara,  S.,  Taufik  Rakhman,  R.,  & Teknologi Bandung, I. (2019). Karakteristik Generasi Z dalam Perkembangan Diri Anak Melalui Visual

Hapsari, R., Agustina, S., Wijaya, R., & Romadona, M. R. (2024). Kurangnya Keterampilan Komunikasi Generasi Z Memasuki Pasar Kerja. Jurnal Pekommas9(1), 55-65.

Nugroho, J., & Aulia, V. (2024). Strategi Membangun Keterampilan Berpikir Kritis untuk Generasi Z di Era Digital. Jurnal Transparansi Administrasi, 7(1), 50-60.

Raharja, A. P., Ahmad, A., Aprilia, J., Syadiah, F. D., & Fauzi, F. I. (2025). Dampak Era Digital terhadap Keterampilan Membaca Generasi Z. Jurnal Lingkar Pembelajaran Inovatif, 6(1), 107-115.

Sakitri,  G.  (2021).  Selamat  Datang  Gen Z   ,   Sang   Penggerak   Inovasi. Forum Manajemen  Prasetiya  Mulya, 35(2),  1–10

Sari, T. R. (2024). Kualitas Hidup Generasi Z Di Tengah Kemajuan Teknologi. DAWUH: Islamic Communication Journal5(3), 96-102.

Umamy, S., Laili, J., & Saibah, S. (2024). Peran Motivasi dalam Hubungan Kompetensi dan Keputusan Karir Gen Z. Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis8(1), 18-26.

Yunita, P. I., Kusuma, K. R., Pradhana, I. P. D., & Wijaya, I. P. Y. P. (2024). PENGALAMAN KEBAHAGIAAN KARYAWAN GEN Z: PERSPEKTIF FENOMENOLOGI PADA PEKERJAAN PERTAMA. Juremi: Jurnal Riset Ekonomi4(3), 817-828.