ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 41 September 2025
Psikologi Pendidikan dalam Era Transformasi Ekologi:
Mengembangkan Kesadaran Lingkungan di Kalangan Siswa
Oleh:
Diak. Diana Christiany Malau
Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI
Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah membawa perubahan besar terhadap gaya hidup dan interaksi manusia dalam lingkungan sosialnya. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya mempengaruhi cara manusia bekerja, tetapi juga cara mereka berpikir, berkomunikasi, dan membangun relasi sosial. Pernyataan ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Manuel Castells bahwa Revolusi dalam teknologi informasi telah mengubah tatanan sosial dan ekonomi di seluruh dunia, dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap cara orang berinteraksi, bekerja, dan menjalin hubungan dalam komunitas. Selain mempengaruhi pola komunikasi atau interaksi, perkembangan teknologi juga menimbulkan terjadinya krisis ekologis seperti perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan deforestasi telah menuntut perhatian serius dari semua sektor kehidupan termasuk lembaga keagamaan bahkan pendidikan. Dalam artikel ilmiah yang berjudul “Exploring Youth Activism on Climate Change: dutiful, disruptive, and dangerous dissent” dirumuskan bahwa sistem pendidikan, perlu mengakui, mendukung, dan memfasilitasi keterlibatan generasi muda dalam cara-cara yang bermakna untuk memperhatikan alam, keutuhan ciptaan dan mengatasi krisis ekologi (O’brien et al., 2018).
Transformasi ekologi bukan hanya tentang perubahan fisik pada lingkungan, tetapi juga mencakup pergeseran cara berpikir, bersikap, berperilaku, dan membangun hubungan antara manusia bahkan dengan alam untuk menciptakan lingkungan hidup. Dalam hal ini, penting untuk melihat peran psikologi pendidikan sebagai jembatan dalam mendidik, mengedukasi dan membentuk kesadaran maupun perilaku ekologis, terutama di kalangan siswa sebagai generasi bangsa di masa mendatang.
Psikologi pendidikan berfokus pada bagaimana individu belajar dan berkembang dalam konteks pendidikan. Dalam era transformasi ekologi, peran psikologi pendidikan menjadi penting untuk membentuk sikap, nilai, dan perilaku yang pro-lingkungan. Hal ini sejalan dengan teori pembelajaran sosial dari Albert Bandura yang menyatakan bahwa perilaku dipelajari melalui pengamatan dan peniruan (Bandura, 2020). Dengan demikian, para siswa dapat membentuk kesadaran ekologis melalui model peran yang mendukung lingkungan dari para stakeholder seperti guru, orang tua, dan tokoh masyarakat. Perubahan perilaku tidak dapat dicapai hanya dengan memberi pengetahuan, tetapi harus diikuti dengan pembentukan kebiasaan yang pada akhirnya menjadi sebuah life style atau gaya hidup. Psikologi pendidikan menyediakan pendekatan yang holistik untuk mengintegrasikan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (tindakan) dalam pendidikan lingkungan.
Kesadaran lingkungan adalah kondisi mental dan emosional seseorang dalam memahami pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. Dalam psikologi pendidikan, kesadaran ini bisa dikembangkan melalui pendidikan karakter sebagaimana yang dikemukakan oleh Lickona dalam bukunya yang berjudul Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility dimana pelajar diajak untuk merefleksikan nilai-nilai keberlanjutan, empati terhadap alam, dan tanggung jawab sosial (Lickona, 2009). Hal ini dapat dilakukan dengan mengajar mereka untuk menanam pohon, mengelola sampah dan sebagainya.
Dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran lingkungan maka dapat dilakukan melalui pendekatan ekopsikologi yaitu sebuah cabang psikologi yang menggabungkan aspek psikologi manusia dengan ekologi untuk membangun kembali hubungan emosional antara manusia dan alam. Selain itu, ekopsikologi dilandasi pada pandangan bahwa manusia modern telah terasing dari alam, karena dominasi cara berpikir materialistik dan mekanistik yang memisahkan manusia dari lingkungan hidupnya (Kristiyanto, 2015). Artinya, setiap individu bergantung pada ekosistem alam dalam keberlangsungan hidupnya. Untuk itu, maka lembaga pendidikan memiliki peran vital dalam membentuk kesadaran ekologis.
Kesadaran ekologis dalam lingkungan pendidikan tampak dari sekolah yang ramah lingkungan, kurikulum yang terintegrasi dengan pendidikan ekologi, serta kegiatan pembelajaran yang kontekstual akan memperkuat pesan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Berdasarkan paparan di atas maka strategi psikologis yang dapat diterapkan dalam pendidikan lingkungan seperti pemberian reinforcement positif terhadap perilaku yang mendukung lingkungan bagi siswa membawa botol minum sendiri atau membuang sampah pada tempatnya. Dengan demikian, maka akan tampak dengan jelas tingkat motivasi siswa akan keramahan atau kepeduliannya terhadap lingkungan (Pelletier et al., 1998).
Transformasi ekologi menuntut pendekatan pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan tentang lingkungan, tetapi juga membentuk kesadaran dan tanggung jawab ekologis pada peserta didik. Psikologi pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sikap, perilaku, dan nilai-nilai keberlanjutan pada pelajar. Melalui strategi pembelajaran yang mengintegrasikan aspek emosional, sosial, dan kognitif, serta dukungan dari guru dan lingkungan sekolah, kesadaran lingkungan dapat berkembang secara mendalam dan berkelanjutan. Secara eksplisit dapat dinyatakan bahwa psikologi pendidikan bukan hanya alat bantu, melainkan fondasi penting dalam membangun siswa atau generasi muda yang sadar lingkungan.
Gambar ini merepresentasikan visi bahwa kesadaran ekologis bukan sekadar pengetahuan, melainkan hasil dari proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, sesuai dengan teori psikologi pendidikan. (Dihasilkan Oleh AI DALL·E, Model Dari Open AI)
Referensi:
Bandura, A. (2020). Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Kristiyanto, J. B. (2015). Ekopsikologi: Psikologi dalam Konteks Ekologi. Yogyakarta: Kanisius.
Lickona, T. (2009). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
O’Brien, K., Selboe, E., & Hayward, B. (2018). Exploring Youth Activism on Climate Change: Dutiful, Disruptive, and Dangerous Dissent. Ecology and Society, 23(3).
Pelletier, L. G., Tuson, K. M., Green-Demers, I., Noels, K., & Beaton, A. M. (1998). Why Are You Doing Things for the Environment? The Motivation Toward the Environment Scale (MTES). Journal of Applied Social Psychology, 28(5), 437–468.