ISSN 2477-1686
Vol. 11 No. 31 April 2025
Mengelola Stres di Kantor: Pendekatan Regulasi Emosi bagi TNI AL
Oleh:
Dini Anggraeni, Endah Tri Sulistiawati, Nazywa Syifa Ibtisamah, Dinda Ayu Nurmalita, Afifah Nur Aini, Muhammad Erwan Syah
Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
TNI AL merupakan salah satu dari tiga matra dalam dunia militer. Anggota TNI AL tidak semua bertugas di lapangan, tetapi ada yang menjalankan tugas di kantor. Mereka yang bekerja di kantor sering menghadapi tekanan yang unik, meskipun tidak terlibat langsung dalam operasi militer. Tekanan ini dapat menimbulkan stres, yang menurut Lazarus & Folkman (Febriyanti, 2022) didefinisikan sebagai kondisi internal yang muncul akibat tuntutan fisik, lingkungan, dan faktor sosial yang dianggap berbahaya, tidak dapat dikendalikan, serta melebihi kemampuan individu untuk menghadapinya. Stres memiliki tiga bentuk: stimulus, respons, dan proses. Berbagai faktor dapat menyebabkan stres, baik yang sederhana maupun kompleks. Beberapa unsur yang dapat menyebabkan stres meliputi beban kerja berlebihan, tekanan waktu, kurangnya wewenang untuk melaksanakan tanggung jawab, peran yang saling bertentangan, konflik antar kelompok, serta perubahan lainnya (Handoko, Febriyanti, 2022). Dalam situasi ini, regulasi emosi menjadi kunci bagi anggota TNI AL dalam mengelola stres di kantor.
Regulasi Emosi
Menurut Thompson (Mustaqimah, & Susandari, 2019), regulasi emosi adalah proses yang melibatkan pemantauan, evaluasi, dan modifikasi reaksi emosi. Ini meliputi kemampuan untuk mengelola emosi secara fleksibel sesuai tuntutan lingkungan. Gross (Huwae, & Rugebregt, 2020) menambahkan bahwa regulasi emosi adalah kemampuan untuk menyadari emosi, memahami proses yang terjadi ketika emosi muncul, dan cara mengungkapkannya. Oleh karena itu, regulasi emosi yang baik sangat penting bagi anggota TNI AL yang bekerja di kantor untuk menjaga keseimbangan mental, meningkatkan kinerja, dan menghindari dampak negatif dari stres kerja.
Strategi Regulasi Emosi yang Bisa Dilakukan TNI AL di Kantor
Menurut Gross (Hastuti, 2022), terdapat lima strategi regulasi emosi dalam model proses regulasi emosi, yaitu:
1. Situation Selection
Anggota TNI AL yang bekerja di kantor dapat memilih situasi yang mendukung kestabilan emosional. Misalnya, mereka dapat memilih untuk bekerja di ruang yang tenang atau menghindari interaksi yang dapat memicu stres, seperti pembicaraan yang menimbulkan konflik.
2. Situation Modification
Ketika menghadapi situasi yang memicu stres, anggota TNI AL bisa berusaha mengubah keadaan secara langsung. Jika merasa tertekan dengan beban kerja yang tinggi, mereka dapat meminta bantuan dari rekan kerja atau atasan untuk mendiskusikan dan mencari solusi, bukan terjebak dalam frustrasi.
3. Attention Deployment
Dalam menghadapi tugas yang penuh tekanan, anggota TNI AL dapat menggunakan teknik distraksi dengan mengalihkan perhatian pada aspek positif dari pekerjaan, seperti pencapaian atau tujuan yang lebih besar. Fokus pada solusi daripada masalah juga membantu menjaga stabilitas emosi.
4. Cognitive Change
Anggota TNI AL perlu mengubah cara pandang terhadap tantangan di kantor. Menghadapi kegagalan atau kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai ancaman terhadap reputasi, sangat penting.
5. Response Modulation
Anggota TNI AL harus mengontrol ekspresi emosional, terutama dalam situasi penuh tekanan. Contohnya, mereka bisa menggunakan teknik penahanan ekspresi untuk menahan kemarahan atau frustrasi saat berinteraksi dengan rekan kerja atau atasan, sehingga situasi tetap profesional.
Meskipun anggota TNI AL yang bekerja di kantor tidak terlibat langsung dalam operasi militer, mereka tetap menghadapi tekanan yang dapat menyebabkan stres. Stres dapat muncul akibat berbagai faktor seperti beban kerja berlebihan, tekanan waktu, dan konflik. Untuk mengelola stres, regulasi emosi menjadi sangat penting; ini termasuk kemampuan untuk mengelola, memantau, dan menyesuaikan reaksi emosional sesuai tuntutan lingkungan. Melalui lima strategi regulasi emosi situation selection, situation modification, attention deployment, cognitive change, dan response modulation, anggota TNI AL dapat menjaga keseimbangan mental, meningkatkan kinerja, dan menghindari dampak negatif dari stres di kantor.
Referensi:
Mustaqimah, S., & Susandari, S. (2019). Studi Deskriptif Mengenai Regulasi Emosi pada Siswa SMA Daarut Tauhid Boarding School Bandung Yang Mengikuti Aktivitas Berkuda. Prosiding Psikologi, 258-264.
Huwae, A., & Rugebregt, J. M. (2020). Regulasi emosi sebagai pembentukan ketahanan mental untuk meningkatkan mutu produktivitas kerja fungsionaris lembaga kemahasiswaan. Jurnal Penjaminan Mutu, 6(02), 116-123.
Febriyanti, F. (2022). Adakah Stres Kerja pada Anggota TNI AD?. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(11), 4797-4802.
Hastuti, L. D. (2022). STRATEGI REGULASI EMOSI REMAJA LAKI-LAKI TAHAP AKHIR YANG MENGALAMI PUTUS CINTA (Doctoral dissertation, UIN Raden Mas Said Surakarta).