ISSN 2477-1686  

 Vol. 10 No. 23 Desember 2024

Kebiasaan Belajar Generasi Z: Implikasi Psikologis dari Pendidikan Berbasis Teknologi

Oleh:

Mutiara Mirah Yunita

Program Studi Psikologi, Universitas Bunda Mulia

Pendahuluan

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1995 hingga 2012, merupakan generasi pertama yang tumbuh dalam era digital sejak usia dini, menjadikan teknologi sebagai bagian esensial dari kehidupan sehari-hari. Kebiasaan belajar Generasi Z berbeda secara signifikan dibandingkan generasi sebelumnya, karena Generasi Z terbiasa dengan perangkat digital dan internet untuk mengakses informasi dan berkomunikasi. Penelitian oleh Ishak dkk. (2022) menemukan bahwa sebagian besar mahasiswa Generasi Z di Universitas Cyberjaya lebih memilih gaya belajar multimodal, yang menggabungkan metode visual, auditori, baca/tulis, dan kinestetik. Generasi Z menyukai metode belajar yang dinamis dan mudah diakses melalui teknologi, seperti e-learning dan platform digital lainnya​. Menurut penelitian Urba dkk. (2024), gaya belajar yang ideal bagi Generasi Z adalah model audiovisual, yang menggabungkan visualisasi dan suara untuk membantu memahami materi dengan lebih baik. Dalam model ini, konten seperti video, simulasi, dan visualisasi menjadi komponen kunci untuk menarik minat belajar Generasi Z, meningkatkan keterlibatan dan pemahaman Generasi Z.

Implikasi Psikologis dari Pendidikan Berbasis Teknologi

1. Ketergantungan Tinggi terhadap Teknologi

Generasi Z memiliki kecenderungan ketergantungan yang tinggi terhadap perangkat pintar untuk belajar dan bersosialisasi. Berdasarkan penelitian oleh Hastini dkk. (2020), Generasi Z cenderung menggunakan smartphone untuk kegiatan sehari-hari, mulai dari mencari informasi hingga berkomunikasi dengan teman. Dampaknya, Generasi Z rentan terhadap multitasking, namun mengalami kesulitan dalam mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama, yang dapat menghambat proses belajar mendalam​. Hal ini diperburuk dengan kebiasaan Generasi Z dalam menggunakan media sosial sebagai sarana utama untuk mendapatkan informasi dan interaksi sosial. Penelitian tambahan yang dilakukan oleh Ifotde (2019) menunjukkan bahwa Generasi Z sering mengalami distraksi akibat notifikasi dari media sosial, seperti TikTok, yang semakin memperpendek rentang perhatian Generasi Z dan menurunkan produktivitas akademis​. Ketergantungan ini menyebabkan Generasi Z kesulitan dalam fokus, yang dapat berdampak negatif pada kemampuan analitis dan kritis yang dimiliki.

2. Tantangan Etika Digital

Generasi Z menghadapi tantangan besar dalam hal etika digital. Menurut Silitonga dan Tampomuri (2024), generasi ini cenderung mengandalkan teknologi, yang mendorong Generasi Z untuk mengabaikan aspek kritis dan etis, seperti plagiarisme. Generasi Z terbiasa menyalin informasi langsung dari sumber internet tanpa proses analisis atau sintesis yang mendalam, yang mengurangi kemampuan berpikir kritis Generasi Z. Penggunaan teknologi secara berlebihan juga menurunkan kepekaan Generasi Z terhadap isu etika digital, yang dapat mempengaruhi integritas akademik Generasi Z di dunia pendidikan​.

3. Tantangan dalam Pengembangan Keterampilan Sosial

Salah satu tantangan terbesar dari pendidikan berbasis teknologi adalah berkurangnya interaksi langsung yang sangat penting bagi pengembangan keterampilan sosial. Menurut Prismanata dkk. (Prismanata & Sari, 2022), pendidikan yang terlalu mengandalkan teknologi mengakibatkan mahasiswa Generasi Z cenderung memilih komunikasi virtual daripada komunikasi langsung. Akibatnya, mahasiswa Generasi Z kurang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang kuat, yang penting dalam dunia kerja dan kehidupan sosial​. Sebagai generasi yang tumbuh dalam lingkungan digital, Generasi Z juga lebih suka berkomunikasi melalui pesan teks atau media sosial daripada secara langsung, dan ini berdampak pada kemampuan Generasi Z dalam menghadapi konflik atau situasi sulit. Studi lain menunjukkan bahwa ketergantungan yang tinggi pada platform digital dapat melemahkan kemampuan adaptasi Generasi Z dalam interaksi sosial, yang berdampak pada kesejahteraan psikologis secara keseluruhan​.

Kesimpulan

Pendidikan berbasis teknologi memang memberikan akses belajar yang lebih fleksibel dan interaktif, namun juga membawa implikasi psikologis yang perlu diperhatikan bagi Generasi Z. Ketergantungan tinggi pada teknologi dapat memengaruhi rentang perhatian, gaya belajar, dan keterampilan sosial Generasi Z. Institusi pendidikan perlu menyeimbangkan pembelajaran berbasis teknologi dengan pendekatan tatap muka untuk memastikan bahwa Gen Z tetap mengembangkan kemampuan interpersonal, etika digital, dan kemampuan berpikir kritis. Pendekatan ini penting agar Generasi Z siap menghadapi tantangan di masa depan baik secara akademis maupun dalam kehidupan sosial.

Daftar Pustaka

Hastini, L. Y., Fahmi, R., & Lukito, H. (2020). Apakah Pembelajaran Menggunakan Teknologi dapat Meningkatkan Literasi Manusia pada Generasi Z di Indonesia? Jurnal Manajemen Informatika (JAMIKA), Volume 10(April), 12–28. https://doi.org/10.34010/jamika.v10i1

Iftode, D. (2019). GENERATION Z AND LEARNING STYLES. SEA-Practical Application of Science, VII(21), 255–262. https://seaopenresearch.eu/Journals/articles/SPAS_21_12.pdf

Ishak, N. M., Ranganathan, H., & Harikrishnan, K. (2022). Learning Preferences of Generation Z Undergraduates at the University of Cyberjaya. Journal of Learning for Development, 9(2), 331–339. https://doi.org/10.56059/jl4d.v9i2.584

Manjillatul Urba, Annisa Ramadhani, Arikah Putri Afriani, & Ade Suryanda. (2024). Generasi Z: Apa Gaya Belajar yang Ideal di Era Serba Digital? DIAJAR: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 3(1), 50–56. https://doi.org/10.54259/diajar.v3i1.2265

Prismanata, Y., & Sari, D. T. (2022). Formulasi Media Pembelajaran untuk Peserta Didik Generasi Z dan Generasi Alfa pada Era Society 5.0. Proceeding of Integrative Science Education Seminar, 2(April 2011), 44–58. https://prosiding.iainponorogo.ac.id/index.php/pisces/article/view/697/427

Silitonga, N., & Tampomuri, H. R. (2024). Generasi Z dan Tantangan Etika Digital Dalam Pembelajaran Modern. Jurnal Communitarian, 6(1), 950–960.