ISSN 2477-1686  

 Vol. 10 No. 18 September 2024

 

Guided Imagery: Strategi Manajemen Stres pada Anak- Anak

oleh:

Apfia Edenia Putri, Michael Geri Hermawan

Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Masa kanak-kanak adalah serangkaian masa yang harus dijalani oleh setiap orang. Dalam masa itu, tak dapat dipungkiri bahwa terdapat hambatan yang bisa membuat anak sulit mengembangkan aspek-aspek kehidupannya, contohnya adalah ketika anak mengalami stres. Terlebih masih banyak orang tua yang tidak menyadari atau bahkan mengabaikan jika anak-anaknya mengalami stres. Menurut asosiasi konseling Personal Growth, dari anak-anak berusia 1-14 tahun yang mengalami stres, 40% adalah anak-anak prasekolah dan 60% adalah anak usia sekolah (Rahiem et al.  2018), yang artinya anak-anak usia sekolah lebih rentan terkena stres.

Sebelum membahas strategi penanganannya, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa stres adalah reaksi tubuh pada keadaan yang dapat memunculkan perubahan, tekanan, ketegangan dalam perasaan, dan sebagainya (Cooper & Law, 2018). Stres pada anak dapat memengaruhi perkembangan otak anak sehingga anak-anak dapat terganggu dalam proses belajarnya (Fauddilah et al. 2023). Stres pada anak dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya karena faktor psikologis, individu, serta berbagai faktor yang menyebabkan stres seperti adanya tekanan, rasa frustasi, dan juga konflik yang dialami oleh anak-anak (Frey, dalam Agustina et al. 2020). Hal ini berarti anak-anak cenderung mengalami stres karena berbagai sebab yaitu tekanan di sekolah maupun di rumah, misalkan perseteruan dengan keluarga, teman, atau bahkan guru. Selain itu, anak juga dapat merasa stres yang disebabkan oleh pelajaran di sekolahnya yang mana hal ini disebut stres akademik.

Kebanyakan orang mungkin akan menganjurkan cara-cara seperti mengajak anak-anak untuk rekreasi, membelikan mereka mainan, beristirahat, dan berbagai metode lainnya untuk mengatasi stres pada anak tersebut. Meskipun cara-cara tersebut tidak salah, tetapi cara-cara tersebut berpotensi mengulangi keadaan stres pada anak. Maka dari itu, terdapat suatu metode yang ditawarkan dengan berdasarkan sudut pandang psikologi yang bernama Guided Imagery yang secara penelitian telah dibuktikan efektivitasnya.

Guided Imagery (GI) atau Imajinasi Terbimbing merupakan suatu kegiatan relaksasi yang melibatkan imajinasi untuk mengembangkan suasana hati dan kesejahteraan fisik. GI merupakan kombinasi yang terdiri dari intervensi perilaku yaitu body relaxation atau relaksasi tubuh dan intervensi kognitif yaitu Guided Imagery, yang menyediakan cara agar anak dapat mengontrol atau meregulasi dirinya sendiri. GI dalam pengkajiannya cukup sesuai untuk anak-anak dan remaja. Prosesnya sendiri terbagi dalam tiga fase yang dapat menghasilkan efek positif, yaitu:

1. Body relaxation atau yang bisa disebut juga dengan relaksasi tubuh . Melalui proses ini, anak diinstruksikan untuk perlahan-lahan menenangkan otot yang tegang, yang diawali dari bawah (kaki), bergerak ke atas menuju kepala, seraya anak diinstruksikan untuk menarik napas dalam-dalam. Proses ini dapat membantu anak untuk fokus pada bagian tubuh mereka sehingga mengurangi pikiran-pikiran yang membuat stres.

2. Imagery, atau membayangkan. Dalam fase ini, anak akan diminta untuk membayangkan tempat atau pengalaman yang disukai baik itu nyata atau tidak, misal ketika berada di pantai bersama keluarga, atau ketika berada di taman bermain, dan sebagainya. Dalam hal ini harus digunakan kata-kata atau instruksi yang sama untuk setiap peserta. Anak-anak diminta fokus pada berbagai hal seperti pandangan, suara, bau, rasa, dan perasaan di dalam tempat yang ada di imajinasinya tersebut yang mana hal-hal tersebut seolah- olah terjadi dan dialami secara langsung selama proses berjalan. Hal ini bertujuan untuk membuat perubahan pada kondisi psikologis anak menjadi lebih tenang.

3. Return to reality, atau kembali ke kenyataan. Pada tahap selanjutnya, anak diinstruksikan untuk tetap berada di tempat yang ada di imajinasi atau bayangannya untuk sementara waktu, anak juga diberitahu bahwa ia dapat kembali ke tempat yang dibayangkannya saat sedang mengalami masa stres. Selanjutnya, kontak dengan lingkungan sekitar dilanjutkan secara bertahap hingga anak mengerti akan realitanya. Dengan kata lain, di akhir sesi anak akan dibawa kembali pada kesadaran akan dunia nyata secara perlahan -lahan (Birnie dkk, dalam Zisopoulou & Varvogli, 2022).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di luar negeri oleh Zemla, Sedek, Wróbel, Postepski & Wojcik (2023), Guided Imagery dapat mengurangi level stres. Begitu pula dengan penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Syah & Delianti (2023) yang menghasilkan bahwa Guided Imagery juga dapat mengurangi stres. Berdasarkan penelitian itu, dapat disimpulkan bahwa metode GI atau Guided Imagery dapat digunakan untuk mengatasi stres, dalam hal ini pada anak-anak. Terlebih mereka yang berada di usia anak-anak cenderung suka belajar dengan imajinasi sehingga metode ini cocok untuk anak-anak. Supaya lebih mudah, bagi para orang tua yang ingin mempraktikkan pada anaknya dapat mencari video yang tersedia di Youtube sebagai panduan bagi anak-anaknya dengan kata kunci “Guided Imagery Meditation” atau “Video Panduan Imajinasi Terbimbing”. Selamat mencoba!

Referensi:

Agustina, F., Darussalam, H., & Faiza, N. (2020). Gambaran tingkat stres pada anak sekolah dasar. Lentera Perawat, 1(1), 43–48.

Cooper, M., & Law, D. (2018). Working with goals in psychotherapy and counselling.

Oxford University Press

Faudillah, N., Nasution, F., Munthe, F., & Humairah, S. (2023). Dampak stres terhadap perkembangan otak anak. Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO, 6(2), 70-75

Syah, Y., & Delianti, N. (2024). Efektivitas terapi guided imagery terhadap tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah. Holistik Jurnal Kesehatan, 17(10), 951–958.

Rahiem, H, D, M., Krauss, E, S., & Rahim, H. (2018). The child victims of the Aceh Tsunami: Stories of resilience, coping and moving on with life, Procedia Engineering, 212, 1303–1310. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2018.01.168

Zemla, K., Sedek, G., Wróbel, K., Postepski, F., & Wojcik, G. M. (2023). Investigating the impact of guided imagery on stress, brain functions, and attention: a randomized trial. Sensors, 23(13), 6210. https://doi.org/10.3390/s23136210

Zisopoulou, T., & Varvogli, L. (2022). Stress management methods in children and adolescents: Past, present, and future. Karger, 97–107. https://doi.org/10.1159/000526946