ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 18 September 2024
Perdamaian pada Generasi Muda: Aplikasi Metode Visual Sederhana di Ruang Kelas
Oleh:
Wiwit Puspitasari Dewi
Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan
Pentingnya Menanamkan Perdamaian di Generasi Muda
Perdamaian adalah konsep yang abstrak, namun ternyata memiliki dampak penting bagi kehidupan manusia. Saat membahas mengenai perdamaian pada generasi muda, maka hal ini tidak akan lepas dari konsep konflik. Konflik adalah tantangan besar bagi dunia, terutama yang disebabkan oleh konflik yang berkepanjangan antarkelompok, bangsa, etnis, atau agama Hasler dkk (2023). Tantangan ini juga secara spesifik terjadi di Indonesia, mengingat tingginya jumlah rakyat Indonesia yang terdiri atas berbagai kelompok di dalamnya. Mashoedi dkk (2024) menyatakan bahwa dinamika kehidupan bermasyarakat di Indonesia cukup berpotensi dalam memunculkan konflik vertikal antara rakyat dan negara, maupun horizontal yang terjadi antarkelompok.
Namun terkadang konflik sulit untuk dihindari. Saat situasi tersebut terjadi, maka diperlukan individu-individu yang memilih untuk melakukan pendekatan resolusi konflik, dibandingkan individu yang berusaha memperparah kondisi hubungan yang ada (Mashoedi dkk., 2024). Membentu individu dengan pendekatan resolusi konflik mungkin tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, sehingga dapat dimulai dilakukan pada generasi muda. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hasler dkk (2023) mengenai konflik berkepanjangan antarnegara, ditemukan bahwa usia memiliki peran yang signifikan dalam membentuk sikap terhadap resolusi konflik. Generasi yang lebih muda dalam penelitian tersebut secara konsisten menunjukkan tingkat harapan akan resolusi konflik yang lebih rendah jika dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sartika (2017), adanya pembelajaran mengenai resolusi konflik pada generasi muda dapat membantu mereka untuk lebih dapat menghadapi dan menyelesaikan konflik. Hal ini dapat menjadi dasar perlunya eksplorasi mendalam mengenai perdamaian dan konflik pada generasi muda.
Metode Visual sebagai Cara Mendapatkan Informasi
Metode visual merupakan sekelompok cara yang dilakukan untuk memahami dan menginterpretasikan sebuah gambar, dan di dalamnya termasuk fotografi, film, video, lukisan, patung, graffiti, iklan, dan kartun (Glaw dkk., 2017). Menggunakan media visual, seperti foto, telah dilakukan oleh berbagai studi, termasuk di dalamnya studi mengenai kesehatan mental atau studi saat ingin memahami hal yang lebih abstrak. Melalui proses kreatif dalam pengambilan data, individu mampu mengekspresikan dirinya dan menjelaskan sebuah isu, serta meningkatkan kesadaran dirinya dan memahami identitasnya (Balmer dkk, 2015). Selain itu media visual juga mampu memperkaya informasi dengan memunculkan makna dan emosi yang lebih dalam sehingga memberikan pemahaman yang berbeda dalam sebuah penelitian (Glaw dkk., 2017). Namun Glaw juga melanjutkan bahwa metode ini memiliki keterbatasan terkait kemampuan teknis individu yang menggunakan kamera, persepsi yang personal dan perlu diperdalam melalui wawancara, serta persetujuan yang wajib diberikan oleh individu yang ada di dalam gambar.
Dua jenis metode visual yang dapat digunakan dalam sebuah penelitian atau pengambilan data adalah:
1. Autophotography
Metode ini membantu peneliti atau orang yang membaca hasil penelitian untuk melihat dunia melalui penglihatan partisipan dengan mengunakan foto (Glaw dkk., 2017). Dalam metode ini, foto yang digunakan diambil oleh partisipan dari lingkungan sekitar sehingga mereka bisa mendapatkan kesempatan untuk berpikir mengenai siapa diri mereka, bagaimana mereka akan mengekspresikan dirinya dalam foto yang diambil.
2. Photo Elicitation
Jika dibandingkan dengan metode sebelumnya, maka gambar/foto yang didiskusikan pada photo elicitation dapat disediakan oleh peneliti. Media yang digunakan juga dapat menggunakan foto atau media visual lainnya dan dilanjutkan dengan melakukan wawancara untuk memfasilitasi diskusi yang dapat memunculkan data dan pengetahuan (Glaw dkk., 2017).
Eksplorasi Perdamaian di Ruang Kelas
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah mengeksplorasi terlebih dahulu bagaimana persepsi umum peserta mengenai perdamaian. Hal ini dapat dilakukan dengan meminta peserta menyebutkan satu kata yang mewakili persepsi mereka terhadap perdamaian (Gambar 1).
Gambar 1. Kata yang Mewakiliki Perdamaian
Setelah itu kita dapat melanjutkan kegiatan untuk mengeksplorasi persepsi peserta mengenai perdamaian melalui pemilihan gambar menggunakan kartu-kartu Point of You (Gambar 2) dan mengambil foto di sekitar ataupun internet. Peserta dapat diberikan pertanyaan reflektif yang yang dapat dipikirkan oleh peserta saat mengambil gambar/foto, di antaranya:
1. Apa hal yang menghambat terciptanya perdamaian di Indonesia? – Photo elicitation
2. Apa hal yang mendukung terciptanya perdamaian di Indonesia? – Photo elicitation
3. Apa hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa sebagai warga negara dalam mewujudkan perdamaian di Indonesia - Autophotography
Dalam proses pengambilan foto, peserta juga perlu diingatkan akan etika pengambilan data, terutama mengenai kerahasiaan data. Hal ini dijadikan salah satu persyaratan dalam pengambilan gambar.
Gambar 2. Aktivitas Point of You (Sumber: https://points-of-you.com/tools/)
Kegiatan ini perlu diakhiri dengan melakukan diskusi yang lebih mendalam mengenai foto yang mereka ambil. Dengan pertanyaan yang lebih spesifik dan juga kemampuan dalam menggali jawaban peserta, maka peserta kemungkinan dapat memberikan jawaban yang lebih jelas dan menggambarkan persepsi dirinya secara personal.
Referensi:
Balmer, C., Griffiths, F., & Dunn, J. (2015). A review of the issues and challenges involved in using participant-produced photographs in nursing research. Journal of Advanced Nursing, 71, 1726–1737.
Glaw, X., Inder, K., Kable, A., & Hazelton, M. (2017). Visual methodologies in qualitative research: Autophotography and photo elicitation applied to mental health research. International Journal of Qualitative Methods, 16(1). https://doi.org/10.1177/1609406917748215
Hasler, B. S., Leshem, O. A., Hasson, Y., Landau, D. H., Krayem, Y., Blatansky, C., Baratz, G., Friedman, D., Psaltis, C., Cakal, H., Cohen-Chen, S., & Halperin, E. (2023). Young generations' hopelessness perpetuates long-term conflicts. Scientific reports, 13(1), 4926. https://doi.org/10.1038/s41598-023-31667-9
Mashoedi, S. F., Meinarno, E. A., & Anjani, K.N. (2024). Perdamaian. Buletin KPIN.
Sartika, R. (2017). Persepsi mahasiswa terhadap konflik dalam pembelajaran mata kuliah pendidikan resolusi konflik. Edutech, 16(1).