ISSN 2477-1686  

 Vol. 10 No. 17 September 2024

Insomnia Karena Penggunaan Aplikasi Tiktok berlebih Terhadap Kesehatan mental

Oleh :

Muhammad Nauval Nawwaf, Devie Yundianto

Fakultas Psikologi, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia

Insomnia adalah ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan tidur pada seseorang, baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia adalah gejala yang dialami oleh orang yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan tidur singkat atau tidur nonrestoratif (Fernando & Hidayat, 2020). Kejadian Insomnia ini sangat erat kaitannya dengan bermedia sosial yang berlebihan.

Dalam bermedia sosial, setiap orang pasti menggunakan gadget yang dimana gadget sendiri adalah tempat atau alat yang digunakan setiap orang untuk bermedia sosial. Bermedia sosial yang di tuju merupakan penggunaan aplikasi Tiktok, salah satu aktivitas di era digital seperti sekarang ini yang mendominasi kehidupan setiap orang. Tiktok Sendiri adalah aplikasi popular yang dapat memperlihatkan atau membuat konten-konten video pendek yang tidak ada habisnya dengan cara menscroll (Adawiyah, 2020). Tak heran jika banyak sekali orang-orang yang menggunakan aplikasi Tiktok tersebut tanpa tahu batasan, seperti bermain sampai berlarut-larut yang bisa dilakukan dimana tempat asalkan terdapat jaringan yang bagus. Alasan orang bermedia sosial tak lain hanya untuk mendapatkan informasi terkini dan berkabar dengan orang lain. Apabila seseorang berlebihan dalam bermedia sosial Tiktok maka akan berdampak pada kesehatannya. Dampak lain yang dapat dirasakan adalah dengan berupa sakit kepala, kesulitan dalam berkonsentrasi, dan mengganggu pola tidur atau insomnia (Riyadi & Udin, 2020).

Paparan yang terus-menerus terhadap konten di TikTok, dapat mengganggu siklus alami tidur. Aktivitas yang terus-menerus di depan layar ponsel, dapat merangsang otak dan menyulitkan seseorang untuk meredakan pikiran sebelum tidur. Ini dapat mengakibatkan kesulitan tidur, peningkatan waktu yang dibutuhkan untuk tertidur, dan terbangun secara berulang-ulang selama malam.(Al Aziz, 2020)

Penggunaan media sosial Tiktok membawa begitu banyak kemudahan bagi para penggunanya. Dengan segala fasilitas yang disediakan oleh media sosial tersebut, media sosial dapat memudahkan penggunanya untuk melakukan segala bentuk aktivitasnya (Doni, 2017). Ketika mereka membuka media sosial, maka mereka akan dihadapkan pada berbagai bentuk konten, baik itu positif maupun negatif. Beragamnya bentuk dan isi dari media sosial inilah yang dapat menyebabkan tiap seseorang terekspos oleh berbagai macam hal (Iswanto et al., 2021)

Penggunaan Tiktok yang berlebihan akan berpotensi terjadinya masalah kesehatan mental seperti depresi, cemas, stress, dan yang lainnya (Guntuku et al., 2017). Seperti yang ada di berita antara news www.antaranews.com bahwa meningkatnya angka depresi di Amerika Serikat mencapai lebih dari 60 persen pada tahun 2009-2017 salah satunya dipicu media sosial. Data menunjukkan bahwa 50% alasan remaja generasi Z menggunakan media   sosial adalah agar selalu terhubung dengan teman-teman sebayanya.https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/04/09/terhubung-dengan-teman-alasan-utama-gen-z-gunakan-media-sosial

Penelitian lain yang dilakukan oleh (Cepoiu et al., 2008) menyebutkan bahwa depresi adalah hal yang paling mungkin terjadi pada mereka yang menggunakan media sosial dengan intensitas yang tinggi (Budury et al., 2019). Semakin tinggi tingkat penggunaan media sosial maka semakin tinggi pula tingkat depresi dan anxiety yang diperoleh (Al Aziz, 2020).  Mereka yang mengakses media sosial selama dua jam atau lebih, berisiko tinggi mengalami kecemasan (Christina et al., 2019).

Depresi dan anxiety merupakan efek yang muncul secara tidak langsung dari insomnia seseorang dalam penggunaan media sosial. Depresi dan anxiety muncul karena adanya permasalahan hubungan sosial yang terjadi melalui media sosial dan adanya sikap membandingkan diri dengan pengguna lain di media sosial yang menyebakan pandagan negatif terhadap diri sendiri atau munculya perasaan insecure dan menjelekan diri sendiri (Al Aziz, 2020).

Melihat dampak negatif yang ditimbulkan oleh bermedia sosial, penting bagi seseorang untuk menggunakan strategi coping yang efektif untuk mengatasi insomnia menjadi depresi. Strategi coping berfokus pada emosi yang dapat menjadi pilihan yang relevan dalam menghadapi insomnia yang dapat menyebabkan depresi dan anxiety.

Pencegahan yang dapat mencegah seseorang terhindar dari depresi dan anxiety dalam bermedia sosial salah satunya yaitu dengan strategi coping dengan memberi batasan dalam bermedia sosial dan bersikap mindfulness yang dapat memberikan peluang untuk mencegah problem psikologis seperti gelisah, stress, kecemasan dan depresi dalam bermedia sosial (Utami, 2023).

Dengan mengubah pola pikir negatif menjadi positif dapat mengembangkan sikap yang adaptif pada bermedia sosial. Strategi coping yang efektif, kita dapat mencegah seseorang dalam bermedia sosial yang berlebihan agar tidak terjadinya insomnia dan depresi anxiety. 

Referensi:

Al Aziz, A. A. (2020). Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Sosial dan Tingkat Depresi pada Mahasiswa. Acta Psychologica, 2(2), 92–107. https://doi.org/10.21831/ap.v2i2.35100

Budury, S., Fitriasari, A., & -, K. (2019). Penggunaan Media Sosial Terhadap Kejadian Depresi, Kecemasan Dan Stres Pada Mahasiswa: Use Of Social Media On Events Of Depression, Anxiety And Stress Among University Students. Bali Medika Jurnal, 6(2), 205–208. https://doi.org/10.36376/bmj.v6i2.87

Cepoiu, M., McCusker, J., Cole, M. G., Sewitch, M., Belzile, E., & Ciampi, A. (2008). Recognition of Depression by Non-psychiatric Physicians—A Systematic Literature Review and Meta-analysis. Journal of General Internal Medicine, 23(1), 25–36. https://doi.org/10.1007/s11606-007-0428-5

Christina, R., Yuniardi, M. S., & Prabowo, A. (2019). Hubungan Tingkat Neurotisme dengan Fear of Missing Out (FoMO) pada Remaja Pengguna Aktif Media Sosial. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(2), 105–117. https://doi.org/10.23917/indigenous.v4i2.8024

Doni, F. R. (2017). Perilaku Penggunaan Media Sosial Pada Kalangan Remaja. 3(2).

Fernando, R., & Hidayat, R. (2020). Research & Learning in Nursing Science http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners.

Guntuku, S. C., Yaden, D. B., Kern, M. L., Ungar, L. H., & Eichstaedt, J. C. (2017). Detecting depression and mental illness on social media: An integrative review. Current Opinion in Behavioral Sciences, 18, 43–49. https://doi.org/10.1016/j.cobeha.2017.07.005

Iswanto, H. F., Anggraeni, R., Kartikasari, R., Bahij, A. T. B., & Kadarwati, S. (2021). Pelatihan Bijak Bermedia Sosial sebagai Upaya Pendidikan Karakter pada Remaja. Jurnal Abdimas, 25(2), 197–206. https://doi.org/10.15294/abdimas.v25i2.32993

Riyadi, S., & Udin, N. F. (2020). Penggunaan Media Sosial Berlebih Dapat Menyebabkan Insomnia Pada Remaja Di Sentolo Kulon Progo. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 16(2), 61. https://doi.org/10.26753/jikk.v16i2.458

Utami, F. P. (2023). PERAN MINDFULNESS UNTUK MENGATASI FEAR oF MISSING OUT (FoMO) MEDIA SOSIAL REMAJA GENERASI Z: TINJAUAN LITERATUR. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Borneo, 4(2). https://doi.org/10.35334/jbkb.v4i2.3261