ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 17 September 2024
Perlukah Keluar dari Zona Nyaman?
Oleh:
Chandra Yudistira Purnama
Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani
Dalam dunia yang serba cepat ini, kita sering mendengar saran motivasi yang mengatakan bahwa kita harus keluar dari zona nyaman. Nasihat ini datang dalam berbagai bentuk: "Hidup dimulai di luar zona nyamanmu", "Jangan takut mencoba sesuatu yang baru", atau bahkan "Zona nyaman adalah musuh terbesar kesuksesan", bahkan ada lirik lagu yang popular dikalangan anak muda “Keluarlah dari zona nyaman”. Namun, benarkah kita harus selalu keluar dari zona nyaman untuk mencapai sukses?, atau mungkinkah kita bisa mencapai tujuan yang sama dengan memperluas zona nyaman kita tanpa harus meninggalkannya sepenuhnya?.
Apa Itu Zona Nyaman?
Zona nyaman adalah kondisi di mana seseorang merasa aman, tenang, dan tidak terancam oleh risiko atau tantangan yang terlalu besar (Brown, 2008; Prazeres, 2016). Dalam konteks psikologi, zona nyaman sering kali dikaitkan dengan keadaan emosional yang stabil, di mana seseorang dapat berfungsi dengan baik tanpa terlalu banyak stress(Lichy & Favre, 2018; Manolică et al., 2022). Dalam zona nyaman, segala sesuatunya terasa dapat diprediksi, dan kita memiliki kontrol penuh atas keadaan. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh psikolog bernama Alasdair White pada tahun 2009. Dalam teorinya, White menjelaskan bahwa zona nyaman adalah ruang mental di mana seseorang beroperasi dalam keadaan "kinerja stabil" (White, 2009). Namun, jika terlalu lama berada di dalamnya, bisa jadi seseorang kehilangan motivasi untuk berkembang lebih jauh. Namun, apakah zona nyaman ini selalu menjadi penghalang bagi perkembangan diri? Apakah selalu lebih baik untuk keluar dari zona nyaman, atau ada cara lain yang lebih efektif untuk berkembang?
Mitos "Keluar dari Zona Nyaman"
Banyak motivator dan pelatih kehidupan yang menyarankan bahwa kita harus sering keluar dari zona nyaman untuk berkembang. Argumennya adalah dengan menghadapi ketidakpastian dan tantangan baru, kita bisa memperkuat diri dan meningkatkan keterampilan. Namun, keluar dari zona nyaman tidak selalu berujung pada kesuksesan (Meidiska, 2021). Beberapa individu merasa sangat tertekan saat dipaksa keluar dari zona nyaman sehingga akhirnya justru kehilangan produktivitas dan merasa cemas. Menurut hasil penelitian tekanan untuk keluar dari zona nyaman sering kali menghasilkan tingkat stres yang tinggi, yang berpotensi merusak kinerja seseorang (Brown, 2008). Alih-alih merasa termotivasi, beberapa individu mengalami penurunan performa karena tekanan yang berlebihan.
Lebih jauh lagi, keluar dari zona nyaman secara konstan dapat membuat seseorang menjadi mudah lelah dan kehabisan energi mental. Keputusan untuk mengambil risiko besar tanpa persiapan yang matang justru dapat merusak keseimbangan emosional dan menyebabkan burnout, yang pada gilirannya menghambat kemampuan untuk berkembang.
Mengapa Memperluas Zona Nyaman Lebih Efektif?
Alih-alih sepenuhnya keluar dari zona nyaman, konsep yang lebih realistis adalah memperluas zona nyaman kita. Memperluas zona nyaman berarti meningkatkan kapasitas kita secara perlahan tetapi pasti, tanpa harus merasa kehilangan kontrol atas keadaan kita (Wilkinson, 2020).
Psikologi perkembangan menjelaskan bahwa manusia cenderung berkembang dalam lingkungan yang aman, di mana mereka dapat mengambil risiko yang terukur dan tetap merasa nyaman. Dalam teori motivasi Abraham Maslow, kebutuhan akan keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sebelum seseorang bisa mencapai aktualisasi diri (Cherry, 2024). Dalam konteks ini, keluar dari zona nyaman dapat melanggar kebutuhan dasar tersebut, sehingga menghambat perkembangan diri. Sebaliknya, memperluas zona nyaman dengan memperkuat keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan justru lebih sejalan dengan proses aktualisasi diri (Page, 2020).
Dalam perspektif psikologi kognitif, otak kita sebenarnya lebih adaptif ketika kita memperkenalkan tantangan baru secara bertahap. Penelitian oleh Carol Dweck mengenai growth mindset menunjukkan bahwa individu yang percaya bahwa mereka dapat berkembang dengan usaha berkelanjutan lebih mungkin untuk mencapai kesuksesan jangka panjang (Yeager & Dweck, 2020). Dweck berpendapat bahwa tantangan yang diberikan dalam dosis kecil, namun konsisten, memungkinkan seseorang untuk belajar lebih efektif dibandingkan dengan mengambil risiko besar secara tiba-tiba (Yeager & Dweck, 2020).
Cara Memperluas Zona Nyaman
Bagaimana kita bisa memperluas zona nyaman?. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa diambil untuk memperluas zona nyaman:
1. Meningkatkan Keahlian.
Salah satu cara terbaik untuk memperluas zona nyaman adalah dengan meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliki. Misalnya, jika Anda seorang penulis, cobalah mempelajari teknik penulisan baru atau mengikuti kursus editing. Dengan cara ini, Anda tetap berada dalam zona nyaman tetapi terus tumbuh dan berkembang.
2. Membangun Relasi.
Memperluas jaringan sosial dapat menjadi cara efektif untuk memperluas zona nyaman. Bergabung dengan komunitas yang sejalan dengan minat dan nilai-nilai Anda memungkinkan Anda untuk mengeksplorasi ide dan perspektif baru dalam lingkungan yang mendukung.
3. Meningkatkan Produktivitas Secara Bertahap.
Alih-alih mendorong diri Anda untuk mencapai target yang terlalu tinggi dalam waktu singkat, cobalah untuk meningkatkan produktivitas Anda secara perlahan. Misalnya, jika biasanya Anda menulis satu artikel per minggu, tingkatkan menjadi dua dalam satu bulan. Pendekatan bertahap ini membantu Anda tetap produktif tanpa merasa terbebani.
4. Mengatur Risiko dengan Bijak.
Memperluas zona nyaman tidak berarti kita harus menghindari risiko sepenuhnya. Sebaliknya, ini berarti kita memilih risiko yang sesuai dengan kemampuan kita saat ini. Contohnya, jika Anda tertarik memulai bisnis, cobalah melakukannya secara kecil-kecilan terlebih dahulu sebelum benar-benar berkomitmen penuh.
5. Melatih Fleksibilitas Emosional.
Fleksibilitas emosional merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai kesuksesan. Dengan memperluas zona nyaman, kita juga perlu melatih diri untuk menjadi lebih fleksibel secara emosional, menerima perubahan, dan menyesuaikan diri dengan tantangan baru tanpa merasa kewalahan.
Manfaat Memperluas Zona Nyaman
1. Peningkatan Kinerja dan Produktivitas.
Ketika kita memperluas zona nyaman, kita tetap berada dalam kondisi di mana kita merasa aman, namun terus mendorong diri untuk melakukan lebih banyak. Hal ini sering kali menghasilkan peningkatan kinerja yang lebih stabil dibandingkan dengan keluar dari zona nyaman secara drastis.
2. Pengembangan Keterampilan.
Memperluas zona nyaman memungkinkan kita untuk mengasah keterampilan yang sudah ada sambil menambahkan keterampilan baru dengan cara yang lebih terstruktur dan terencana.
3. Mengurangi Stres.
Memperluas zona nyaman mengurangi risiko stres berlebih yang biasanya muncul ketika seseorang dipaksa keluar dari zona nyaman mereka. Dengan demikian, keseimbangan emosional dan kesehatan mental tetap terjaga.
4. Menjaga Motivasi.
Ketika kita memperluas zona nyaman, kita merasa termotivasi untuk terus belajar dan berkembang tanpa harus menghadapi ketidakpastian yang terlalu besar. Motivasi ini muncul secara alami karena kita merasa dalam kendali penuh atas proses pengembangan diri kita.
5. Meningkatkan Fleksibilitas Mental.
6. Ketika kita memperluas zona nyaman, kita melatih otak kita untuk lebih fleksibel dan siap menghadapi tantangan baru. Ini merupakan cara yang lebih efektif dalam mengembangkan mental yang tangguh dibandingkan dengan mengambil risiko besar yang bisa menyebabkan burnout.
Kesimpulan
Keluar dari zona nyaman mungkin sering dianggap sebagai jalan menuju sukses, namun tidak selalu demikian. Dalam banyak kasus, langkah yang lebih bijak adalah memperluas zona nyaman secara bertahap. Ini memberikan ruang bagi kita untuk berkembang tanpa harus menghadapi stres berlebihan atau risiko kegagalan yang terlalu besar.
Memperluas zona nyaman memungkinkan kita untuk tetap produktif, mengembangkan keterampilan, membangun relasi, dan menjaga keseimbangan emosional. Daripada memaksakan diri keluar dari zona nyaman, memperluas zona ini justru bisa menjadi strategi yang lebih efektif untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.
Ketika kita memperluas zona nyaman, kita tidak hanya menjaga diri dari kecemasan yang berlebihan, tetapi juga memastikan bahwa kita tetap tumbuh dengan cara yang berkelanjutan. Mulailah dengan langkah kecil, perluas batasan-batasan secara perlahan, dan rasakan bagaimana zona nyaman menjadi alat yang mendukung perkembangan pribadi dan profesional.
Referensi:
Brown, M. (2008). Comfort Zone: Model or Metaphor? Journal of Outdoor and Environmental Education, 12(1), 3–12. https://doi.org/10.1007/bf03401019
Cherry, K. (2024, April 2). Maslow’s Hierarchy of Needs. Verywellmind.Com. https://www.verywellmind.com/what-is-maslows-hierarchy-of-needs-4136760
Lichy, J., & Favre, B. (2018). Leaving the comfort zone: Building an international dimension in higher education. In International Enterprise Education (pp. 234–259). Routledge.
Manolică, A., Ionesi, D.-S., Drǎgan, L.-M., Roman, T., Bertea, P., & Boldureanu, G. (2022). Tourists’ Apprehension Toward Choosing the Next Destination: A Study Based on the Learning Zone Model. Frontiers in Psychology, 13. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.987154
Meidiska, A. (2021, May 19). Bertahan atau Keluar dari Zona Nyaman? Greatmind.Id. https://greatmind.id/article/bertahan-atau-keluar-dari-zona-nyaman
Page, O. (2020, November 4). How to Leave your Comfort Zone and Enter your ‘Growth Zone.’ Positivepsychology.Com.
Prazeres, L. (2016). Challenging the Comfort Zone: Self-Discovery, Everyday Practices and International Student Mobility to the Global South. Mobilities, 12(6), 908–923. https://doi.org/10.1080/17450101.2016.1225863
White, A. (2009). From Comfort Zone to Performance Management. White & MacLaen Publishing. https://gingermood.com/wp-content/uploads/2019/07/White-A.-2009.-From-comfort-zone-to-performance-management.-White-MacLean-Publishing.-.pdf
Wilkinson, F. (2020, April 26). Expanding Your Comfort Zone is a Necessity, For Life. Medium.Com. https://medium.com/find-your-way/expanding-your-comfort-zone-is-a-necessity-for-life-d9e44962d453
Yeager, D. S., & Dweck, C. S. (2020). What can be learned from growth mindset controversies? American Psychologist, 75(9), 1269–1284. https://doi.org/10.1037/amp0000794