ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 16 Agustus 2024
Memahami Dampak Psikologis Anak dalam Pengasuhan Otoriter
Oleh:
Ikhlima Haura Ainanisa, Annisa Hanun Syahidah, Utami Maharani, Wa Ode Muthia Rahma, Muhammad Erwan Syah
Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Pola asuh orang tua merupakan wujud perilaku orang tua dalam memimpin, membimbing, dan teratur mengasuh anak sejak lahir hingga remaja serta membimbing anak sesuai dengan nilai-nilai dan aturan-aturan yang baik serta norma-norma sosial. Pola asuh orang tua merupakan landasan pembentukan karakter. Teladan perilaku orang tua yang baik sangat diperlukan untuk menunjang tumbuh kembang anak karena anak meniru dan meneladani lingkungannya (Djamarah, 2014). Pola asuh otoritatif Pola asuh otoritatif merupakan model pola asuh yang merupakan kebalikan dari pola asuh demokratis, yaitu cenderung menetapkan standar yang harus dipatuhi secara ketat, biasanya disertai dengan ancaman. Pola asuh ini menekankan pada pengawasan atau kontrol orang tua terhadap anak untuk mencapai ketaatan. Shapiro (1992:27) yang menyatakan bahwa “Orang tua yang otoriter berusaha menjalankan rumah tangga berdasarkan struktur dan tradisi, meskipun dalam banyak kasus tekanan mereka untuk mengatur dan mengendalikan anak bersifat memberatkan.
Faktanya tidak semua orang tua mengetahui dan memahami bagaimana pola asuh yang baik dan seharusnya terhadap anak, sehingga banyak orang tua tidak sadar terhadap pola asuh atau berbagai tindakan yang dilakukan kepada anaknya. Tidak jarang orang tua menerapkan pola asuh yang salah karena mengacu pada pola asuh yang diterima dari orang tua terhadap dirinya tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi zaman saat ini. Hal ini menyebabkan anak menjadi korban dan berdampak terhadap munculnya permasalahan pada tahapan-tahapan perkembangan anak, yakni tugas-tugas perkembangan, penyesuaian diri, hingga persoalan dalam aspek psikologis, kognitif, mental dan emosional.
Pola asuh yang salah juga dapat menjadi penyebab konsep diri anak berubah jadi negatif serta condong tidak semangat untuk meraih citacita. Kejadian tersebut juga dapat terjadi akibat dari pola asuh otoriter yang diterapkan orang tuanya (Domina, 2019). Anak dengan rasa percaya diri yang kurang, akan merasa kesulitan saat berinteraksi dengan teman sebaya sehingga dapt mengakibatkan anak dijauhi/dikucilkan oleh sekitar serta sulit untuk memiliki teman seumur sebagai teman kelompok atau teman bermain. Orang tua yang otoriter dapat mengakibatkan penurunan perilaku sosial anak di lingkungan belajarnya. Keluarga adalah lingkungan utama yang memiliki dampak bagi bermacam-macam unsur pertumbuhan anak, termasuk pertumbuhan sosialnya.
Pada dasarnya banyak hasil penelitian yang menunjukkan dampak negatif pola asuh otoriter terhadap perkembangan kepribadian dan perilaku anak, bahkan pada sebagian kasus sampai menyebabkan dampak fatal terhadap anak seperti stres dan yang paling parah adalah anak mengalami gangguan jiwa akibat tekanan berlebihan dari lingkungan keluarganya. Namun faktanya pola asuh otoriter berpotensi tinggi dipraktikkan di tengah masyarakat, terlebih oleh orang tua yang tidak memiliki cukup informasi, pengetahuan dan pehamanan mengenai dampaknya terhadap perkembangan anak. Sehingga pola asuh yang dianggap baik dan dimaksudkan untuk kebaikan perkembangan kepribadian anak akan bertolak belakang dengan kenyamanan anak. Sehingga anak merasa tidak nyaman bahkan merasa tertekan sehingga berakibat pada hasil belajar, penyesuaian diri serta perilaku-perilaku menyimpang. Persoalan kemampuan dan perilaku-perilaku tidak wajar yang muncul pada anak mulai dari kesulitan belajar, rendahnya kemampuan akademik, tidak berani mengambil keputusan, penakut dan tidak percaya diri, susah diatur, serta kecenderunan perilaku tidak wajar seperti suka bicara sendiri dan suka berlama-lama ketika berada di luar rumah. Secara umum persoalan-persoalan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya dan tidak terjadi secara langsung, artinya berbagai persoalan tersebut muncul akibat pola asuh otoriter orang tuanya dan pola asuh tersebut terjadi dalam tempo waktu yang lama sehingga persoalan-persoalan yang dialami anak menjadi lebih kompleks dan meluas ke banyak aspek kehidupan anak.
Referensi:
Ilham, Lailul;. (2022). Dampak Pola Asuh Otoriter Terhadap Pekembangan Anak. slamic EduKids: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 63-73.
Lisda Yuni Mardiah, S. I. (2021). Dampak Pengasuhan Otoriter Terhadap Perkembangan Sosial Anak. JCE(Journal of Childhood Education) Vol. 05 No. 1, 82-95.
Mardiyah, Lisda Yuni; Ismet, Syahrul;. (2021). Dampak Pengasuhan Otoriter Terhadap Perkembangan Sosial Anak. JCE (Journal of Childhood Education), 82-95.
Tasuab, Irna Ireni;. (n.d.). Dampak Pola Asuh Otoriter Terhadap Perkembangan Remaja. 1-12.