ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 16 Agustus 2024
Strategi Meningkatkan Kesiapan Kerja Lulusan dalam Dunia Kerja
Oleh:
Putu Aninditha Veera Lakshmi
Program studi Psikologi, Universitas Bunda Mulia
Pada persaingan pasar kerja yang sangat dinamis dan kompetitif dewasa ini, kesiapan kerja para lulusan mahasiswa menjadi konsep yang cukup penting untuk diperhatikan. Menetapkan diri untuk siap mencari pekerjaan dirasa merupakan tugas dari mahasiswa tingkat akhir, yangmana merupakan tahapan penting dalam hidup individu tersebut. Proses ini biasanya dilalui dengan keragu-raguan, kebimbangan, tekanan, serta ketakutan untuk berkomitmen dalam jangka yang panjang dalam suatu bidang tertentu. Beberapa fenomena juga menunjukkan bahwa banyak lulusan dari mahasiswa yang tidak siap untuk mencari pekerjaan. Seperti yang dijelaskan dalam data dari Badan Pusat Statistik (2023), angka pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang. Jumlah pengangguran tertinggi menurut usia berdasarkan data tersebut adalah kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebanyak 19,40%. Hal ini menunjukan bahwa meski individu sudah lulus dari universitas, tidak menjamin bahwa ia akan langsung mendapatkan pekerjaan.
Kesiapan kerja atau employability adalah konsep yang dijelaskan oleh Pool dan Sewell (2007) sebagai kemampuan individu untuk mendapatkan, serta dapat mempertahankan pekerjaannya. Konsep ini dijelaskan sebagai sebuah kunci untuk memilih dan mengamankan pekerjaan sehingga mahasiswa dapat melakukan pilihan pekerjaan. Kesiapan kerja individu berhubungan dengan sifat dan atribut, keterampilan dan pengalaman yang membuat individu dapat memepertahankan suatu pekerjaan, serta sukses dalam dunia kerja. Seiring dengan terus berkembangnya dunia kerja, penting bagi lulusan untuk menerapkan strategi yang dapat meningkatkan kelayakan kerja mereka dan memastikan kesuksesan karir jangka panjang mereka.
Beberapa kategorisai kompetensi yang harus dimiliki lulusan dapat terbagi menjadi tiga garis besar. Pertama adalah technical skill, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat diperoleh dalam pendidikan dan pelatihan, seperti seorang teknisi yang perlu memahami matematika dan ilmu fisika. Kedua adalah soft skill, yaitu keterampilan nonteknis yang memungkinkan individu untuk berinteraksi secara psikososial. Perusahaan sebagai pemberi kerja tidak hanya mencari individu yang memiliki hard skill dan menguasai pengetahuan diperkuliahan, namun mereka mencari individu yang dapat beradaptasi dan secara aktif dapat memecahkan permasalahan dalam dunia kerja. Soft skill masih merupakan kunci utama kesiapan kerja individu dalam dunia kerja. Beberapa soft skill yang disukai dalam revolusi industri 4.0 ini adalah seperti keterampilan berkomunikasi, berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah. Terlepas dari revolusi industri 4.0 yang memang menekankan pada perkembangan teknologi, namun soft skill masih menjadi fokus dalam pengembangan sumber daya manusia untuk dapat menuntun dalam kesuksesan masa depan (Asefer & Abidin, 2021). Ketiga adalah profesional atribut, yaitu sifat-sifat profesional yang perlu dimiliki lulusan agar dapat menampilkan sikap kerja yang positif, contohnya seperti etos kerja serta kemampuan untuk menampilkan inisiatif.
Strategi yang dapat dilakukan lulusan untuk mempersiapkan kesipan kerja nya sebelum bertarung dalam dunia kerja nyata yaitu dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu terkait human capital, social capital dan individual behaviours (Holmes, 2024).
Human capital
Hal ini merujuk pada bagaimana individu memperoleh keterampilannya, kompetensi yang dibutuhkan, serta mencari pengalaman kerja. Magang kerja memberikan pengalaman kerja yang berharga dan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan profesional. Peluang-peluang ini tidak hanya meningkatkan resume lulusan tetapi juga membantu membangun jaringan profesional, yang dapat berperan penting dalam mencari peluang kerja.
Social capital
Kategori ini mencakup bagaimana individu dapat mengembangkan jaringannya ke lingkup yang lebih luas, serta bagaimana univerisitas tempat individu menuntut ilmu dapat menyediakan jaringan yang luas dengan beberapa penyedia kerja. Jaringan sangat penting dalam pasar kerja saat ini. Lulusan harus menghadiri acara terkait industri, bergabung dengan asosiasi profesional, dan memanfaatkan platform seperti LinkedIn untuk terhubung dengan profesional industri. Membangun dan memelihara jaringan profesional yang kuat dapat menghasilkan rujukan pekerjaan dan informasi orang dalam tentang lowongan pekerjaan. Abelha et al (2020) menjelaskan bahwa perguruan tinggi juga dapat menjadi tonggak utama untuk mengembangkan kesipan kerja mahasiswa dengan memberikan pengembangan pada kompetensi yang diinginkan dunia kerja. Maka dari itu, mempersipakan lulusan untuk dapat bekerja sebaiknya tidak hanya menjadi fokus masing-masing individu, namun juga lingkungan pendidikan tempat mereka menuntut ilmu.
Individual behaviours
Hal yang tercakup dalam kategori ini adalah bagaimana individu mempersiapkan dan mengatur diri sendiri terkait perencanaan karir dan juga keterampilan membangun karirnya sejak dini. Layanan karir yang ditawarkan oleh universitas dapat memberikan dukungan yang sangat berharga dalam proses pencarian kerja. Lulusan harus memanfaatkan konseling karir, meninjau resume, dan jika memungkinkan melakukan latihan praktik wawancara. Selain itu, menemukan mentor yang bergerak sesuai dengan bidang karir yang dituju juga dapat menambah bimbingan, nasihat, dan dukungan bagi lulusan untuk dapat sukses bekerja di tempat kerja nantinya. Dunia kerja sangat menghargai individu yang mau belajar seumur hidup. Lulusan harus mencari peluang untuk belajar berkelanjutan melalui kursus online, sertifikasi, lokakarya, dan seminar. Mengikuti perkembangan tren dan kemajuan industri dapat meningkatkan kemampuan kerja secara signifikan.
Referensi:
Abelha, M.; Fernandes, S.; Mesquita, D.; Seabra, F.; & Ferreira-Oliveira, A. T. (2020). Graduate Employability and Competence Development in Higher Education—A Systematic Literature Review Using PRISMA. Sustainability, 12(5)
Asefer, A. M. & Abidin, N. S. Z. (2021). Soft Skills And Graduates’employability In The 21st Century From Employers’ Perspectives: A Review Of Literature. International Journal of Infrastructure Research and Management, 9(2), 44 – 59
Badan Pusat Statistik. (2023). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2023. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Holmes, M. (2024). Graduate Employability: A Multifaceted Approach through Social Capital, Human Capital, and Individual Behaviors. Journal of Higher Education and Employment Studies, 12(3)
Pool, L. D. & Sewell, P. (2007). The key to employability: developing a practical model of graduate employability. Education Training Journal, 49(4)