ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 13 Juni 2024
Coping Stress Pada Calon Legislatif yang Gagal
Oleh:
Rony Syahputra
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
Pada pemilihan umum (pemilu) tahun 2009 Kementrian Kesehatan melaporkan terdapat 7.736 anggota calon legislatif yang stress karena gagal mendapatkan kursi anggota dewan, selanjutnya terjadi peningkatan yang signifikan pada pemilu tahun 2014 dan 2019. Menjadi anggota legislatif adalah harapan semua calon yang bertarung saat pemilihan umum, oleh karena itu segala upaya akan dilakukan untuk dapat meraup suara pada hari pencoblosan, sayangnya harapan tidak semua sesuai dengan realita, hal inilah yang kemudian memicu timbulnya stres pada caleg yang gagal mememperoleh suara. Kegagalan tersebut memicu munculnya kekecewaan. Kondisi ini digambarkan sebagai kondisi dinamik Individu dalam menghadapi peluang, kendala atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkan individu dan yang dihasilkan dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting (Robbin, 2007)
Menurut Robbins (2007) stres adalah keadaan alamiah dimana seseorang mengalami emosi, perasaan, atau pemikiran yang berkaitan dengan sesuatu yang sangat diinginkan dan hasilnya dianggap tidak hanya penting tetapi juga krusial. Kondisi stres pada caleg dapat diatasi melalui berbagai hal, salah satunya adalah dengan coping stres, Coping digunakan untuk memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri. Coping yang efektif untuk dilaksanakan adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (Lazarus dan Folkman, 1984).
Calon anggota Legislatif yang gagal akan merasa stres dan kecewa pasca pemilihan umum sehingga caleg diharapkan dapat mengelola stres dan kecewa yang bisa dilakukan dengan diri sendiri maupun melalui bantuan orang lain. Beberapa hal yang dapat dilakukan sendiri adalah dengan mengontrol pikiran dengan memikirkan hal-hal yang positif, ini menjadi kunci utama dalam mengelola stres. Selain itu caleg melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan seperti melakukan hobi seperti berolahraga, dan melakukan aktivitas fisik guna membantu menjaga kesehatan mental dan mengalihkan pikiran dari ingatan tentang kekecewaan. Selanjutnya caleg dapat bersiap diri untuk rencana kedepan yang akan dilakukan dan menentukan skala prioritas terhadap tujuan yang akan dicapai. Selain dari diri sendiri, caleg juga dapat memanfaatkan bantuan dari orang lain dengan mendapatkan dukungan dari keluarga dan sahabat, hal ini akan sangat membantu caleg keluar dari kondisi stres dan mendapat dukungan emosional dari orang terdekat (Putri, 2024).
Berikutnya ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk dapat mengurangi stres pasca pemilihan umum yaitu dengan proses penerimaan (mengakui semua perasaan yang muncul seperti sedih, marah, kecewa) meyakini bahwa ini adalah kondisi yang normal dan dapat membantu ke fase untuk pemulihan. Berikutnya berpikir positif, pikiran saat kecewa akan memunculkan narasi negatif tentang diri sendiri, berpikir positif adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengingatkan diri sendiri tentang pencapaian yang sudah pernah dicapai, mensyukuri apa yang sudah dimiliki dan menjadi lebih percaya diri untuk menghadapi masa depan yang akan datang. Apabila masih belum menemukan cara untuk menghadapi kondisi stres dengan diri sendiri maka caleg dapat melibatkan psikolog ataupun konselor untuk mendapatkan terapi maupun konseling untuk bisa membangun strategi coping stress yang lebih efektif. Terapi dan konseling dapat membantu mengatasi masalah emosi, stres dan perasaan kecewa yang berlebihan serta membantu caleg mendapatkan kembali rasa percaya diri. Terakhir, caleg harus tetap menjaga Kesehatan fisik dengan tetap melakukan pola hidup sehat, menjaga kualitas tidur serta melakukan olahraga (Caesaria & Pratiwi, 2024).
Referensi:
Caesaria, S.D, & Prastiwi, M. (2024). Dosen UM Surabaya Beri 7 Tips agar Caleg Tidak Stres Pasca Pemilu 2024. Kompas. https://edukasi.kompas.com/read/2024/02/29/092031471/dosen-um-surabaya-beri-7-tips-agar-caleg-tidak-stres-pasca-pemilu-2024
Lazarus, R.S & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York : McGraw-Hill, Inc.
Putri, H (2024). Psikolog berikan strategi menaklukkan kekecewaan caleg usai pemilu. Antara News. https://www.antaranews.com/berita/3968349/psikolog-berikan-strategi-menaklukkan-kekecewaan-caleg-usai-pemilu
Robbins, S. P & Timothy. A. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat