ISSN 2477-1686
Vol. 10 No. 12 Juni 2024
Mengelola Stres Sehari-hari: Tips Praktis dari Perspektif Psikologi
Oleh :
Muhammad Ali Murthadha
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidupnya. Mulai dari masalah yang berkaitan dengan keluarga, pekerjaan, pendidikan, maupun dengan yang lainnya. Misalnya, beban kerja yang berat, masalah keuangan yang tidak stabil, hutang yang menumpuk, konflik dengan orangtua atau pasangan, dan sebagainya adalah beberapa contoh yang dapat memicu stres dalam diri kita. Stres adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Stres juga bisa menimpa siapapun termasuk anak-anak, remaja, dewasa, atau yang sudah lanjut usia, itu berarti stres dapat dirasakan oleh siapapun dan kapanpun. Stres dapat artikan sebagai respon individu terhadap perubahan yang terjadi atau situasi yang mengancam dan tidak menyenangkan (Hidayati & Harsono, 2021). Sedangkan menurut Salam, dkk (2015) stres merupakan suatu kondisi yang mengganggu individu baik secara mental dan fisik, sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungan dan dianggap sebagai ancaman terhadap kesejahteraan individu.
Perlu kita ketahui bahwa tidak selamanya stres merupakan suatu hal yang negatif. Tingkat stres yang rendah dapat menimbulkan dampak positif, seperti dapat meningkatkan motivasi, adaptasi, dan reaksi positif lainnya terhadap situasi yang tidak menyenangkan tersebut. Misalnya, ketika kita akan mengikuti ujian pada esok hari, pasti kita merasakan kekhawatiran dan ketidaknyamanan yang akan menyebabkan kita stres, namun jika stres itu dapat dikelola dengan baik maka stres itu dapat membantu memotivasi kita untuk belajar lebih giat lagi agar kita mampu menjawab semua soal dengan benar.
Permasalahannya adalah jika seseorang tidak mampu mengelola tingkat stresnya yang masih tergolong rendah dengan baik, maka stres tersebut bisa semakin tinggi dan mereka yang mengalami tingkat stres yang tinggi, dampaknya akan membahayakan kondisi fisik dan mentalnya, seperti insomnia, asam lambung, sakit kepala, gangguan kepribadian, hingga depresi. Bressert (2016) menglasifikasikan dampak stres ke dalam empat aspek yaitu fisik, kognitif, emosi, dan perilaku. Pertama, stres yang berdampak pada fisik diantaranya adalah adanya gangguan tidur, peningkatan detak jantung, ketegangan otot, pusing dan demam, kelelahan, dan kekurangan energi. Kedua, dampak pada aspek kognitif ditandai dengan adanya kebingungan, sering lupa, kekhawatiran, dan kepanikan. Ketiga, aspek emosi yang ditandai dengan lebih mudah sensitif dan marah, frustrasi, dan merasa tidak berdaya. Keempat, aspek perilaku yang berdampak pada hilangnya keinginan untuk bersosialisasi, kecenderungan untuk ingin menyendiri, keinginan untuk menghindari orang lain, dan timbulnya rasa malas. Karena itu, sebelum tingkat stres yang kita rasakan semakin meningkat, maka sebaiknya stres harus mampu dikelola dengan baik, dengan beberapa cara berikut ini:
1. Teknik Relaksasi
Salah satu cara efektif untuk mengelola stres adalah dengan menggunakan teknik relaksasi. Meditasi, pernapasan dalam, atau latihan otot progresif adalah contoh teknik yang dapat membantu meredakan ketegangan fisik dan mental. Cobalah untuk mengalokasikan waktu setiap hari untuk praktik ini, bahkan jika hanya beberapa menit.
2. Manajemen Pikiran dan Emosi
Pikiran negatif dan emosi yang tidak sehat dapat meningkatkan tingkat stres. Praktikkan teknik mindfulness dan reframing untuk mengelola pikiran dan emosi yang muncul selama periode stres.
3. Istirahat yang Cukup
Tidur yang cukup adalah kunci untuk mengurangi stres dan memulihkan tubuh dan pikiran. Usahakan untuk mendapatkan 7-9 jam tidur setiap malam dan ciptakan lingkungan tidur yang nyaman.
4. Mengelola Ekspektasi dan Perfeksionisme
Penting untuk mengelola harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri dan orang lain. Sadari bahwa tidak ada yang sempurna, dan terimalah diri Anda apa adanya. Karena biasanya stres, akan lebih mudah muncul karena ekspektasi yang berlebihan.
5. Menjaga Dukungan Sosial
Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, adalah menjaga dukungan sosial yang kuat. Teman, keluarga, atau pasangan kita dapat menjadi sumber dukungan yang berharga dalam menghadapi stres. Jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan dari mereka saat Anda membutuhkannya. Bahkan, hanya sekedar pelukan dari mereka sangat ampuh untuk menenangkan kita dan mengurangi stres yang sedang kita alami.
Referensi:
Hidayati, L. N., & Harsono, M. (2021) Tinjauan Literatur Mengenai Stres Dalam Organisasi. Jurnal Ilmu Manajemen, 18(1), 20-30. https://doi.org/10.21831/jim.v18i1.39339.
Musabiq, S. A., & Karimah, I. (2018). Gambaran Stres dan Dampaknya Pada Mahasiswa. InSight Jurnal Ilmiah Psikologi, 20(2), 75-83. http://dx.doi.org/10.26486/psikologi.v20i2.240.
Salam A., Mahadevan R., Rahman A. A., Abdullah N., Harith A. A. A., & Shan C. P. (2015). Stres Among First and Third Year Medical Students At University Kebangsaan Malaysia. Pakistan Journal of Medical Sciences, 31(1), 169-73. https://doi.org/10.12669/pjms.311.6473.