ISSN 2477-1686 

 

Vol. 10 No. 12 Juni 2024

 

 

Resiliensi dan Kompetensi: Kunci Sukses Anggota TNI AL di Medan Tugas

 

Oleh:

Nur Aisyah, Amelia Sukma Azzahroh, Aura Anindhita, Muhammad Adlan, Novita Ayu, Muhammad Erwan Syah

Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

 

Prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yang bertugas di daerah perbatasan atau berlayar di lautan dihadapkan pada lingkungan yang penuh dengan tantangan yang unik dan kompleks. Mereka tidak hanya dihadapkan pada tugas-tugas militer yang menuntut, tetapi juga harus menghadapi kondisi alam yang tidak terduga serta tekanan psikologis yang tinggi. Prajurit TNI AL yang ditempatkan di daerah perbatasan harus memiliki kemampuan untuk menghadapi isolasi, ketidakpastian, serta potensi ancaman fisik yang dapat mengganggu kesejahteraan mental dan emosional mereka. Begitu juga dengan prajurit TNI AL yang berlayar di lautan, mereka juga menghadapi tantangan serupa seperti kesendirian, kondisi cuaca yang ekstrim, dan jarak dari keluarga serta teman-teman mereka. Dalam menghadapi berbagai situasi yang mungkin mengancam keamanan dan kesejahteraan mereka, resiliensi menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang.

 

Resiliensi merujuk pada kemampuan seseorang untuk tetap tegar secara emosional dalam menghadapi cobaan, serta menunjukkan keberanian dan kemampuan untuk beradaptasi dan pulih dari kesulitan dalam kehidupan (Putri & Alfinuha, 2021). Menurut Connor (dalam Apriawal, 2022), resiliensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan atau sebagai proses untuk menjaga kesehatan mental (wellness) dan terus melakukan perbaikan diri (self-repair). Lebih lanjut, Connor dan Davidson (dalam Utami, 2020), individu yang memiliki resiliensi tidak hanya mampu mengatasi tantangan yang dihadapi, tetapi juga dapat menyesuaikan diri secara positif terhadap peristiwa-peristiwa negatif. Resiliensi menurut Connor & Davidson (2003), terdiri dari 5 aspek yaitu kompetensi pribadi, kepercayaan diri, penerimaan positif, kontrol diri, dan pengaruh spiritual. Dapat disimpulkan bahwa resiliensi adalah individu mengakui adanya situasi tidak menyenangkan dalam kehidupan dan menekankan bahwa resiliensi kemampuan untuk menjaga stabilitas psikologis saat menghadapi kondisi tertekan atau stress. Resiliensi muncul saat individu menghadapi tantangan, menunjukkan kemampuan dalam menghadapi pengalaman sulit bisa dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan adaptif untuk mengatasi kondisi serupa di masa mendatang.

 

Anggota TNI AL menunjukkan resiliensi yang luar biasa dalam menjalankan tugas-tugas mereka di medan yang penuh tekanan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Letda B, berikut adalah lima aspek utama yang menjadi landasan kekuatan mereka. Yang pertama, kompetensi diri menjadi dasar utama dalam menjalankan tugas. Kompetensi ini mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap profesional yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Letda B menekankan pentingnya fokus pada pekerjaan dan segera mengatasi masalah sesuai SOP, meskipun hasilnya kurang memuaskan. “Yang terpenting sudah mengerjakan tugasnya dengan sebaik mungkin,” ujarnya. Ketika anggota mampu mengatasi masalah dengan baik, stres dapat diminimalisir (Musradinur, 2016).

 

Kepercayaan diri juga merupakan faktor penting. Kepercayaan diri adalah keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk mencapai target. Letda B berbagi bahwa membangun kepercayaan diri dilakukan dengan saling menguatkan antar anggota selama di kapal. Individu yang percaya diri mampu bertindak mandiri, membuat keputusan berani, dan menghadapi tantangan dengan antusiasme (Fitria, 2021). Selain itu, penerimaan diri memainkan peran besar dalam resiliensi. Penerimaan diri berarti menilai diri secara objektif dan menerima kelebihan serta kekurangan. Letda B mengungkapkan bahwa menjaga semangat dengan bernyanyi dan saling mendukung membantu anggota mengatasi tekanan. Motivasi tinggi membuat anggota lebih bahagia dan tidak mudah tertekan, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja (Febriyani, 2022). Kontrol diri juga penting dalam menghadapi tekanan. Ini melibatkan pengaturan fisik, psikologis, dan perilaku individu. Penanganan konflik yang baik oleh atasan dapat mengubah tantangan menjadi keuntungan bagi organisasi. Menurut Letda B, kemampuan mengelola diri dan konflik sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan efisiensi dalam tim (Nasrudin, 2021).

 

Spiritualitas dalam pekerjaan memberikan kerangka nilai yang membantu anggota merasa terhubung dan lengkap. Letda B menjelaskan bahwa berada di medan tugas meningkatkan spiritualitas anggota karena mereka menghadapi risiko tinggi. Keinginan untuk mencari makna hidup dan memahami penugasan berdasarkan nilai-nilai agama membantu mereka tetap fokus dan termotivasi (Nurgazali, 2023). Secara keseluruhan, hasil wawancara ini menunjukkan bahwa anggota TNI AL memiliki resiliensi tinggi dalam menghadapi tekanan dan tantangan. Mereka mampu mengelola stres, membangun kepercayaan diri, menerima diri mereka sendiri, mengendalikan emosi, dan merasakan dampak spiritual yang mendalam dalam tugas mereka. Inilah yang membuat mereka mampu menjalankan tugas dengan baik di medan yang penuh risiko.

 

 

Referensi:

Apriawal, J. . (2022). Resiliensi Pada Karyawan Yang Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Jurnal Ilmu Psikologi Dan Kesehatan (SIKONTAN),1(1), 27–38.

Connor, K. M., & Davidson, J. R. T. (2003). Development of a new resilience scale : the connor-davidson resilience scale (cd-risc). Depression and Anxiety, 18(2), 76-82.

Febriyani Dewi, D. K. (2022). Gambaran Penerimaan Diri Pada Dewasa Awal yang Memiliki Orang Tua Dengan Gangguan Jiwa. Jurnal Penelitian Psikologi, 9(2), 139 – 153.

Fitria Lailatul Alfi, R. F. (2021). Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Kinerja Karyawan Di Pt Inspira Televisi Indonesia. Prosiding Manajemen, 7(1), 48 - 52.

Nasrudin Hasan Achmad, F. F. (2021). Manajemen Konflik Dan Cara Penanganan Konflik Dalam Organisasi. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 9(1), 1 - 18.

Nurgazali, M. I. (2023). Pengaruh Spiritualitas Di Tempat Kerja Terhadap Kinerja Pada Pekerja Pt. Makassar Tene. Jurnal Penelitian Multidisiplin, 1(2), 128 - 132.

Musradinur. (2016). Stres dan Cara Mengatasinya dalam Perspektif Psikologi. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(2), 183.

Putri, K. A. P., & Alfinuha, S. (2021). Menjadi Pensiunan Optimis Dan Tangguh: Korelasi Optimisme Dan Resiliensi Pada Pensiunan TNI-AL. Psycho Idea, 19(1), 35-44.

Utami, L. H. (2020). Bersyukur dan Resiliensi Akademik Mahasiswa. Nathiqiyyah, 3(1), 1-21.