ISSN 2477-1686

 

Vol. 10 No. 05  Maret 2024

 

Menuju Diri yang Sejati: Panduan Aktivitas Eksplorasi Diri untuk Menggali Nilai Pribadi

 Oleh:

Made Syanesti Adishesa

Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Center for the Study of Sustainable Community, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

 

Tanggapan terhadap artikel Sri Fatmawati Mashoedi dan Eko Meinarno

Artikel ini mengupas secara komprehensif mengapa pengenalan nilai pribadi memiliki peran yang krusial dalam kehidupan anak muda generasi Z. Sebagai salah satu faktor utama yang “menjadi panduan bagi tiap individu dalam bertingkah laku”, pemahaman tentang nilai pribadi dapat membantu kita menentukan untuk mempertahankan ataupun merubah perilaku kita (Mashoedi & Meinarno, 2024). Nilai juga merupakan bagian penting dari konsep diri kita (Sagiv & Schwatz, 2022). Dalam era modern yang dipenuhi dengan tekanan sosial, pengaruh media sosial, dan dinamika yang cepat berubah, memahami nilai-nilai diri juga membantu kita membentuk identitas yang kuat dan autentik (Daniel et al, 2022). Dengan mengidentifikasi nilai-nilai pribadi, kita dapat memiliki pedoman yang jelas untuk membuat keputusan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pribadi. Dalam konteks anak muda, ini menghindari mereka terjerumus ke dalam tekanan sosial atau terpengaruh oleh tren yang mungkin tidak selaras dengan nilai-nilai yang mereka anut. Selain itu, mengidentifikasi nilai pribadi juga berperan dalam membentuk kesejahteraan mental dan emosional. Anak muda generasi Z sering dihadapkan pada tuntutan akademik, persaingan di dunia kerja, dan ekspektasi yang tinggi dari lingkungan sekitar. Dengan memahami nilai-nilai yang mereka anggap penting, mereka dapat menciptakan keseimbangan antara tuntutan luar dan kebutuhan pribadi mereka (Oppenheimer-Weller, Roccas, & Kurman, 2018). Ini memberikan fondasi yang stabil untuk membangun rasa kepercayaan diri, membantu mereka mengatasi rasa tidak pasti dan stres, serta memberikan arah yang jelas dalam mencapai tujuan hidup mereka. Dengan demikian, mengidentifikasi nilai pribadi bukan hanya merupakan langkah menuju kepribadian yang kokoh, tetapi juga kunci untuk mencapai kesejahteraan holistik dalam kehidupan anak muda generasi Z.

Bagaimana kita dapat membantu generasi muda menggali nilai pribadinya?

Menyelami diri kadang dapat menjadi hal yang sulit karena pemahaman diri yang terbatas, terutama pada remaja atau anak muda yang belum terbiasa melakukannya. Aktivitas yang akan dijelaskan berikut ini dirancang untuk membantu mereka mengeksplorasi dan menggali nilai-nilai yang dianggap penting dalam membentuk identitas diri. Di ranah praktik psikologi, aktivitas ini biasanya digunakan oleh psikolog di bidang klinis sebagai bagian dari psikoterapi. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan aktivitas ini juga digunakan dalam konteks lain yang memerlukan peserta untuk lebih mengenali dirinya. Aktivitas ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk merefleksikan prioritas hidup yang memandu sikap, keputusan, dan perilaku mereka. Adapun aktivitas ini disadur dan diterjemahkan dari instruksi yang disusun oleh Gregg Henriques, Ph.D., seorang psikolog klinis di Amerika Serikat (Henriques, 2018). Aktivitas diawali dengan menjelaskan definisi nilai pribadi dan mengapa kita perlu mengenali nilai pribadi. Saya biasanya menggunakan bahasa yang cukup umum agar lebih mudah dipahami, seperti “Nilai-nilai adalah hal-hal yang kita anggap penting dan berharga dalam hidup. Mereka memberi tahu cara kita menghabiskan waktu dan energi kita. Pada umumnya, kita mewarisi nilai-nilai tersebut dari keluarga asal kita, dan kemudian menambahkan, menukar, dan/atau memodifikasi nilai-nilai kita berdasarkan pendidikan dan pengalaman seiring bertambahnya usia. Jika kita tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang membuat kita bergerak, maka kita akan kesulitan mencoba mengubah bagian-bagian dari diri kita. Kegiatan hari ini akan membantu kita mengungkapkan apa arti nilai-nilai yang paling penting sehingga kita dapat melihat dengan baik apakah itu adalah nilai-nilai yang kita ingin memengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku kita. Sadar dahulu, memilih kemudian.”

Langkah berikutnya, bagikan peralatan pada peserta. Pastikan semua peserta memiliki: 1) kertas lima warna, masing-masing warna lebih dari satu; 2) alat tulis. Jika aktivitas dilakukan secara daring, pastikan aplikasi yang digunakan memungkinkan peserta mengkategorikan jawabannya ke dalam lima tema (seperti kertas lima warna). Pastikan peserta merasa nyaman dan santai sebelum memulai aktivitas. Jelaskan bahwa akan ada lima pertanyaan yang diajukan, dan setiap peserta tidak ditekan/diwajibkan untuk menjawab. Mengingat beberapa pertanyaan mungkin bersifat sensitif, pastikan peserta memahami bahwa ia tidak wajib memerlihatkan jawabannya pada siapapun jika tidak diinginkan. Berikutnya adalah bagian inti dari aktivitas, yaitu mengajukan lima pertanyaan. Kelima pertanyaan diformulasikan dalam bentuk pertanyaan terbuka agar peserta merasa bebas menjawab apapun, dalam jumlah berapapun, dan lebih nyaman untuk jujur pada dirinya sendiri. Berikut lima pertanyaan yang biasa saya gunakan:

1.    “Apa saja barang yang Anda rasa krusial untuk hidup sehari-hari?”

2.    “Apa saja tempat/lokasi yang memiliki makna penting dalam hidup Anda?”

3.    “Siapa saja orang-orang yang membuat diri Anda seperti yang sekarang?”

4.    “Apa saja keinginan pribadi/profesional yang ingin Anda capai?”

5.    “Apa saja kenangan yang ingin Anda ingat seterusnya?”

Berikan jeda setelah tiap pertanyaan, pastikan peserta merasa nyaman & bebas saat menjawab, serta tidak merasa ‘wajib menjawab’ atau ‘harus sesuai instruksi’. Ingatkan selalu bahwa peserta dapat berhenti jika merasa tidak nyaman, bahwa jawaban peserta tidak ada yang benar/salah, serta peserta tidak perlu memerlihatkan jawabannya pada siapapun. Setelah semua pertanyaan diajukan, mintalah peserta mengeliminasi jawaban secara bertahap, hingga tersisa satu jawaban untuk masing-masing pertanyaan. Refleksikan perasaan peserta selama mengeliminasi jawaban. Tahap ini bertujuan untuk mendorong peserta menentukan hal apa yang menjadi prioritas hidupnya saat ini. Pada bagian ini, sangat mungkin terjadi peserta bingung menentukan pilihan antara hal yang sama-sama penting baginya. Ajak peserta untuk tetap menentukan pilihan hingga tersisa satu jawaban untuk kelima pertanyaan. Setelah itu, minta peserta menuliskan 1-2 kata yang mewakili semua jawaban tersebut. Ini adalah ‘nilai pribadi’ yang dianggap penting oleh para peserta saat ini. Peserta mungkin bingung menciptakan 1-2 kata yang dapat mencakup semua jawabannya dalam kelima pertanyaan. Pada bagian ini, Anda dapat memberikan referensi daftar nama-nama nilai pribadi yang dapat membantu peserta mencocokkan dengan jawabannya. Sebagai contoh, teori nilai pribadi dari Schwartz yang telah umum digunakan dalam literatur ilmiah seputar identitas diri (Sagiv & Schwartz, 2022). Terakhir, diskusikan pendapat peserta tentang nilai pribadi masing-masing. Hal-hal yang dapat didiskusikan antara lain: apakah nilai pribadi yang muncul di akhir sesuai dugaan peserta tentang dirinya sendiri, apakah membantu mereka lebih mengenali diri sendiri, sejauh mana nilai yang muncul ingin dirubah atau ingin dipertahankan, dan apa dampak nilai tersebut bagi diri mereka sendiri.

Kesimpulan

Dalam mengakhiri panduan aktivitas ini, dapat disimpulkan bahwa proses identifikasi nilai pribadi merupakan langkah penting untuk pengembangan diri anak muda. Dengan memahami nilai-nilai pribadi, diharapkan anak muda dapat membuat keputusan yang lebih baik, menghadapi tantangan dengan keyakinan diri, dan membangun hubungan yang autentik.

Referensi:

Daniel, E., Bardi, A., Fischer, R., Benish-Weisman, M., & Lee, J. A. (2022). Changes in Personal Values in Pandemic Times. Social                Psychological and Personality Science, 13(2), 572-582. https://doi.org/10.1177/19485506211024026

Henriques, G. (2018, Februari 7). Personal Value Exploration: An Experiential Activity. https://www.psychologytoday.com/ca/blog/theory-knowledge/201802/personal-value-exploration-experiential-activity

Mashoedi, S.F. & Meinarno, E.A. (2024, Februari 1). Kepatutan Diri Dimulai dari Nilai Pribadi. https://buletin.k-pin.org/index.php/daftar-artikel/1461-kontribusi-dunia-sosial-untuk-pemahaman-diri

Oppenheim-Weller, S., Roccas, S., & Kurman, J. (2018). Subjective value fulfillment: A new way to study personal values and their consequences. Journal of Research in Personality, 76, 38–49. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jrp.2018.07.006

Sagiv, L., & Schwartz, S. H. (2022). Personal Values Across Cultures. Annual Review of Psychology, 73(1), 517–546. https://doi.org/10.1146/annurev-psych-020821-125100