ISSN 2477-1686 

Vol. 10 No. 01 Januari 2024

 

Political Parasocial Relationship: Figur Politik Merebut Hati dan Simpati Masyarakat Pemilih

 

Oleh:

Erni Julianti Simanjuntak

Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan

 

Fenomena yang sangat nyata saat menjelang perhelatan politik seperti pemilihan umum adalah banyaknya masyarakat pemilih mengidolakan, memuji dan merasa memiliki hubungan yang sangat dekat dengan sosok atau figur politik idola yang menjadi kandidat pemilu. Banyak simpatisan dan pendukung yang begitu fanatik dan mati-matian mendukung idola politiknya. Tak jarang di antara para pendukung membangun ikatan emosional yang sangat kuat dengan sang kandidat. Dari perspektif psikologi, hal ini merupakan fenomena hubungan parasosial dalam politik.

Konsep hubungan parasosial pada mulanya ditujukan pada sosok individu yang tampil di media seperti artis atau selebritas dan pembawa acara. Akan tetapi hubungan parasosial ini juga meluas di berbagai bidang termasuk di bidang politik kepada tokoh atau figur politik tertentu. Parasocial relationship secara umum dimaknai sebagai relasi imaginatif yang terbentuk secara satu arah sebagaimana dijelaskan dalam artikel “Parasocial relationship: Bentuk kehaluan para penggemar terhadap idola” bahwa dalam hubungan parasosial, penggemar menjadi begitu dekat dan mengenal baik dan memiliki ikatan emosional dengan idolanya (Simanjuntak, 2023).

 

Hubungan parasosial dalam bidang politik disebut dengan istilah Political Parasocial Relationship (PPSR) yang didefinisikan sebagai perasaan dan hubungan yang dekat dengan tokoh politik meskipun mereka tidak memiliki hubungan langsung dengan masyarakat (Cohen & Holbert, 2018; Hakim & Liu, 2021). Sebagaimana hubungan parasosial pada umumnya, political parasosial relationship terjadi karena masyarakat atau pemilih mengagumi figur politik tersebut, mengikuti kampanye atau jejak politik mereka termasuk kehidupan pribadinya.

 

Dalam konteks politik hubungan parasosial terkadang memang sengaja dibangun antara kandidat atau okoh politik dengan masyarakat. Hal ini menjadi upaya untuk membentuk ikatan dan kedekatan hingga merebut simpati dan hati dan masyarakat pemilih. Salah satu faktor penting yang sangat berkontribusi membentuk hubungan political parasocial relationship adalah paparan media (media exposure) (Permana & Alfian, 2023). Seringnya tokoh politik atau kandidat politik muncul baik di media televisi dan social media yang sangat bervariasi menjadi cara membangun persona atau citra diri yang sifatnya mendekatkan dan menciptakan hubungan dengan masyarakat. Media exposure menjembatani atau menjadi perekat hubungan semu antara figur politik dengan masyarakat pemilih.

 

Dalam setiap hubungan parasosial, salah satu pihak akan lebih diuntungkan yaitu figur media atau figur politik yang diidolakan. Sekalipun hubungan parasosial dalam konteks politik dapat memberi manfaaat seperti menginspirasi, mendorong dan mendukung dalam membangun hubungan, akan tetapi dapat mengakibatkan dampak negatif. Political parasocial relationship yang tidak sehat cenderung terjadi ketika masyarakat pemilih mengkultuskan figur politik tertentu ditandai dengan anggapan bahwa figur politik tersebut sempurna dan dipuji berlebihan, mengabaikan kekurangannya, membela  dan berjuang untuk idolanya. Pada tingkat yang ekstrim, mungkin terjadi fanatisme terhadap figur tersebut dimana hubungan parasosial ini bisa menggantikan dan merusak relasi serta interaksi di kehidupan nyata dengan orang lain dan orang terdekat seperti keluarga hanya demi mendukung idola politiknya.

 

Referensi:

 

Cohen, J., & Holbert, R. L. (2018). Assessing the Predictive Value of Parasocial Relationship Intensity in a Political Context. Communication Research, 48(4), 501–526. https://doi.org/10.1177/0093650218759446

Hakim, M. A., & Liu, J. H. (2021). Development, Construct Validity, and Measurement Invariance of the Parasocial Relationship With Political Figures (PSR-P) Scale. International Perspectives in Psychology, 10(1), 13–24. https://doi.org/10.1027/2157-3891/a000002

Permana, L. K., & Alfian, I. N. (2023). Asal Terkenal, Bisa Terpilih: Peran Political Parasocial Relationship terhadap Voting Tendencies Pada Pemilih Pemula. Buletin Riset Psikologi Dan Kesehatan Mental (BRPKM), 3(1), 1–15. https://doi.org/10.20473/brpkm.v3i1.46970

Simanjuntak, E. J. (2023). Parasocial relationship: Bentuk “kehaluan” para penggemar terhadap idola. Buletin KPIN. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1190-parasocial-relationship-bentuk-kehaluan-para-penggemar-terhadap-idola