ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 23 Desember 2023

 

Kualitas Berkomunikasi dengan Anak (Remaja) Lebih Penting Dibanding Kuantitas

 

Oleh:

Yuliana Anggreany

Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan

 

Keinginan untuk mengetahui kondisi anak, permasalahan yang dihadapi, kehidupan anak sehari-hari di sekolah maupun di luar sekolah seringkali merupakan alasan orang tua yang menginginkan interaksi yang lebih dengan anak, khususnya pada anak remaja yang memiliki waktu di luar rumah yang semakin lama. Selain jam sekolah yang lebih panjang, anak remaja juga seringkali memiliki kegiatan bersama komunitasnya, baik terkait hobi/ kegemaran maupun kegiatan keagamaan. Komunikasi orang tua-anak yang baik sangatlah bermanfaat bagi anak. Semakin banyak orangtua berkomunikasi dengan anak-anak mereka, maka anak akan semakin mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan komunikasi mereka, dan anak dapat berelasi lebih baik dengan orang-orang disekeliling mereka.

 

Komunikasi adalah mesin utama dari relasi-relasi sosial dan komunikasi tersebut menentukan kualitas dari relasi. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam setiap relasi. Komunikasi melibatkan mendengarkan, hadir, memahami, saling menghargai dan emosi. Intinya, berkomunikasi artinya mengetahui cara memberi dan mengetahui cara menerima. Demikian juga dengan komunikasi antar orang tia dan anak. Komunikasi antara orangtua-orangtua dan anak-anak tidaklah sulit tetapi membutuhkan keterampilan-keterampilan tertentu, kehadiran, dan waktu. Relasi antara orangtua dan anak-anak merepresentasikan interaksi komunikasi yang signifikan (Runcan, Constantineanu, Ielics, & Popa, 2012).

 

Fungsi keluarga tidak dapat dijalankan tanpa adanya komunikasi antar anggota keluarga. Komunikasi juga dapat membentuk dan mempertahankan relasi antara orangtua dan anak. Selain itu, melalui komunikasi, orang tua dan anak dapat memberikan umpan balik, sehingga interaksi antara orangtua dan anak menjadi kuat dan efektif. Melalui komunikasi juga, orangtua dapat mengidentifikasi, mengetahui dan memenuhi kebutuhan anak sesungguhnya. Oleh karena itu, komunikasi antara orangtua dan anak sangat berkontribusi untuk menciptakan relasi yang adil dan efektif, serta pengertian dan penerimaan antara orangtua dan anak-anak.

 

Akan tetapi, ketika anak bertumbuh menjadi anak remaja, mereka menginginkan kemandirian dan privasi dan berkurangnya keinginan untuk berkomunikasi dengan orang tua mengenai kehidupan mereka di sekolah. Akan tetapi orang tua menginginkan untuk tetap mengetahui mengenai kehidupan anak di sekolah, sering memiliki percakapan dengan mereka, dan tetap membantu pendidikan anak. Meskipun orang tua ingin berinteraksi dengan anak untuk dapat mendampingi anak, akan tetapi mereka seringkali mengabaikan keinginan anak untuk mandiri dari orangtua mereka, khususnya pada anak remaja. Akibatnya, konflik orangtua-anak dapat meningkat dan komunikasi orantua-anak menjadi negative dan lebih sedikit, seringkali juga beradu argument dan percakapan yang kasar yang dapat berakibat merugikan, salah satunya buruknya performa akademik sekolah anak. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui apa yang harus dilakukan orangtua dalam pergumulan berkomunikasi dengan anak remaja mereka.

 

Beberapa studi menemukan adanya hubungan antara komunikasi antara orangtua-anak dengan performa akademik anak. Semakin sering orangtua membicarakan mengenai perkembangan sekolah anak, rencana masa depan, dan pekerjaan rumah, diasosiasikan dengan performa akademik anak yang lebih baik. Akan tetapi ada juga studi yang mengindikasikan bahwa tidak ada kaitannya antara kuantitas komunikasi orangtua-anak dengan performa akademik anak (Zhang, 2020).

 

Selain kuantitas komunikasi, banyak peneliti juga tertarik untuk meneliti mengenai kualitas komunikasi orangtua- anak. Komunikasi orangtua-anak yang berkualitas adalah ketika orangtua dan anak melakukan perbincangan dimana orangtua mendukung penyampaian opini anak dan keputusan dapat diambil dengan mempertimbangkan beberapa pandangan yang berbeda, sehingga baik orangtua maupun anak dapat memberikan opini dan membuat keputusan. Orangtua memberikan penjelasan mengenai tindakan/ opininya dan mendorong anak untuk juga menjelaskan opininya. Dengan cara ini, orangtua dapat mengetahui motivasi di balik opini tersebut dan bagaimana merespon tindakan anak mereka, anak juga memahami apa yang diharapkan dari mereka. Studi-studi terkait kualitas komunikasi orang tua-anak hasilnya konsisten, yaitu bahwa komunikasi orangtua-anak yang melibatkan pengertian dan dukungan dari orang tua terhadap anak diasosiasikan dengan performa akademik yang lebih baik (Zhang, 2020).

Komunikasi yang positif antara orang tua dan anak dapat membantu mendukung perkembangan konsep diri yang positif pada anak, yang kemudian berkontribusi terhadap prestasi akademik anak. Beberapa studi merlihat adanya mediasi dari konsep diri di antara komunikasi orangtua-anak dan performa akademik anak. Akan tetapi kuantitas komunikasi orangtua-anak tidak memiliki pengaruh baik terhadap konsep diri anak ataupun performa akademik anak (Zhang, 2020).

 

Orangtua yang lebih sering berbincang dengan anak mereka mengenai kehidupan sekolah tidaklah membantu meningkatkan performa akademik anak remaja, mungkin saja karena anak remaja cenderung menginginkan kemandirian dari orangtua mereka dan tidak melihat kelebihan ataupun hal yang menarik dari berbincang-bincang dengan orang tua mereka. Bahkan mereka bisa saja melihat hal tersebut (mencoba sering berbincang-bincang mengenai kehidupan sekolah) sebagai hilangnya privasi, kuasa/ wewenang, dan identitas. Akan tetapi kualitas komunikasi orangtua-anak dapat meningkatkan performa akademik anak, khususnya jika orangtua menunjukkan kepercayaan dan pengertian pada anak mereka selama berbincang-bincang dan mau bekerja sama dengan anak untuk membuat keputusan, maka konsep diri anak dapat meningkat, dan kemudian juga meningkatkan performa akademik remaja (Zhang, 2020).

Komunikasi sangatlah penting dalam interaksi antara orang tua dan anak, khususnya apabila orangtua ingin menemukan cara yang lebih baik untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan pada anak, nilai-nilai kehidupan dapat membantu membimbing anak di masa sekarang dan juga di masa depan. Dalam komunikasi yang berkualitas, orangtua mau mendengarkan dan menghargai pandangan anak, mengundang mereka untuk menjadi bagian dalam proses pengambilan keputusan, memahami emosi-emosi mereka, dan menyediakan umpan balik/ feedback yang membangun.  Anak-anak akan cenderung lebih aktif dalam percakapan di keluarga dan cenderung akan mengutarakan pandangan mereka ketika berhadapan dengan pilihan terkait sekolah yang penting (contoh kursus, rencana pembelajaran).

 

Referensi:

 

Runcan, P. L., Constantineanu, C., Ielics, B., & Popa, D. (2012). The Role of Communication in the Parent-Child Interaction. Procedia-Social and Behavioral Sciences. 46, 904-908. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187704281201350X

 

Zhang, Y. (2020). Quality Matters More Than Quantity: Parent-Child Communication and Adolescents Academic Performance. Frontiers in Psychology. 11. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyg.2020.01203/full