ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 22 November 2023

 

Pentingnya Tidur Bagi Mahasiswa

 

Oleh

Jocelyn Alexander Lim & Venie Viktoria Rondang Maulina

Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

 

Tidur adalah salah satu kebutuhan biologis yang harus dipenuhi (Ramar et al., 2021). Tidur sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan pada semua golongan usia (Foster, 2020 dalam Ramar et al., 2021). Meskipun demikian, tidur seringkali diabaikan, terutama pada kalangan mahasiswa yang terkenal dengan kebiasaan begadang. Dalam upaya mahasiswa untuk meraih prestasi, tidur seringkali menjadi prioritas kedua bagi mahasiswa. Oleh karena itu, memahami peran tidur bagi mahasiswa sangat penting. Melalui artikel ini, kita akan mengetahui dan lebih memahami kualitas tidur, serta dampak kurang tidur pada kinerja mahasiswa, kesehatan mental, dan fisik.

 

Stores (dalam Herawati & Gayatri, 2019) menjelaskan tidur dibagi menjadi dua kategori, yaitu tidur yang memuaskan dan tidur yang tidak memuaskan. Tidur yang memuaskan artinya durasi tidur cukup dan kualitas tidur yang baik (Herawati & Gayatri, 2019). Rekomendasi tidur yang cukup bagi dewasa muda (usia 18-25 tahun) adalah 7-9 jam per malamnya (Chaput et al., 2018). Nelson et al. (2021) meengungkapkan bahwa kualitas tidur adalah kepuasan individu terhadap semua aspek tidur. Adapun aspek-aspek tidur yang dimaksud adalah adalah subjective sleep quality (penilaian subjektif individu mengenai kualitas tidur yang ia miliki), sleep latency (jumlah waktu yang dibutuhkan individu untuk tertidur), sleep duration (jumlah waktu individu tertidur), habitual sleep efficiency (persentase jumlah jam tidur dan jumlah jam yang dihabiskan di tempat tidur), sleep disturbance (pola tidur yang terganggu akibat beberapa faktor), use of sleep medication (penggunaan obat-obatan yang membantu individu tidur), dan daytime dysfunction (keadaan individu kesulitan beraktivitas di siang hari karena kualitas tidur yang buruk) (Buysse, et al., 1989; Sukmawati, et al., 2019).

 

Sebuah studi menemukan bahwa mahasiswa yang tidur selama 7-9 jam setiap malam memiliki IPK yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak memenuhi rekomendasi tersebut (Smith, 2018). Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa mahasiswa yang memberikan prioritas pada tidur cenderung tampil lebih baik dalam ujian dan tugas (Smith, 2018). Namun demikian, masalah tidur sering ditemukan pada mahasiswa. Zhang et al. (2022) menyebutkan bahwa mahasiswa dianggap sebagai kelompok yang rentan memiliki kualitas tidur yang buruk. Adapun kecenderungan mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk mencapai 45,07%. Hal ini didukung pula oleh Schlarb et al. (2017) yang menyebutkan sekitar 60% mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk dan 7,7% diantaranya memenuhi kriteria insomnia (kesulitan untuk tidur).

 

Salah satu dampak yang paling nyata dari kurang tidur bagi mahasiswa adalah pengaruhnya pada kinerja mahasiswa, khususnya dalam bidang akademis. Tidur berperan penting dalam konsolidasi ingatan dan fungsi kognitif (Jones, 2017). Ketika mahasiswa tidak mendapatkan cukup tidur, kemampuan mereka untuk fokus, berkonsentrasi, dan menyimpan informasi mengalami penurunan (Jones, 2017). Penurunan dalam kemampuan tersebut dapat mengakibatkan nilai mahasiswa yang menurun, peningkatan stres, dan penurunan prestasi akademis.

 

Selain aspek akademis, tidur berperan penting dalam kesejahteraan mental dan emosional mahasiswa. Kurang tidur berkaitan dengan peningkatan risiko kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya (Brown, 2019). Hal ini dapat memperburuk kondisi kesehatan mental yang sudah ada dan membuat sulit mahasiswa untuk mengatasi tekanan kehidupan di universitas. Miller (2020) menjelaskan bahwa tidur yang baik membantu menjaga keseimbangan kimia dalam otak, yang berdampak positif pada kesehatan mental. Mahasiswa yang tidur cukup memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan lebih siap menghadapi tekanan akademik. Kurang tidur juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati, mudah tersinggung, dan kesulitan untuk mengelola stres (Miller, 2020). Hal ini tidak hanya memengaruhi mahasiswa saja, tetapi juga dapat mengganggu hubungan dengan teman sebaya, dosen, maupun keluarga. Oleh karena itu, tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga stabilitas emosi bagi mahasiswa untuk menjalani kehidupan perkuliahan yang mungkin dirasa menuntut.

 

Mahasiswa seringkali menjalani kehidupan yang sibuk, baik dalam bidang akademis (menjalani perkuliahan, mengerjakan tugas-tugas perkuliahan, dan lainnya) maupun bidang non-akademis (kegiatan di luar perkuliahan, magang, dan lainnya). Memiliki kehidupan yang sibuk, mahasiswa sering mengabaikan pentingnya tidur. Mengabaikan tidur dapat berdampak serius pada tubuh mereka. Kurang tidur kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular (Reis et al., 2018). Selain itu, sistem kekebalan tubuh memerlukan tidur yang cukup untuk bisa berfungsi secara optimal. Mahasiswa yang tidak memiliki tidur yang cukup lebih rentan terhadap penyakit (Reis et al., 2018). Kesehatan fisik yang menurun dapat mengakibatkan mahasiswa absen kuliah dan penurunan dalam kinerja akademis.

 

Gaya hidup sehat, persoalan akademik, lingkungan sosial (hubungan mahasiswa dengan keluarga, dosen, teman, dan pasangan), dan kecemasan adalah faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap kualitas tidur. Dalam penelitian yang penulis lakukan pada 335 mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta, ditemukan hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur. Artinya semakin tinggi kecemasan yang dirasakan mahasiswa, maka semakin buruk kualitas tidur mahasiswa. Adapun 7,2% mahasiswa memiliki kualitas tidur yang tergolong baik, sementara 92,8% mahasiswa memiliki kualitas tidur yang tergolong masih kurang baik hingga buruk. Penulis tidak menemukan perbedaan yang signifikan pada kecemasan maupun kualitas tidur antar angkatan mahasiswa.

 

Dengan demikian, mahasiswa perlu mengenali hal apa saja yang mungkin memengaruhi kualitas tidurnya, selanjutnya melakukan hal-hal yang dapat membantu meningkatkan kualitas tidur tersebut. Sebagai contoh: membatasi minuman yang mengandung kafein beberapa jam sebelum tidur. Apabila mahasiswa tetap mengalami kesulitan menjaga kualitas tidurnya dan ada indikasi kecemasan yang mungkin menyertai, mahasiswa dapat melakukan konsultasi lebih lanjut dengan praktisi kesehatan mental, seperti psikolog dan psikiater.

 

Tidur adalah suatu kebutuhan utama, tak terkecuali bagi mahasiswa. Tidur yang berkualitas dapat menghasilkan peningkatan pada kinerja akademis, kesejahteraan mental dan emosional, serta kesehatan fisik yang lebih baik. Dengan memahami pentingnya tidur dan menerapkan kebiasaan tidur yang sehat, mahasiswa dapat menciptakan kesuksesan pada bidang akademis maupun non-akademis.

 

Referensi:

 

Brown, A. (2019). The impact of sleep on college students’ academic performance. Journal of Sleep Research, 22(5), 561-568.

Buysse, D. J., Reynolds, C. F., Monk, T. H., Berman, S. R., & Kupfer, D. J. (1989). The Pittsburgh sleep quality index: A new instrument for psychiatric practice and research. Psychiatry Research, 28(2), 193–213.

Chaput, J. P., Dutil, C., & Sampasa-Kanyinga, H. (2018). Sleeping hours: What is the ideal number and how does age impact this? Nature and Science of Sleep, 10, 421-430.

Herawati, K., & Gayatri, D. (2019). The correlation between sleep quality and levels of stress among students in Universitas Indonesia. Enfermería Clínica, 29(S2), 357-361. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.04.044

Jones, E. (2017). Sleep and cognitive function: The role of sleep in critical thinking. Cognitive Psychology, 28(4), 489-502.

Miller, S. (2020). Sleep and mental health: The connection between a good night’s sleep and emotional well-being. Journal of Mental Health, 15(2), 198-210.

Nelson, K. L., Davis, J. E., & Corbett, C. F. (2022). Sleep quality: An evolutionary concept analysis. Nursing Forum: An Independent Voice for Nursing, 57, 144-151.

Ramar, K., Malhotra, R. K., Carden, K. A., Martin, J. L., Abbasi-Feinberg, F., Aurora, R. N., Kapur, V. K., Olson, E. J., Rosen, C. L., Rowley, J. A., Shelgikar, A. V., & Trotti, L. M. (2021). Sleep is essential to health: An American Academy of Sleep Medicine position statement. Journal of Clinical Sleep Medicine, 17(10), 2115 - 2119.

Reis, C., Rodrigues, A. M., Sousa, R. D., Gregório, M. J., Branco. J., Canhão, H., & Paiva, T. (2018). Sleep duration, lifestyles and chronic diseases: A cross-sectional population-based study. Sleep Science, 11(4), 217-230.

Schlarb, A. A., Friedrich, A., Claßen, M. (2017). Sleep problems in university students - an intervention. Neuropsychiatr Dis Treat, 13, 1989-2001. doi: 10.2147/NDT.S142067.

Smith, J. (2018). The relationship between sleep duration and academic performance in college students. Journal of Educational Psychology, 42(1), 123-136.

Sukmawati, N. M. H., & Putra, I. G. S. W. (2019). Reliabilitas kusioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) versi Bahasa Indonesia dalam mengukur kualitas tidur lansia. WICAKSANA, Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, 3(2), 30-38.

Zhang, L., Zheng, H., Yi, M., Zhang, Y., Cai, G., Li, C., & Zhao, L. (2022). Prediction of sleep quality among university students after analyzing lifestyles, sports habits, and mental health. Frontiers in psychiatry13, 927619. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2022.927619