ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 19 Oktober 2023

 

Konstruksi Alat Ukur Future Anxiety

Untuk Buruh Pabrik di Kabupaten Tangerang

 

Oleh:

Flavianus Nanda Harsono, Angela Oktavia Suryani, & Laura Fransisca N. Sudarnoto

 

Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

 

Anxiety (kecemasan) adalah kondisi umum dari ketakutan atau perasaan tidak nyaman, di mana obyek yang dicemaskan tidak nyata, hanya ada dalam pikiran individu itu sendiri. Sebetulnya pada tingkat tertentu, kecemasan itu sendiri bermanfaat untuk memotivasi individu melakukan tindakan preventif dan adaptif terhadap obyek yang dicemaskan. Tetapi bila tingkat kecemasan melebihi ancaman yang nyata atau muncul tanpa sebab, maka akan timbul gangguan kecemasan (anxiety disorder) yang dapat mengakibatkan distress emosional yang signifikan dan mengganggu kemampuan individu untuk berfungsi (Nevid et al., 2014). Dari berbagai jenis gangguan kecemasan,  peneliti berfokus pada Future Anxiety (kecemasan akan masa depan). Future Anxiety dijelaskan sebagai kondisi takut, bingung, dan kuatir akan terjadinya perubahan yang tidak baik di masa depan (Zaleski, 1996).

 

Buruh pabrik adalah pekerja yang bekerja di pabrik atau industri dengan penghasilan rata-rata rendah yang lebih mengandalkan tenaga fisik daripada keahlian bidang tertentu. Penghasilan yang rendah tentunya menjadi tantangan bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, terutama bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak. Ditambah lagi bila mereka juga harus menanggung orang tua atau mertuanya.

 

Peneliti melihat situasi buruh pabrik yang mengalami kecemasan mengenai masa depannya perlu mendapat perhatian, sebab kecemasan dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis (Michie & Williams, 2003). Dalam upaya memahami future anxiety para buruh pabrik lebih lanjut melalui penelitian-penelitian, maka peneliti bermaksud menyusun alat ukur future anxiety yang khas untuk populasi buruh pabrik.

 

Dimensi-dimensi konstruk

Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis teori-teori future anxiety antara lain Cate & John (2007), Hammad (2006), Nevid et al (2014), dan Zaleski (1996) untuk merumuskan konstruk future anxiety buruh pabrik.

 

Berdasarkan analisis teori-teori tersebut, desain konseptual future anxiety bagi kaum buruh memiliki 3 dimensi sebagai berikut:

·       Cognitive yaitu gejala yang mengarah pada rasa takut dan kuatir akan terjadinya hal buruk di masa depan, ketidakyakinan bahwa tindakan dan pekerjaannya akan bisa membawa kesuksesan, dan terlalu fokus memperhatikan masa kini dan masa lalu, tidak suka membahas masa depan.

 

·       Behaviour yaitu gejala yang mengarah pada sikap pasif dan pasrah atas apa yang akan terjadi di masa depan, menggunakan defense mechanism untuk mengurangi perasaan negatif, dan memanfaatkan hubungan sosial untuk membantu menjamin masa depannya.

 

·       Psychosomatic manifestations of anxiety, yaitu gejala yang merupakan manifestasi gejala fisik maupun mental yang diakibatkan oleh rasa cemas dan takut akan masa depan seperti: sakit kepala, merasa gugup dan tegang, jantung berdegup kencang, sesak di bagian dada, anggota tubuh terasa dingin, dan lain-lain.

Penyusunan alat ukur dalam penelitian ini menggunakan model summated rating scale dari Likert yang terdiri dari 40 item saat penyusunan dan33 item pada versi final. Rentang skala yang digunakan mulai dari nilai 1 hingga 5 dari pilihan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju.  Seluruh item pada alat ukur ini bersifat favorable. Total skor menunjukkan tingkat future anxiety partisipan.

Partisipan Penelitian dan Metode Pengambilan Data

Partisipan dalam penelitian ini adalah buruh pabrik yang bekerja di wilayah kabupaten Tangerang yang direkrut dengan metode convenience sampling dengan karakteristik berusia 18 hingga 55 tahun dan telah bekerja di pabrik di wilayah Tangerang selama minimal 6 bulan. Jumlah total partispan dalam penelitian ini adalah 150 buruh di mana sebanyak 60 orang menjawab kuesioner saat uji analisis item dan validitas isi dan sebanyak 90 orang pada saat uji validitas konstruk dan reliabilitas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode daring melalui google form di mana Peneliti membagi tautan (link) google form langsung kepada tiap partisipan lewat aplikasi whatsapp.

Metode psikometri yang diterapkan

Dalam penelitian ini peneliti menerapkan uji analisis item, validitas isi secara kualitatif melalui expert judgment dan kuantitatif melalui perhitungan Item Content validity Index (I-CVI) dan Scale Content Validity Index (S-CVI), validitas konstruk melalui uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan reliabilitas alat ukur melalui uji Cronbach’s Alpha. Pada uji analisis item peneliti menggunakan metode statistik korelasi antara skor item dengan skor total yang sudah dikoreksi (corrected item-total correlation). Pada uji expert judgment, peneliti melibatkan tiga orang ahli bidang pengukuran dan psikologi di mana mereka memberikan masukkan secara kualitatif dan kuantitatif (aspek yang dinilai meliputi relevansi, kejelasan, dan kesederhanaan item dalam rentang skor 1 – 4 mulai dari sangat tidak relevan hingga sangat relevan, dst). Dalam pengolahan data statistik, peneliti menggunakan software Jeffreys's Amazing Statistics Program (JASP) versi 0.16.3.

Berdasarkan penilaian tiga ahli terdapat 80% butir item kurang memiliki kualitas yang baik secara kualitatif dan kuantitatif sehingga nilai I-CVI alat ukur adalah 27.44, nilai S-CVI/UA adalah 0.20, dan nilai S-CVI/AVE adalah 0.69. Walaupun S-CVI/AVE tidak mencapai nilai standar yaitu 0.90, peneliti berupaya memperbaiki dan membuang item-item yang tidak relevan berdasarkan masukan dari para ahli. Jumlah item yang akhirnya siap untuk diuji coba secara statistik adalah 33 item.

Item yang sudah dinilai baik oleh para ahli bersama dengan item yang telah diperbaiki selanjutnya diujicobakan dengan menggunakan metode statistik kepada 60 buruh. Hasil uji analisis item dengan menggunakan uji korelasi antara skor item dan skor total yang telah dikoreksi menunjukkan bahwa seluruh item berkorelasi secara signifikan dengan koefisien sebesar 0.2666 hingga 0.7634.

Pada uji validitas dengan melibatkan 90 partisipan dengan menerapkan CFA, peneliti menemukan bahwa struktur dan factor loading item-item alat ukur memenuhi standar goodness of fit indicators menurut Hu dan Bentler (1999) dengan koefisien c2/df = 1.5351 (rekomendasi < 3), p < 0.05 (rekomendasi > 0.05), CFI = 0.9830 (rekomendasi > 0.90), TLI = 0.9798 (rekomendasi 0.95), RMSEA = 0.0784 (rekomendasi < 0.08). Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa alat ukur reliabel dengan koefisein Cronbach’s Alpha sebesar 0.9048. Sebagai standar pemaknaan skor hasil pengukuran, peneliti menggunakan rentang skor 69 hingga 72 sebagai rentang future anxiety rendah, skor 84 hingga 104 sebagai rentang skor future anxiety kurang, skor 106 hingga 131 sebagai rentang skor future anxiety cukup, skor 132 hingga skor 152 sebagai skor future anxiety tinggi dan skor 153 hingga 165 sebagai rentang skor future anxiety sangat tinggi.

Kesimpulan

Hasil pengujian psikometri terhadap alat ukur future anxiety buruh pabrik menunjukkan bahwa alat ukur valid dan reliabel dan sudah dapat digunakan. Namun untuk dapat digunakan pada populasi wilayah di luar Tangerang, peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya untuk menguji kembali validitas dan reliabiltitas alat ukur ini.

Butir item alat ukur future anxiety buruh pabrik

A.    Dimensi Cognitive:

Contoh : Saya kuatir akan masa depan saya.

B.    Dimensi Behaviour

Contoh : Saya pasrah dengan apa yang akan terjadi pada saya di masa depan.

C.    Dimensi Psychosomatic Manifestations of Anxiety

Contoh : Saya mengalami sakit kepala bila memikirkan masa depan keluarga saya.

 

Referensi:

 

Cate, R. A., & John, O. P. (2007). Testing models of the structure and development of future time perspective: Maintaining a focus on opportunities in middle age. Psychology and Aging, 22(1), 186–201. https://doi.org/10.1037/0882-7974.22.1.186

Hammad, M. A. (2016). Future Anxiety and its relationship to students’ attitude toward academic specialization. Journal of Education and Practice, 7(15), 54–65. https://eric.ed.gov/?id=EJ1103253

Hu, L., & Bentler, P.M. (1999). Cutoff criteria for fit indexes in covariance structure analysis: Conventional criteria versus new alternatives. Structural Equation Modeling: A Multidisciplinary Journal 6(1), 1-55, doi: 10.1080/10705519909540118.

Michie, S., & Williams, S. (2003). Reducing Work Related Psychological Ill Health and Sickness Absence: A Systematic Literature Review. Occupational and Environmental Medicine60(1), 3–9. http://www.jstor.org/stable/27731845

Nevid, J. S., Spencer A, R., & Greene, B. (2014). Psikologi Abnormal di Dunia yang Terus Berubah (O. M. Dwiasri & A. Maulana, Eds.; Edisi 9). Penerbit Erlangga.

Zaleski, Z. (1996). Future anxiety: Concept, measurement, and preliminary research. Personality and Individual Differences, 21(2), 165–174. https://doi.org/10.1016/0191-8869(96)00070-0