ISSN 2477-1686
Vol. 9 No. 18 September 2023
Memajukan Psikologi di Indonesia:
Dari Adaptasi Alat Ukur sampai Membuat Alat Ukur
Oleh:
Christiany Suwartono1 & Eko A. Meinarno 2
1Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
2Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
Pengantar
Arahan pidato Slamet Iman Santoso (pendiri pendidikan psikologi di Indonesia. Selanjutnya akan ditulis sebagai SIS) bahwa dibutuhkan penempatan individu yang tepat sesuai dengan bakat dan minatnya (1952[1979]). Dalam pidatonya, ia menyarankan untuk adanya pemeriksaan psikologis pada para siswa sekolah. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengungkap petunjuk diri mereka agar dapat mencapai prestasi yang optimal.
Kebutuhan untuk dapat membedakan tiap individu agar masuk dalam bidang yang tepat tampaknya menjadi obsesi dari SIS. Hal ini terlihat setidaknya dari dua artikel dari 26 artikel dalam bukunya, Pembinaan Watak (1979). Pembedaan ini tentu perlu ada langkah pemeriksaan psikologis. Pemeriksaan psikologis ini terkait dengan penggalian informasi diri secara kualitatif dan kuantitatif. Dalam proses penggalian data kuantitatif inilah dibutuhkan alat-alat ukur psikologis.
Ide SIS: Psikologi Mewujudkan Masyarakat yang Pas
Pengukuran psikologis bukan sekedar untuk mendapat angka dan kemudian menjadi alat untuk membeda-bedakan antarmanusia. SIS berpendapat, dengan pengukuran akan membantu masyarakat menempatkan individu dalam posisi yang tepat (1952[1979]).
Pemikiran SIS lebih jauh menyatakan keberadaan psikologi dapat membantu manusia dalam mengatasi masalah untuk menghadapi alam (yang alami maupun buatan). Prinsip survival of the fittest dari Darwin dapat diatasi oleh psikologi (Santoso, 1952[1979]). Hal ini dimungkinkan karena tiap-tiap manusia mempunyai fungsinya, dan untuk itu pemeriksaan psikologis dibutuhkan.
Pengukuran Psikologi
Dalam banyak buku pengantar diagnostik, terdapat tulisan mengenai cara pengukuran tingkah laku. Misalnya tes masuk pegawai negeri masa kekaisaran Cina, atau yang modern adalah tes masuk tentara Amerika Serikat masa perang dunia. Termasuk tes masuk perguruan tinggi untuk fakultas psikologi di Indonesia (Santoso, 1994). Tes psikologi diperlukan untuk membuat kriteria tertentu. Kriteria ini akan menolong dalam pengisian jabatan dan fungsi seseorang dalam masyarakat (Santoso, 1952[1979]).
Pada umumnya, alat tes psikologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan kondisi psikologi seorang individu (Suwartono, 2016). Sebagaimana psikologi di Indonesia arahnya jelas yakni untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bangsanya sendiri (Meinarno & Ranakusuma, 2021), maka kebutuhan untuk melakukan adaptasi dan pembuatan alat ukur sendiri adalah sebuah keharusan.
Adaptasi
Keperluan untuk kepentingan pemeriksaan psikologis. Dalam adaptasi tes, proses penerjemahan tidak hanya sensitif pada faktor bahasa, namun juga untuk faktor non-bahasa, seperti budaya dan relevansi pengetahuan mengenai target populasi dari suatu tes. Proses ini menjadi sebuah hal yang penting karena sebuah tes tidak dapat diimplementasikan dengan baik apabila konten alat tes tersebut tidak sesuai dengan budaya negara Indonesia, seperti penggunaan gambar salju yang memang tidak akrab dengan budaya masyarakat Indonesia. Apabila sebuah alat tes mengandung soal ini, maka efektivitas alat tes tersebut tidak akan merata dan akan terjadi sebuah bias. Di mana akan ada peserta tes yang diuntungkan sekaligus juga dirugikan (Suwartono, 2016).
Tes psikologi dan pendidikan yang terstandarisasi memegang peranan penting bagi para profesional dalam berbagai konteks seperti klinis, pendidikan, dan pekerjaan serta organisasi (Miller & Lovler, 2018; Muñiz et al., 2001; Muñiz, Hernández, & Fernández-Hermida, 2020). Fungsi utama tes ini adalah untuk mengambil keputusan diagnostik, seleksi atau promosi individu, serta penilaian kompetensi siswa. Selain itu, tes juga memiliki peran dalam penelitian. Namun, tidak semua tes sudah tersedia dalam bahasa yang digunakan dalam suatu daerah dan tidak semua peneliti atau praktisi memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk selalu membuat tes yang mereka butuhkan. Hal ini pun membuat adaptasi tes dari budaya lain sering lebih umum daripada pengembangan tes baru (Hambleton & Lee, 2013). Dengan melakukan adaptasi tes, waktu pun menjadi hal yang bisa dipercepat dan bisa dilakukan perbandingan lintas budaya. Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah adaptasi tes meningkat secara signifikan, mendorong ITC untuk menyusun pedoman terjemahan dan adaptasi tes untuk memastikan kualitas dan validitas (ITC, 2017).
Penulis menemukan beberapa tes psikologi yang diadaptasi. Misalnya tes Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC). Tes ini diadaptasi dengan sampel yang beragam (Batubara, 1999; Amril, 2006; Kusharto, 2006; Siahaan, 2006; Rachmawati, 2006; Suwartono, 2018; Wulandari, 2007). Children’s Apperception Test (CAT-AI) oleh Gunarsa, (1974). Tes kemampuan diferensiil oleh Wibowo (1977). Tes Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (Andiani, 1988; Dharmajani, 1988; Gusfiarni, 1988). Tes EQ-1 (emotional quotient inventory) oleh Hendarto (2005). Tes inteligensi Perkins Binet bentuk U oleh Tridhany (1988). Kemudian, tes Luria-Nebraska neuropsychological battery oleh Utami (2009).
Pengembangan Alat Ukur
Pengembangan (atau di Indonesia juga perlu membuat) alat ukur tidak dapat dihindari karena banyak gejala psikologis yang perlu diukur untuk kepentingan penelitian dan penjelasan dari gejala itu sendiri. Pada masa Santoso, pembuatan alat ukur sangat mungkin belum berkembang. Pengembangan alat ukur yang sesuai dengan budaya Indonesia mendukung pengembangan ilmu psikologi dan inovasi karya cipta anak bangsa. Dengan alat ukur yang sesuai, pengukuran psikologis menjadi lebih tepat sasaran, memberikan manfaat signifikan bagi seseorang dan tentunya ke masyarakat dalam mengoptimalkan potensi dan perkembangan sumber daya manusia.
Masuk abad 21, di Indonesia mulai ada buku-buku yang menjelaskan sekaligus menjadi semacam kompendium skala psikologi. Setidaknya ada dua buku yakni buku Penyusunan Skala Psikologi oleh Saifuddin Azwar (2010) dan Alat Ukur Psikologis: Teori dan Praktek (penyunting Kuncono T Yunanto, Selviana, dan Eko A Meinarno, 2022). Juga terdapat dua artikel dalam buku nasional yang juga sangat khusus mengenai pengukuran yakni Instrumen Pengukuran Penelitian Psikologi di Indonesia (Selviana, Yunanto, & Meinarno, 2019) dan Potensi Area Pembuatan Alat Ukur Psikologis (Suwartono, Santoso, Rocky, & Adishesa, 2022).
Pengembangan alat ukur psikologis memiliki peran penting dalam mengungkap potensi individu. Potensi ini menjadi terungkap ketika seseorang bisa menjawab dengan sungguh-sungguh, ketika memberikan respon pada alat ukur (survei, kusioner, skala psikologis). Hal ini pun bisa berujung pada kepuasan dari seseorang karena berada di posisi yang tepat. Selain itu, saat orang memberikan respon, seseorang bisa terstimulasi dengan isi yang ditanyakan pada alat ukur itu dan pada akhirnya bisa membantu pengambilan keputusan yang tepat dalam berbagai aspek kehidupan.
Adapun penulis berhasil menemukan ilmuwan-ilmuwan yang membuat alat ukur psikologi dengan tema khas Indonesia. Mengenai kepemimpinan dengan ide hastabrata (Setiyowati, & Razak, 2018, 2020; Setiyowati, Razak, 2020). Skala untuk mengukur nilai nasional dan Bhinneka Tunggal Ika (Suwartono, & Meinarno, 2012; Meinarno, 2017).
Penutup
Adaptasi dan atau pembuatan alat ukur adalah proses yang tidak terelakkan dalam pengembangan psikologi, khususnya di Indonesia. Kebutuhan ini bukan semata masalah keilmuan untuk pengajaran, tapi juga untuk meningkatkan harkat masyarakat dan menghargai kebudayaan yang ada. Santoso (1952) menuliskan bahwa the right man in the right place hanya dimungkinkan ketika kita mengetahui kondisi psikologisnya. Pengukuran adalah salah satu cara atau metode penggalian kondisi psikologis individu. Dibutuhkan alat-alat psikologis yang baik dan mumpuni, bisa jadi dan sangat mungkin SIS mendambakan hal itu.
Referensi:
Amril, S. D. (2006). Adaptasi tes Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC) skala prestatif pada subyek usia kanak madya: 8 s.d. 9-11 tahun. Tesis strata dua. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Andiani, D. (1988). Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised: skala verbal (Suatu penelitian adaptasi tes yang dilakukan pada kelompok umur 16-24 tahun di Jakarta). Skripsi strata satu. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Batubara, N. A. A. (1999). Adaptasi Tes Kaufman assesment battery for Children (K-ABC) skala-skala Mental Processing (Penelitian analisis item, reliabilitas dan validitas pada anak berusia 4 tahun). Skripsi strata satu. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Dharmajani, N. (1988). Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised skala performance: suatu adaptasi tes yang dilakukan pada kelompok umur 16-24 tahun di Jakarta. Skripsi strata satu. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Gunarsa, S. D. (1974). Children’s Apperception Test (CAT-AI) sebagai test proyeksi untuk assessment kepribadian anak dan 11 dalil. Disertasi Strata Tiga. Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Gusfiarni, R. R. (1988). Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised: suatu penelitian adaptasi tes yang dilakukan pada kelompok umur 16-24 tahun di Jakarta. Skripsi strata satu. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Hambleton, R. K., & Lee, M. K. (2013). Methods for translating and adapting tests to increase cross-language validity. The Oxford handbook of child psychological assessment, 172-181.
Hendarto, T. (2005). Uji validitas konstruk terhadap adaptasi tes EQ-1 (emotional quotient inventory) melalui analisis faktor konfirmatorik. Tesis strata dua. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
ITC Guidelines for Translating and Adapting Tests (Second Edition) (2017). Retrieved from www.intestcom.org
Kusharto, M. H. R. (2006). Adaptasi tes Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC) skala prestatif usia 6 sampai 7 tahun 11 bulan. Tesis strata dua. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Meinarno, E. A. (2017). Peran Identitas Etnis, Identitas Agama, dan Identitas Nasional yang Dimediasi Nilai Nasional Terhadap Bhinneka Tunggal Ika. Disertasi strata tiga Program Studi Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI. Tidak dipublikasikan.
Meinarno, E. A., Ranakusuma, O. I. (2021). Memulai Pemahaman Sejarah Psikologi di Indonesia. Buletin KPIN. ISSN 2477-1686 7 (24), http://buletin.k-pin.org/index.php/dafta
Miller, L. A., & Lovler, R. L. (2018). Foundations of psychological testing: A practical approach. London: Sage Publications.
Muñiz, J., Hernández, A., & Fernández-Hermida, J. R. (2020). Test Use in Spain: The Psychologists’viewpoint. Psychologist Papers, 41(1), 1-15.
Muñiz, J., & Hambleton, R. K. (1996). Directrices para la traducción y adaptación de los tests [Guidelines for test translation and adaptation]. Papeles del Psicólogo, 66, 63-70.
Rachmawati, M. A. (2006). Adaptasi tes Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC) skala prestasi usia 4-5 tahun 11 bulan. Tesis strata dua. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Santoso, S. I. (1979). Pembinaan watak: Tugas Utama Pendidikan. UI Press. Jakarta.
Santoso, S. I. (1992). Warna-warni Pengalaman Hidup. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Selviana, Yunanto, K. T., Meinarno, E. A. (2019). Instrumen Pengukuran Penelitian Psikologi di Indonesia. Dalam Psikologi Indonesia. Penyunting Subhan El Hafiz dan Eko A Meinarno. KPIN dan Rajawali Pers.
Setiyowati, N., & bin Abdul Razak, A. Z. (2020). Perceived Leadership Styles and Academicians’job Performance: Teaching, Research, And Community Services In Indonesia. MOJPC: Malaysia Online Journal of Psychology & Counselling, 7(1), 11-26.
Setiyowati, N., & Razak, A. Z. A. (2018). Followers’ personality and indigenous leadership: Perceived Astabrata leadership style in Indonesian higher education. International Online Journal of Educational Leadership, 2(2), 21-35.
Siahaan, T. N. (2006). Adaptasi tes Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC) skala mental usia 4 sampai 5 tahun 11 bulan. Tesis strata dua. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Suwartono, C. (2016). The psychological tools in Indonesian context: Psychological challenges in MEA era. Jurnal Psikologi Ulayat, 3(1), 1–6. https://doi.org/10.24854/jpu37
Suwartono, C. (2018). The development and psychometric properties evaluation of the Indonesian version of the Wechsler Adult Intelligence Scale - Fourth Edition (WAIS-IV). https://repository.ubn.ru.nl/bitstream/handle/2066/198046/198046.pdf
Suwartono, C., & Meinarno, E. A. (2012). Value orientation scale: The validation of the Pancasila scale. Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, 1(3), 175-183.
Suwartono, C., & Santoso, J. B. (2016). Attitudes Toward Psychological Test Use in Indonesia. ANIMA Indonesian Psychological Journal, 31(4), 160-169. https://doi.org/10.24123/aipj.v31i4.575
Suwartono, C., Santoso, J. B., Rocky., & Adishesa, M. S. (2022). Potensi Area Pembuatan Alat Ukur Psikologis. Dalam Alat Ukur Psikologis: Teori dan Praktek. Jakarta. Penyunting Kuncono T. Yunanto, Selviana, dan Eko A. Meinarno. Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Tridhany, W. (1988). Adaptasi tes inteligensi perkins binet bentuk U untuk anak-anak kurang awas di Indonesia. Skripsi strata satu. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Utami, C. D. (2009). Adaptasi alat tes luria-nebraska neuropsychological battery (LNNB): Pilot study pada kelompok dewasa madya. Tesis strata dua. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Wibowo. S. (1977). Penyusunan test kemampuan diferensiil sebagai test untuk seleksi calon mahasiswa. Disertasi doktoral. Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Wulandari, R. (2007). Adaptasi tes kaufman assessment battery for children (K-ABC) skala prestatif usia 10 tahun-12 tahun 6 bulan. Tesis strata dua. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Yunanto, K. T., Selviana., & Meinarno, E. A (penyunting). (2022). Alat Ukur Psikologis: Teori dan Praktek. Jakarta. Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.