ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 18 September 2023

 

Menyiasati Hari Pertama Sekolah

 

Oleh:

Selvie Natalia1 & Jessica Ariela2

1 Sekolah Victory Plus

2 Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan

 

Today is the day, it’s the first day of school, so many new things to learn and do. I’m so excited and nervous, too. But it will be okay for the first day of school.” (“Hari ini adalah hari pertama sekolah, begitu banyak hal untuk dipelajari dan dilakukan. Saya sangat semangat tetapi juga gugup. Namun itu wajar di hari pertama sekolah.”) Kira-kira demikianlah cuplikan lagu “First Day of School” dari tayangan anak Cocomelon yang menceritakan apa yang dirasakan di hari pertama seorang anak bersekolah. Perasaan semangat untuk bertemu guru dan teman-teman baru, serta melakukan berbagai kegiatan baru, tentu menjadi hal yang menyenangkan bagi anak dan orang tua. Di saat yang sama, anak mungkin merasakan juga emosi seperti cemas, gugup, dan takut. Namun, emosi-emosi ini adalah emosi yang wajar dirasakan di hari pertama masuk sekolah.

 

Walaupun demikian, tidak jarang anak dan orang tua merasa kewalahan dengan rasa takut dan cemas tersebut. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi takut ditinggal oleh orang tua / pengasuh, lebih rewel, tidak mau masuk sekolah (atau bahkan turun dari kendaraan), menangis, dan sebagainya. Tentunya orang tua dan pihak sekolah ingin agar hari pertama sekolah meninggalkan kesan positif bagi anak. Terlebih lagi, pengalaman awal bersekolah yang positif akan memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan performa akademik dan kesejahteraan anak saat bersekolah (Neilsen-Hewett, 2015). Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat diperhatikan dan dilakukan oleh pihak sekolah maupun orang tua untuk membantu anak memiliki pengalaman positif pada hari pertama bersekolah.

 

Orang tua dapat melatih anak untuk terbiasa berpisah sejenak dengan orang tua atau pengasuh utamanya sebelum ia bersekolah. Latihan ini dimulai dari durasi yang singkat dan secara perlahan durasinya dapat ditingkatkan. Hal ini juga bertujuan untuk membuat anak terbiasa membangun kelekatan baru dengan orang lain di luar pengasuh utamanya, yakni dengan gurunya di sekolah kelak (Holmes, 2014).

 

Selain itu, seberapa jauh keterlibatan dan dukungan orang tua terhadap anak di masa-masa transisi ini dapat turut menjadi faktor penting dalam keberhasilan anak menghadapi hari pertamanya bersekolah (Jeynes, 2011). Orang tua dapat mulai memaparkan anak dengan informasi yang berkaitan dengan sekolah terlebih dahulu, seperti bermain sekolah-sekolahan yang menyenangkan, berkunjung ke sekolah atau hanya sekedar berjalan-jalan melewati sekolah, mengenalkan seragam sekolahnya, membeli tas dan botol minum bersama, mengingatkan secara konsisten bahwa ia akan bersekolah, dan lain sebagainya. Dengan demikian, anak dapat menjadi semakin terbiasa dengan konsep bersekolah sehingga akan mengurangi kecemasan anak terhadap situasi yang baru.

 

Pihak sekolah juga dapat menyiapkan diri dengan informasi dasar mengenai calon anak didik sehingga dapat memetakan dan mengakomodasi kebutuhan belajar setiap anak didik. Hendaknya sekolah juga tidak membuat ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh anak saat pertama kali masuk sekolah (Heriot & Beale, 2004).

 

Satu hal yang perlu diingat adalah orang tua hendaknya tetap menjaga perasaan dirinya sendiri agar tetap tenang, positif, serta belajar untuk lebih percaya pada kemampuan anak dan pihak sekolah. Hal ini sangatlah penting, dikarenakan seperti yang telah dijelaskan dalam teori emotional contagion (Herrando & Constantinides, 2021), emosi yang sedang kita rasakan dapat ikut dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita. Begitu pula antara orang tua dan anak. Orang tua yang merasa cemas, takut, dan gugup, dapat mempengaruhi emosi anak sehingga anak turut merasakan perasaan tidak nyaman tersebut. Sebaliknya, jika orang tua dapat mengendalikan emosinya untuk tetap tenang saat mengantar anak pertama kali ke sekolah, anak pun akan turut merasakan perasaan nyaman dan lebih percaya pada lingkungan sekitarnya.

 

Referensi:

 

Neilsen-Hewett, C. (2015, January 30). The first day of school sets the tone for academic achievement. The Conversation. Retrieved from https://theconversation.com/the-first-day-of-school-sets-the-tone-for-academic-achievement-36292

Heriot, S. & Beale, I. (2004). Is Your Child Ready for School?: A Guide for Parents. Camberwell: ACER Press.

Herrando, C. & Constantinides, E. (2021). Emotional contagion: A brief overview and future directions. Frontiers in Psychology, 12, 712606. doi: 10.3389/fpsyg.2021.712606.

Jeynes, W. H. (2011). Parental Involvement and Academic Success. New York: Routledge.

Holmes, J. (2014). John Bowlby and Attachment Theory. New York: Routledge.