ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 16 Agustus 2023

 

Manfaat Seni Untuk Kesehatan Mental

 

Oleh:

Weny Savitry S. Pandia

Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

 

Kehidupan yang semakin sibuk dan penuh tuntutan membuat manusia saling terasing satu dengan yang lain. Apalagi sejak adanya pandemi dan saat ini kita memasuki situasi pascapandemi, banyak sekali perubahan dan penyesuaian kembali yang perlu dilakukan. Situasi ini dapat menimbulkan stres, sementara perasaan sejahtera dan sehat mental sangat diperlukan agar kita dapat berfungsi dengan baik. Kondisi mental yang sehat dan sejahtera - yaitu suatu kondisi dimana seseorang hidup dalam kebahagiaan, saling terkoneksi, dan memiliki hidup yang bermakna - sangat perlu dicapai dan diupayakan (Huppert, 2009). Hal ini agar seseorang dapat mengatasi stres yang dialami, menyadari berbagai potensi dirinya, belajar dan bekerja dengan baik, dan berkontribusi terhadap masyarakat. Kesehatan mental penting bagi perkembangan diri personal, masyarakat, maupun sosioekonomi (WHO, 2022).  

 

Kesehatan mental yang baik seringkali dikaitkan dengan well-being yang positif. Menurut WHO, kondisi sehat merupakan kondisi yang sejahtera dalam hal fisik, mental, dan sosial, jadi bukan sekadar tiadanya penyakit. Seseorang yang sehat mental akan merasakan kesejahteraan dimana ia akan menyadari kemampuannya, dapat mengatasi tekanan dalam taraf wajar di kehidupannya, dapat bekerja secara produktif, dan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat. Dengan well-being yang positif, individu juga akan merasakan berbagai hal positif mengenai hal-hal yang terjadi dalam kehidupannya.

 

Keterlibatan dalam aktivitas artistik, baik sebagai pengamat maupun pelaku seni, merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan kesehatan mental. Hal ini karena aktivitas artistik dapat meningkatkan mood dan menimbulkan emosi positif (Stuckey & Nobel, 2010). Melalui aktivitas artistik, seseorang dapat menampilkan ekspresi kreatifnya. Aktivitas artistik dapat menolong seseorang untuk mengekspresikan sesuatu yang sulit diungkapkan dalam kata-kata. Di banyak budaya, ekspresi kreatif seperti menggambar, bercerita, menari, dan bernyanyi, akan membantu seseorang dalam proses healing. Hal ini karena seni memiliki beberapa manfaat teurapetik, di antaranya adalah: healing luka emosional, meningkatkan pemahaman akan diri dan orang lain, mengembangkan kapasitas self-reflection, mengurangi simtom berbagai penyakit, dan mengubah pola pikir serta pola perilaku yang tidak tepat.

 

Stuckey dan Nobel (2010) menjelaskan beberapa jenis seni yang dapat digunakan sebagai media untuk berekspresi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan well-being dan kesehatan mental:

 

a.      Musik

Musik merupakan media seni yang paling mudah diakses. Manfaat musik antara lain adalah dapat menurunkan kecemasan, menjaga keseimbangan emosi, dan mereduksi rasa sakit. Selain itu musik juga dapat menenangkan aktivitas neural di otak sehingga menurunkan kecemasan, juga meningkatkan sistem imun melalui peningkatan fungsi efektif dari amigdala dan hipotalamus.

 

b.      Visual Art

       Melalui visual art, seseorang dapat mengekspresikan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Contoh aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: menggambar (berkreasi dengan penggunaan warna, space, dan berbagai komposisi lain untuk mengekspresikan apa yang dirasakan dan memvisualisasikan kondisi saat ini maupun yang diharapkan, yang membantu memberi insight untuk memahami kondisi yang dialami); membuat cetakan tanah liat (sebagai media katarsis kegiatan ini dapat membantu mengekspresikan kedukaan melalui keterlibatan taktil, terutama jika seseorang sulit berekspresi dengan kata-kata); berkreasi dengan perca, membuat kartu, membuat kolase, merajut, atau melukis dengan cat warna/cat akrilik (hal ini membantu seseorang untuk berfokus pada pengalaman hidup yang positif daripada berfokus pada penyakit yang diderita, meningkatkan self-worth dan identitas diri dengan menghasilkan sesuatu yang menantang, serta membantu mengekspresikan perasaan dengan cara yang baik); jalan-jalan ke museum; dan guided imagery (membantu self-care dengan menggambarkan keseluruhan diri dan kehidupan yang dialami. Jika disertai dengan yoga dan meditasi, kegiatan ini dapat membantu relaksasi dan emotional healing)

 

c.      Movement Based Creative Expression

       Merupakan kegiatan gerak dan tari yang mendorong ekspresi kreatif serta mendorong pengenalan tubuh dan pikiran yang bermanfaat untuk kesehatan fisik, mengekspresikan perasaan, body image yang positif, dan healing. Contoh aktivitas yang dapat dilakukan adalah menari, taichi, dan berlatih seni teater. Ekspresi kreatif melalui gerakan dapat juga digabungkan dengan seni yang lain.

 

d.      Expressive Writing

Seseorang yang menuliskan pengalaman traumatik yang dirasakan akan mengalami peningkatan kesehatan fisik dan memiliki sistem imun yang baik. Menulis mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karena membantu seseorang untuk mengekspresikan kemarahan, rasa sakit, dan rasa lelah. Dari penelitian mengenai terapi menulis selama 1 – 4 bulan, terbukti ada penurunan mood negative dan sulit tidur, serta ada peningkatan psychological well-being. Contoh aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: menulis puisi yang dapat  membantu mengekspresikan perasaan melalui kata-kata yang tidak biasa digunakan sehari-hari, menuliskan kembali pengalaman traumatik sehingga dapat membantu menemukan meaning dari hal traumatik yang pernah dialami, dan menulis jurnal yang dapat membantu mengakses unconscious self

 

Dari penjelasan di atas terlihat ada berbagai kegiatan seni yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental. Yang perlu diperhatikan dalam berkegiatan seni adalah, kita perlu memilih aktivitas yang paling disukai: apakah musik, menulis, tari/gerak, atau visual art. Daripada hanya sebagai pengamat atau pendengar, lebih baik kita melakukan kegiatan seni. Jadikanlah kegiatan seni sebagai bagian dari keseharian. Namun jika kondisi psikologis maupun kesehatan terus memburuk, segeralah mencari bantuan profesional

 

Referensi:

 

Huppert, F. A. (2009). Psychological well-being: Evidence regarding its causes and consequences. Applied Psychology: Health and Well Being, vol. 1 no. 2 hal. 137-164

Stuckey, H. L. & Nobel, J. (2010). The connection between art, healing, and public health: A review of current literature. American Journal of Public Health, vol. 100 No. 2, hal. 254 – 263

World Health Organization. (2022). Mental health. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response