ISSN 2477-1686
Vol. 9 No. 16 Agustus 2023
Mengatasi Tuntutan Parenting Tradisional, Bagaimana Seorang Anak Bisa Menghadapi dan Menerima?
Oleh:
Zacky Gustaman & Putri Amanda Nur Fajrianti
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Dalam perjalanan kehidupan, peran orang tua sangatlah penting dalam membentuk karakter dan identitas seorang anak. Namun, tidak jarang bahwa beberapa tuntutan parenting yang berasal dari tradisi dan budaya dapat memberikan tekanan pada anak, menyulitkan mereka untuk berkembang dengan bebas dan mengungkapkan diri sebagaimana adanya. Tuntutan parenting tradisional ini bisa mencakup harapan-harapan khusus yang diberikan oleh orang tua berdasarkan norma lama yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang bagaimana seorang anak dapat menghadapi dan menerima tuntutan parenting tradisional dengan bijaksana. Kami akan melihat beberapa langkah yang dapat membantu mereka mengatasi tekanan ini dan memahami perbedaan antara ekspektasi keluarga dengan nilai-nilai pribadi mereka. Semoga artikel ini akan memberikan wawasan dan panduan yang berguna bagi para anak yang merasa terbebani oleh tuntutan parenting tradisional.
Dengan memahami akar masalah dan mencari solusi yang tepat, anak-anak dapat membangun hubungan yang lebih harmonis dengan orang tua dan pada akhirnya, menemukan kedamaian dalam menjalani peran mereka dalam keluarga. Selain itu, orang tua juga diingatkan untuk terbuka dan peka terhadap perubahan zaman serta kebutuhan perkembangan anak agar dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang lebih bijaksana dalam proses tumbuh kembang mereka. Menghadapi tuntutan parenting tradisional adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan kesabaran dan pengertian dari semua pihak yang terlibat. Dalam artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh anak-anak untuk menjembatani kesenjangan antara harapan keluarga dengan identitas pribadi mereka, sehingga mereka dapat mencapai keseimbangan yang sehat dalam membangun diri dan menjalin hubungan yang positif dengan orang tua.
Parenting Tradisional
Parenting tradisional adalah pola asuh yang dilakukan oleh orang tua berdasarkan nilai-nilai budaya tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi (Lubis & Adhiyanti, 2012). Pola asuh tradisional dapat berbeda-beda antara satu kelompok etnis dengan kelompok etnis lainnya (Suratman, 2021). Beberapa pola asuh tradisional yang sebaiknya diterapkan diantaranya, makan bersama, pembagian tugas antara ayah dan ibu, bermain di luar rumah dan meningkatkan kesadaran anak saat ia sendiri.
Namun, tidak semua pola asuh tradisional sebaiknya diterapkan karena beberapa di antaranya dapat berdampak negatif pada anak Beberapa pola asuh tradisional yang keliru dan sebaiknya dihindari diantaranya, memerintah, mengancam, menginterogasi, menyalahkan, meremehkan (Lestari, 2021)
Bagaimana anak dapat menghadapi dan menerima tuntutan parenting tradisional dengan bijaksana
Menghadapi dan menerima tuntutan parenting tradisional dengan bijaksana merupakan tantangan bagi banyak anak. Namun, dengan pendekatan yang tepat, anak bisa memahami dan menangani situasi ini dengan baik. Adapun lagkah-langkah yang bisa dilakukan anak dalam menghadapi dan menerima tuntutan parenting tradisional.
1.) Meningkatkan Kesadaran Diri
Anak perlu mengenali tuntutan parenting tradisional yang mereka hadapi dan memahami bagaimana tuntutan tersebut mempengaruhi perasaan dan perilaku mereka. Kesadaran diri membantu anak mengenali ekspektasi yang diberikan oleh keluarga dan memahami apakah ekspektasi tersebut sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka (Roth & Robbins, 2004).
2.) Komunikasi Terbuka dengan Orang Tua
Anak perlu berbicara dengan orang tua secara terbuka dan jujur tentang perasaan dan pandangan mereka terhadap tuntutan parenting tradisional. Komunikasi yang efektif membantu anak menyampaikan perasaan mereka dengan jelas dan juga membuka kesempatan bagi orang tua untuk memahami perspektif anak (Gottman, et.al, 2007).
3.) Membangun Dukungan di Luar Keluarga
Mencari dukungan di luar keluarga juga bisa membantu anak menghadapi tuntutan parenting tradisional. Bergaul dengan teman sebaya atau mencari dukungan dari kelompok atau komunitas dengan minat yang sama dapat memberikan rasa perspektif dan dukungan yang sangat berarti.
4.) Tetap Setia pada Nilai dan Tujuan Pribadi
Anak perlu tetap setia pada nilai dan tujuan pribadi mereka, sambil tetap menghormati orang tua. Mereka bisa mencari cara untuk mengejar minat dan ambisi mereka dengan bijaksana tanpa mengabaikan pentingnya hubungan dan kesatuan keluarga.
Referensi:
Gottman, J., Gottman, J. S., & DeClaire, J. (2007). Ten lessons to transform your marriage: America's love lab experts share their strategies for strengthening your relationship. Harmony.
Lestari, A. P. (2021). Mengenal 12 Pola Asuh Tradisional Yang Keliru. Ayunafamily.Com. Https://Ayunafamily.Com/Mengenal-12-Pola-Asuh-Tradisional-Yang-Keliru/
Lubis, S. (2012). Makna Pola Asuh Berdasarkan Nilai-Nilai Inti Budaya Tradisional Masyarakat Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara (Doctoral Dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Roth, B., & Robbins, D. (2004). Mindfulness-Based Stress Reduction And Health-Related Quality Of Life: Findings From A Bilingual Inner-City Patient Population. Psychosomatic Medicine, 66(1), 113-123.
Suratman, B. (2021). Etnoparenting Di Masa Sekarang: Menggali Model Pengasuhan Tradisional Etnis Melayu Sambas. Proceedings Of The 5 Th Annual Conference On Islamic Early Childhood Education, 12–25. Http://Conference.Uin-Suka.Ac.Id/Index.Php/Aciece/Index