ISSN 2477-1686
Vol. 9 No. 13 Juli 2023
Hadapi Era Disrupsi, Bagaimana Manajemen Stres Pada Generasi Milenial?
Oleh:
Fajar Nurisa Khoirini & Ilham Mundzir
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka
Saat ini kita sedang dihadapkan dengan era disrupsi, era dimana terjadi banyak perubahan yang begitu cepat terutama di bidang teknologi dan informasi. Secara sadar maupun tidak, dalam beraktivitas sehari-hari kita selalu bersentuhan dengan teknologi, sehingga memudahkan masuk dan bertukarnya informasi. Sebagai individu yang hidup era ini tentu kita tidak mau tertinggal, namun disisi lain kita juga harus pandai untuk filterisasi. Datangnya era disrupsi ini selain membawa perubahan juga memberi dampak positif, sekaligus menjadi tantangan yang harus kita hadapi bersama. Tidak semua orang memiliki daya tahan dari adanya perubahan era disrupsi ini. Kalangan remaja sekaligus sebagai generasi milenial yang mendominasi angka demografi saat ini sedang mengahapi era disrupsi baik ketika melakukan aktivitas di dunia pendidikan, berbaur dengan teman atau ketika dirumah. Maka dari itu, tingkat stres pada generasi milenial ini tentu tidak dapat kita hindarkan. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan stres atau yang biasa kita kenal dengan manajemen stres, namun sebelum membahas manjamen stres kita pahami dengan baik dahulu apa itu era disrupsi dan generasi milenial.
Apa Itu Era Disrupsi dan Generasi Milenial?
Wahyudi (2020) mengemukakan bahwa era disrupsi itu sebenarnya adalah era yang mengacu pada kemajuan terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang dimaan telah memberikan dampak perubahan secara fundamental terhadap tatan kehidupan sosial masyarakat di Indonesia. Adanya perubahan ini memberikan ancaman dan dampak tersendiri yang sangat bervariasi, mulai dari mata pencarharian hingga penerimaan dan penerlolaan informasi pada masyarakat. Hadirnya era disrupsi menimbulkan berbagi problematika yang relaita ini bisa kita ihat dan temukan secara online seperrti penyebaran berita hoax, perundungan dunia maya, penupuan prostiusi online, eksploitasi seksual dan masih banyak lagi. Secara demografi polulasi tertinggi yang menduduki era disrupsi ini adalah generasi milenial yang menduduki sebagai populasi urutan pertama dengan jumlah terbesar dalam era disrupsi Yulianty (2022, June).
Generasi milenial bisa kita pahami sebagai generasi lahir pada rentang waktu awal tahun 1980 hingga tahun 2000, generasi ini sering mendapat sebutan sebagai generasi Y, net generation, generation WE, boomerang generation, peter pan generation dan sebagainya. Generasi milenial mendapat mendapat julukkan tersebut karena mereka adalah generasi yang hidup di pergantian millennium juga bersamaan dengan era teknologi informasi digital yang masuk ke tatanana atau sendi kehidupan Hidayatullah, Waris, dan Devianti (2018).
Nah, dikarenakan generasi milenial hidup di era disrupsi ini maka sangat memungkinkan terjadinya stres. Perlu diingat bahwa stres datang kapan saja, dimana saja dan kepada siapapun, karena stres sendiri hadir sebagai bentuk respon dari suatu problematika yang datang kepada kita. tapi jangan khawatir ya berikut ada beberapa tips manajemen stres yang bisa generasi milenial terapkan nih.
Manjaemen Stres Menggunaka Teknik Pernapasan Butterfly Hug.
Teknik pernapasan Butterfy Hug menurut Martini, Nerta, dan Sena (2022) adalah teknik pernapasan yang bisa diterapkan secara mandiri ketika sedang berada dalam keadaan stres. Butterfly hug atau bisa dimaknai sebagai pelukan kupu-kupu adalah bentuk memberikan stimulasi mandiri yang memiliki tujuan untuk meredam rasa cemas serta agar diri menjadi lebih tenang. Butterfly hug merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk berterima kasih kepada diri sendiri yang sudah mampu menghadapi banyak hal di dalam semua aktivitas dan proses kehidupan ini. Generasi milenial dapat mencoba teknik ini dengan cara (1) menyilangkan kedua tangan di depan dada. Kemudian cari posisi dan tempatkan tangan senyaman mungkin (2) lalu tutup kedua kelopak mata sembari merasakan napas dan bisa juga sambil tersenyum, (3) lakukan gerakan dengan menepuk-nepuk tangan secara perlahan sehingga kedua telapak tangan terlihat seperti sayap kupu-kupu yang mengepak seperti akan terbang. Sembari menepuk-nepuk, kemudian bernapas dengan menggunakan perut dan selamat rasakan semua hal yang terjadi di sekitar diri, termasuk apa yang bisa dirasakan secara fisik dan emosional. Gerakan ini dapat dilakukan selama 30 detik atau lebih sampai diri merasa lebih tenang.
Selamat mencoba ya temen-temen generasi milenial!
Referensi:
Hidayatullah, S., Waris, A., & Devianti, R. C. (2018). Perilaku generasi milenial dalam menggunakan aplikasi Go-food. Jurnal Manajemen dan kewirausahaan, 6(2), 240-249.
Martini, N. L. A., Nerta, I. W., & Sena, I. G. M. W. (2022). Pengaruh Meditasi Memaafkan Terhadap Peningkatan Life Satisfaction Dengan Mengembangkan Konsep Diri, Regulasi Emosi, dan Aktualisasi Diri Pada Ibu Rumah Tangga di Wisuda Yoga Kabupaten Klungkung. Jurnal Yoga dan Kesehatan, 5(2), 199-214.
Wahyudi, T. (2020). Strategi Pendidikan Akhlak Bagi Generasi Muda DI Era Disrupsi. TA'LIM: Jurnal Studi Pendidikan Islam, 3(2), 141-161.
Yulianty, J. (2022, June). Model ‘Planned Behavior’Wisatawan Milenial Dalam Mengunjungi Destinasi Di Indonesia. In Journey: Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management (Vol. 5, No. 1, pp. 77-86).