ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 07 April 2023

 

Aplikasi Rumah Diri sebagai Solusi Beradaptasi dengan Loneliness pada Mahasiswa Indonesia

 

Oleh:

Della Zakia Ardiani

Fakultas Psikologi, Universitas Bina Nusantara

 

Aku merupakan mahasiswa baru.

Aku merupakan salah satu mahasiswa dari mahasiswa lainnya yang merantau jauh dari rumah.

Aku jauh dari keluarga dan sahabat - sahabatku.

Perkuliahan merupakan tempat aku menambah wawasan, mengeksplorasi diri, mengembangkan potensi, dan menjalin relasi. 

Aku tahu bahwa aku harus menyesuaikan diri, mengubah peranku dari anak - anak menjadi dewasa. 

Namun, aku merasa sepi. 

Aku merasa sendiri.

 

Berikut merupakan gambaran perasaan pada beberapa mahasiswa baru, terutama mahasiswa rantau yang tinggal jauh dari keluarganya. Penyesuaian diri (self-adjustment) merupakan suatu fenomena yang tidak bisa dihindari oleh seluruh individu manusia. Ketika dihadapkan oleh suatu situasi atau permasalahan baru, setiap individu manusia pasti melakukan adaptasi untuk bertahan hidup. Namun pada kenyataannya, penyesuaian diri tidak selalu berjalan mulus bagi semua individu.

 

Adolescence atau remaja merupakan kelompok individu dengan rentang usia 10–19 tahun sementara young people atau dewasa awal merupakan kelompok individu dengan rentang usia 10–24 tahun. Tahap remaja merupakan sebuah tahapan dengan transisi seorang individu dari tahap childhood (anak–anak) ke tahap adulthood (dewasa) yang melibatkan perubahan fisik, seksual, psikologis, dan sosial (World Health Organization, 2023).

 

Menurut Erik Erickson pada teorinya yaitu Teori Perkembangan Psikososial, terdapat 8 tahap perkembangan yang menjelaskan siklus hidup manusia. Pada tahap kelima yaitu Identity vs. Identity Confusion, adolescence atau remaja mengalami perubahan identitas. Pada tahapan ini, jika remaja tersebut berhasil beradaptasi maka ia dapat membentuk jati diri. Namun, jika remaja tersebut tidak berhasil beradaptasi maka ia akan mengalami Identity Confusion atau kehilangan identitas. Sementara itu pada tahap keenam yaitu Intimacy vs. Isolation, young adulthood atau dewasa awal akan mencari hubungan bermakna. Jika seorang individu tahap dewasa awal berhasil beradaptasi, maka ia akan menjalin hubungan yang bermakna sementara jika individu tersebut tidak berhasil beradaptasi, maka ia mempunyai kecenderungan untuk mengalami Isolation atau mengisolasi diri (King, 2020).

Berdasarkan Statistik Pendidikan Tinggi 2020, mahasiswa di Indonesia memiliki rentang usia dari 19–23 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa di Indonesia sedang berada pada baik tahap perkembangan adolescence maupun tahap perkembangan young adulthood. Jika seorang individu sedang memasuki salah satu tahap perkembangan tersebut dan gagal untuk beradaptasi, individu tersebut dapat mengalami krisis identitas atau isolasi diri.

 

Dalam proses peralihan dari masa kanak–kanak menuju dewasa, para remaja memiliki peranan dan tanggung jawab yang baru yaitu mencari jati diri. Dengan peran dan tuntutan baru ini, penyesuaian diri (self-adjustment) diperlukan agar mereka tidak mengalami kesulitan dan permasalahan baru seperti tidak dapat mengendalikan emosi, merasa frustasi, hingga depresi. Terdapat sekiranya 1,7 juta kematian yang disebabkan oleh perilaku self–harm atau perilaku menyakiti diri sendiri, depressive disorders atau gangguan depresi, dan suicide atau bunuh diri pada remaja dari Kawasan Asia Tenggara. (World Health Organization, 2023).

 

Loneliness atau kesepian adalah suatu perasaan ketidaknyamanan afektif dan kognitif yang disebabkan oleh merasa sendiri atau merasa menyendiri (American Psychological Association, 2023). Pada tahapan remaja, loneliness menjadi salah satu dampak dari ketidakmampuan seorang individu untuk menyesuaikan diri dalam suatu lingkungan baru dan tidak terbentuknya hubungan yang bermakna (Fardghassemi & Joffe, 2022).

 

Relasi yang banyak bukan menjadi tolak ukur seseorang tidak merasakan kesepian. Sebagai manusia, kita tidak bisa mengandalkan dukungan moral dari lingkungan sosial seperti mengandalkan pertemanan dan keluarga. Namun, kita dapat mengandalkan diri sendiri untuk mendapatkan dukungan moral tersebut dan berdamai dengan loneliness.

 

Maka dari itu, diperlukan suatu wadah bagi para mahasiswa baru untuk mengatasi permasalahan loneliness di lingkungan perkuliahan. Salah satunya adalah dengan menjalin relasi yang bermakna baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang individu yang sedang mengalami permasalahan ini adalah dengan cara mengenal diri lebih dalam, menjadikan loneliness sebagai suatu perasaan yang tidak dapat dihindari, dan berdamai dengan diri sendiri dengan cara menjadikan diri sebagai “rumah” untuk merasakan seluruh emosi dari berbagai permasalahan hidup.

 

Memperkenalkan, aplikasi Rumah Diri. Aplikasi Rumah Diri merupakan sebuah aplikasi bertujuan untuk memberikan wadah bagi para remaja yang sedang merasakan loneliness untuk meluapkannya secara sehat. Selama bertahun–tahun, para tenaga professional yang bergerak di bidang kesehatan mental menggunakan teknik journalling sebagai salah satu cara untuk membantu pasiennya meluapkan emosi (Soha et al., 2022). Namun, journalling merupakan suatu aktivitas yang sulit dilakukan sebab perlu berbagai macam persiapan: menyiapkan buku dan alat tulis serta mencari tempat dan waktu yang tepat untuk menulis. Maka dari itu, aplikasi berbasis journaling ini hadir dengan harapan mempermudah para mahasiswa untuk bebas berekspresi, tidak terikat oleh waktu dan tempat.

 

Aplikasi Rumah Diri mencakup pilihan menu Biodata, Things to Keep in Mind, Activities, dan Track Yourself. Pada bagian menu Biodata, pengguna dapat mengisi data pribadi seperti foto profil, tempat dan tanggal lahir, hobi, dan motto hidup. Pada bagian menu Things to Keep in Mind, terdapat Quotes atau kata-kata afirmasi dari para Tokoh Psikologi dan tautan lagu-lagu yang secara saintifik dapat membantu menenangkan diri. Pada bagian menu Activities, terdapat berbagai macam aktivitas journalling yang dapat dilakukan oleh pengguna setiap harinya. Terdapat 30 aktivitas yang disediakan oleh aplikasi ini, dengan harapan pengguna dapat merasakan perubahan terhadap dirinya selama satu bulan. Pada setiap halaman kosong yang diberikan, terdapat instruksi kegiatan yang dapat dilakukan oleh para pengguna. Contohnya adalah “Apa hal menarik yang kamu temukan hari ini?”, “Emosi–emosi apa saja yang kamu rasakan hari ini?”, “Jika kamu adalah teman terdekatmu, apa yang ingin kamu katakan padanya?”, dan sebagainya. Terakhir, pada bagian Track Yourself, para pengguna dapat melihat progress aktivitas journalling mereka setiap harinya. Pada aktivitas terakhir atau hari ke-30, pengguna akan diberikan suatu sertifikat online yang dapat disimpan menjadi kenang-kenangan perjalanan mengenal diri dan memerangi loneliness.

Dengan adanya aplikasi Rumah Diri, diharapkan bahwa para remaja di luar sana khususnya mahasiswa baru yang memiliki permasalahan untuk berdamai dengan loneliness dapat mengenal diri lebih dalam dan menjalin relasi yang bermakna bagi diri sendiri. Loneliness yang disebabkan oleh ketidakmampuan suatu individu untuk melakukan penyesuaian diri merupakan salah satu permasalahan mahasiswa baru di Indonesia yang penting untuk disadari oleh semua orang, terutama diri sendiri. Aplikasi Rumah Diri hadir demi mewujudkan kesejahteraan individu dalam menjaga kesehatan mentalnya agar dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

 

Sekarang, aku merasakan sepi.

Namun, aku juga merasakan damai di dalam sepi.

 

Referensi:

 

American Psychological Association. (2023). APA Dictionary of Psychology. American Psychological Association. https://dictionary.apa.org/loneliness

Fardghassemi, S., & Joffe, H. (2022). The causes of loneliness: The perspective of young adults in London’s most deprived areas. Plos one, 17(4), e0264638. https://doi.org/10.1371%2Fjournal.pone.0264638

King, L. A. (2020). The Science of Psychology, An Appreciative View (Fifth Edition). Worth Publishers.

Soha, M., Singh, P., Dhillon, B. S., & Gill, H. S. (2022). Efficacy of Journaling in the Management of Mental Illness: A Systematic Review and Meta-Analysis. Family Medicine and Community Health, 10. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1136/fmch-2021-001154

World Health Organization. (2023). Adolescent Health in the South-East Asia Region. WHO. https://www.who.int/southeastasia/health-topics/adolescent-health#:~:text=WHO%20defines%20’Adolescents’%20as%20individuals,East%20Asia%20Region%20(SEAR).