ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 08 April 2023

 

Hagabeon Sebagai Salah Satu Nilai Hidup Yang Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa

 

Oleh:

Sukardi W. Hasugian

Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara

 

Banyak suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara Indonesia. Salah satu diantaranya suku Batak yang memiliki enam subsuku yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak/Dairi, Batak Mandailing, dan Batak Angkola (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985).

 

Dari enam subsuku tersebut, suku Batak Toba memiliki nilai-nilai seperti hagabeon ‘anak’, hamoraon ‘kekayaan’, hasangapon ‘kehormatan’. Bagi suku Batak, jalan menuju tercapainya kekayaan dan kehormatan adalah melalui pendidikan anak. Untuk itu dibutuhkan motivasi berprestasi yang tinggi bagi anak-anak bersuku bangsa Batak Suku Batak. Kerja keras merupakan proses penting agar dapat meraih keberhasilan di bidang pendidikan. Hagabeon, hamoraon, hasangapon merupakan nilai-nilai utama suku Batak menempatkan pendidikan menjadi hal yang sangat penting (Irmawati, 2002)

 

Schwartz (1997), mengatakan bahwa berbagai konsep tentang nilai menunjukkan bahwa nilai merupakan sumber penting dari motivasi. Nilai sebagai tujuan penting membuat alternatif tindakan untuk pencapaian tujuan tersebut. Lietz & Matthews (2006) menemukan bahwa nilai hidup dapat secara langsung mempengaruhi motivasi untuk berprestasi pada mahasiswa di universitas internasional di Jerman. Penelitian yang dilakukan oleh Schultz (1993), juga menemukan adanya pengaruh nilai hidup, pengaturan diri, self-efficacy terhadap motivasi berprestasi pada siswa minoritas (masyarakat urban Afrika-Amerika, Hispanik). Dengan demikian, terlihat bahwa nilai hidup dapat mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Individu yang termotivasi akan mempengaruhi kinerja dengan menampilkan kinerja yang lebih baik, sehingga akan memiliki prestasi yang baik pula. Pada akhirnya individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan menjadi lebih produktif dan dapat mencapai keberhasilan (McClelland, 1987).

 

Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong individu untuk mencapai keberhasilan dalam mengerjakan tugas-tugas yang penuh tantangan, dengan suatu ukuran keunggulan yaitu perbandingan dengan prestasi orang lain atau standar tertentu. Menurut McClelland (dalam Zimbardo, 1985) motivasi berprestasi tampak dari usaha yang gigih untuk mencapai keberhasilan dalam segala aktivitas kehidupan. McClelland juga mengartikan motivasi yang dikutip Zimbardo sebagai standard of excellence. Motivasi berprestasi merupakan kecenderungan dalam diri individu untuk mencapai prestasi secara optimal.

 

Orang Batak banyak dipahami orang di luar suku Batak sebagai gambaran orang yang tidak mau kalah, bersuara keras, terbuka, spontan, agresif, pemberani, preman, suka mabuk-mabukan, suka main catur, pandai bermain gitar dan suku perantau (Irmawati, 2002). Namun orang Batak juga dikenal sebagai pengacara yang sukses, guru dan guru besar yang handal, politikus hebat, menteri di setiap kabinet, dan jenderal berbintang empat. Irmawati (2002) yang menunjukkan bahwa pada masyarakat suku Batak Toba yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dengan kehidupan sederhana, namun memperlihatkan kemampuan akademis dan kebutuhan untuk berprestasi yang besar. Dalam penelitian Irmawati (2007) dikatakan bahwa hagabeon ‘anak’, hamoraon ‘kekayaan’, hasangapon ‘kehormatan’ adalah nilai-nilai yang menjadi sumber motif bagi suku Batak Toba untuk bekerja keras meraih keberhasilan di bidang pendidikan. Hagabeon, hamoraon dan hasangapon sebagai nilai-nilai utama suku Batak Toba adalah nilai-nilai yang diyakini baik, sesuatu yang harus dikerjakan, merupakan dambaan dan menjadi panduan bagi suku Batak Toba dalam menilai kehidupannya.

 

Dalam penelitian yang dilakukan Hasugian (2010) ditemukan bahwa ketiga nilai hidup suku Batak yaitu hagabeon, hamoraon, dan hasangapon secara bersama memiliki kontribusi yang signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa-siswi SMA bersuku bangsa Batak. Hasil lainnya ditemukan pula bahwa secara sendiri-sendiri, nilai hidup yang memiliki kontribusi terbesar adalah nilai hidup hagabeon, diikuti selanjutnya oleh nilai hidup hamoraon yang lebih kecil kontribusinya dibandingkan dengan nilai hidup hagabeon. Selain itu, ditemukan bahwa nilai hasangapon tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap motivasi berprestasi.

 

Oleh sebab itu, perlu ditanamkan nilai budaya atau nilai hidup dengan baik. Motivasi berprestasi untuk mencapai target dan tujuan hidup sangat ditentukan nilai budaya yang telah tertanam dalam diri. Bukan hanya pada anak-anak suku Batak saja, tetapi juga untuk anak-anak Indonesia secara umum.

 

Referensi:

 

Hasugian (2010). Pengaruh Nilai Hidup Suku Batak (Hagabeon, Hamoraon, Hasangapon) Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa-siswi SMA Bersuku Bangsa Batak, di Sumatera Utara. Skripsi S1. Depok, Universitas Indonesia.

Irmawati (2002). Motivasi Berprestasi dan Pola Pengasuhan pada Suku Bangsa Batak Toba di Desa Parparean II dan Suku Bangsa Melayu di Desa Bogak (Studi Etnopsikologi). Tesis S2. Jakarta, Pascasarjana Universitas Indonesia.

McClelland, D.C (1987). Human Motivation. New York: The Press Syndicate of The University of Cambridge.

Schwartz, S. H. (1997). Values and Culture. In D. Munro, J. F. Schumaker, & S. C. Carr (Eds,), Motivation and Culture (pp. 69-82). New York, Routledge.