ISSN 2477-1686
Vol. 9 No. 04 Februari 2023
Unfinished Business Bukan Sekedar Urusan Yang Belum Selesai
Oleh:
B. Primandini Yunanda Harumi
Program Studi Psikologi, Universitas Udayana
Istilah unfinished business tentu sudah umum didengar. Unfinished business atau urusan yang tidak selesai sering digunakan untuk menjelaskan adanya permasalahan di masa lalu yang tidak dapat diselesaikan hingga saat ini. Tidak hanya permasalahan yang tidak terselesaikan, namun permasalahan yang belum selesai ini bisa berdampak psikologis seseorang. Lalu seperti apa unfinished business dari sudut pandang psikologi?
Hampir setiap orang memiliki pengalaman di mana ia tidak dapat menyelesaikan dan memenuhi suatu hal maupun tidak dapat menyampaikan pikiran atau perasaannya. Unfinished business merujuk pada perasaan, pikiran, atau pengalaman di masa lalu seseorang yang saat ini ditekan atau diabaikan. Seluruh pengalaman masa lalu tersebut umumnya tidak dapat diterima atau dipahami oleh diri saat ini karena umumnya berkaitan dengan hal yang tidak menyenangkan, bahkan traumatis. Akibat adanya pengalaman yang dianggap tidak selesai ini, seseorang cenderung membenci diri, orang lain, dan keadaan di masa lalunya yang berdampak pada kehidupannya saat ini, bahkan merasakan penyesalan, dendam, takut, hingga trauma.
Pengalaman merupakan kata kunci dari unfinished business. Pengalaman kehilangan, masa kecil, hingga dewasa dapat menjadi pencetus terbentuknya unfinished business.
Pengalaman Masa Kecil
Tidak jarang unfinished business berakar dari permasalahan yang dialami anak. Beberapa contoh pengalaman yang dapat mempengaruhi munculnya unfinished business dari masa anak diantaranya kekerasan fisik, kekerasan seksual, diabaikan, atau intimidasi dari orang lain yang menyebabkan tidak berdaya bahkan trauma, bahkan ditinggalkan oleh teman atau anggota keluarga yang disayanginya.
Pengalaman Masa Dewasa
Beberapa pengalaman yang dapat mencetuskan unfinished business pada masa dewasa diantaranya penyesalan pengalaman masa lalu, tidak dapat menyatakan hal yang ingin disampaikan kepada orang lain, putus cinta sepihak. Tidak semua urusan yang belum usai berkaitan dengan hubungan interpersonal atau trauma masa lalu, urusan yang sebenarnya kita lakukan, baik aktivitas, meraih prestasi, atau memenuhi capaian lainnya juga dapat menjadi unfinished business jika tidak dapat diselesaikan atau dicapai.
Pengalaman Kehilangan
Pengalaman kehilangan dapat dirasakan anak-anak maupun dewasa. Kehilangan anggota keluarga, teman, kekasih merupakan hal yang umum, tapi memiliki dampak psikologisnya sendiri. Umumnya, dampak dari kehilangan ini dapat berupa rasa bersalah atas perilaku atau ucapan yang pernah dilakukan maupun merasa ada hal yang semestinya dilakukan sebelum kepergian dari orang terdekat.
Unfinished business memiliki dampak yang cenderung menetap. Sebagian besar orang merasa mampu bertahan dari pengalaman yang traumatik atau tidak menyenangkan, namun unfinished business dapat tertahan dan menetap dari psikologis seseorang. Beberapa dampaknya:
1. Sulit menyalurkan dan mengelola emosi, terutama ketika berhadapan dengan kondisi yang mengingatkan atau terkait dengan pengalaman tidak menyenangkan,
2. Memiliki kecenderungan untuk berpikir atau mengingat hal yang traumatik ketika berhadapan dengan orang, tempat, atau keadaan yang serupa. Ketika ada tugas yang tidak tuntas, umumnya seseorang akan berpikir mengenai tugas tersebut bukan?
3. Memiliki hubungan interpersonal yang kurang baik dan rasa tidak nyaman ketika berinteraksi dengan orang yang dianggap berpengaruh dengan unfinished business yang dialami, misal orangtua, saudara, pasangan, teman, dan lainnya,
4. Dapat mencetuskan permasalahan psikologis jika unfinished business tidak tertangani, seperti stres, depresi, PTSD, maupun permasalahan psikologis lainnya yang merupakan perwujudan dari pengalaman tidak menyenangkan.
Urusan yang belum selesai memang sepantasnya diselesaikan. Terdapat beberapa cara yang dapat diupayakan untuk melangkah keluar dari unfinished business, diantaranya:
1. Fokus dengan hal penting yang dapat dilakukan saat ini dengan bertanya dalam hati:
“Apa yang harus dilakukan dengan hal itu?”
“Apa ada pelajaran yang aku peroleh dari pengalaman itu?”
Jika jawabannya adalah “Iya”, maka lakukan hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan terima pelajaran yang diperoleh, jika jawabannya “Tidak”, maka lepaskanlah.
2. Menerima masa lalu dengan menyadari bahwa unfinished business berada pada masa lalu, sedangkan diri saat ini adalah hal yang penting. Menerima masa lalu dapat dilakukan dengan cara:
- Mengapresiasi dirimu saat ini. Pengalaman masa lalu adalah pelajaran agar kita dapat bijak di masa depan.
- Percaya bahwa setiap kita memiliki harapan, mampu, dan berani menjalani hidup saat ini dan masa depan. Tinggalkan hal yang tidak bisa diperbaiki dan bersiap untuk merangkai pengalaman baru.
3. Konseling. Menemui profesional merupakan cara yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan unfinished business yang traumatik atau merasa berat dan sulit untuk menyelesaikan sendiri. Bersama professional, kita akan diajak untuk mengidentifikasi urusan yang belum selesai dan menyampaikan emosi atau pikiran yang selama ini kita tahan dan menghambat, sehingga kita dapat menjadi adaptif dan menjalani kehidupan saat ini.
Referensi:
Corey, G. (2013). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Klingspon, K. L., Holland, J. M., Neimeyer, R. A., & Lichtenthal, W. G. (2015). Unfinished business in Bereavement. Death studies, 39(7), 387–398. https://doi.org/10.1080/07481187.2015.1029143
How to “Leave it by the River” (19 Agustus 2021). Pegasus NLP. https://nlp-now.co.uk/leave-it-by-the-river?doing_wp_cron=1629718368.6407780647277832031250
Paramita, R. Q. (2020). Konseling Gestalt untuk Unfinished business. Procedia Studi Kasus dan Intervensi Psikologi, 8(3).
Seligman, L. (2006). Theories of counseling and psychotherapy: Systems, strategies, and skills. New Jersey: Pearson Education.
Unfinished business (20 Juli 2021). APA Dictionary of Psychology. https://dictionary.apa.org/unfinished-business
Unfinished business Lurks Around the Corner (21 Agustus 2021). Step to Health. https://steptohealth.com/unfinished-business-lurks-around-corner/