ISSN 2477-1686

 

Vol. 9 No. 03 Februari 2023

 

The Power of Syukur:

Syukur Sebagai Salah Satu Cara Mengatasi Problem Psikologis

 

Oleh:

Siti Halida Lubis

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

 

Bersyukur mengandung makna bahwa kita berterima kasih atas apa yang telah kita miliki atau kita peroleh. Tidak jarang dalam hidup, kita lupa bahwa apa yang kita miliki saat ini merupakan pemberian yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Secara bahasa, Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya atau dalam bahasa Indonesia sendiri, bersyukur artinya berterima kasih. Sedangkan istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim, Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.

Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah. Salah satu Kunci Kesehatan Mental ada dua yaitu, bisa menerima kenyataan dan bisa membedakan antara kenyataan dan kebenaran. Seseorang yang tidak bisa menerima kenyataan susah untuk tenang, dan selalu gelisah dalam hidupnya. Dalam agama, bentuk sederhana dari menerima kenyataan yaitu dengan bersyukur. Bersyukur menuntun kita untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup, untuk merasa sehat, manusia harus berlatih menerima kenyataan dalam hidup.

Karena bersyukur membantu kita terhubung dengan apa yang ada di luar kita, maka rasa syukur ini dapat membentuk baik relasi sosial yang baru maupun memperkuat relasi yang sudah ada. Rasa syukur juga dapat membuat orang untuk termotivasi. Misalnya, bersyukur karena masih diberi kehidupan adalah salah satu jalan untuk memotivasi seseorang dalam menjalani hari dengan lebih baik. Rasa syukur dapat memberikan manfaat lainnya bagi kehidupan kita, seperti rasa syukur membawa kebahagiaan, rasa syukur dapat meningkatkan kesehatan, dan rasa syukur juga dapat membangun komitmen profesional (Chowdhury, 2021).

Tidak hanya itu rasa syukur juga bisa mencakup tentang suatu hubungan, situasi, kondisi dan semua aspek yang berkaitan dengan hidup kita. Contohnya saja dengan menerapkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari bisa menjaga kesehatan tubuh kita, dalam arti rasa syukur berkaitan dengan kesejahteraan mental yang lebih baik. Hal ini dapat meningkatkan respons imun, sehingga dapat membantu meredakan peradangan dan melawan penyakit. Secara tidak langsung, perasaan atau emosi positif yang datang dari rasa syukur membuat lebih memaknai hidup dan melakukan hal-hal positif, seperti rutin berolahraga, makan makanan bergizi, dan aktivitas lain untuk menjaga kesehatan tubuh.

Rasa syukur juga bisa menurunkan risiko depresi, dimana emosi positif yang tercipta dari rasa syukur terbukti mampu melindungi  dari hal-hal negatif yang mengganggu perasaan dan tekanan psikis. Ini bisa menurunkan risiko stres, depresi, gangguan stres pascatrauma atau gangguan mental lainnya. Selain itu rasa syukur itu sendiri bisa membuat hidup lebih optimis dan percaya diri, maksudnya disini ketika kita belajar bersyukur dan memaknai hidup bisa membuat kita lebih menghargai hal-hal yang kita miliki. Ini akan membuat kita merasa cukup dan optimis dalam menjalani hidup, karena bersyukur memfokuskan pikiran dan hati pada hal-hal yang positif dari diri kita sendiri. Ini dapat menumbuhkan kepuasan dan harga diri. Dengan begitu, kita menjadi lebih percaya diri dan terhindar dari sifat minder atau iri dengan orang lain.

Rasa syukur mungkin bisa datang secara tiba-tiba. Namun, terkadang tidak semua orang menyadari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Rasa syukur perlu dilatih agar menjadi suatu kebiasaan yang positif. Beberapa cara menerapkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari seperti Menerapkan mindfulness, yaitu  memusatkan perhatian dan kesadaran penuh atas pikiran dan perasaan saat ini, tanpa harus menghakimi.  Menerapkan mindfulness bisa menumbuhkan rasa syukur dan membuat kita menjadi lebih rileks. Berpikir positif, Orang yang berpikir positif cenderung lebih tenang dan kuat dalam menghadapi suatu masalah. Cara ini juga memungkinkan kita untuk menyelesaikan masalah lebih mudah, serta memfokuskan pikiran dan hati pada hal-hal yang positif membantu menumbuhkan rasa syukur dan menghindari kita dari kecemasan.

Selain itu, Berterima kasih juga termasuk dari salah satu cara untuk bersyukur, dimana dengan berterima kasih merupakan salah satu cara untuk mengingat hal-hal kecil yang telah dilewati atau segala sesuatu yang ada saat ini. Meluangkan waktu sejenak untuk berterima kasih kepada Tuhan, diri sendiri, dan orang-orang yang ada di sekitar. Dan yang terakhir adalah beribadah, yang merupakan salah satu cara menciptakan dan meningkatkan rasa syukur. Dengan ibadah bisa mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengingatkan akan kebesaran-Nya.

Rasa syukur memiliki pengaruh yang dapat meningkatkan emosi positif, memberikan kepuasan hidup, memperbaiki hubungan sosial dan mampu menciptakan lingkungan yang positif. Syukur tidak hanya atas hal-hal yang disenangi, tapi juga atas hal-hal yang dibenci. Mensyukuri hal yang dibenci berarti dalam diri manusia tersebut ada keridhaan atas segala ketentuan Allah. Dengan rasa ridha akan mendekatkan jiwa dan hati manusia dalam ketentraman. Kemampuan menerima dan bersyukur atas hal-hal yang dibenci akan mampu menjaga mental tetap sehat dalam menghadapi berbagai masalah. Rasa syukur dan Kesehatan mental memiliki nilai hubungan yang berkaitan erat. Rasa syukur dapat berperan sebagai metode atau sarana memperkuat Kesehatan mental serta menenangkan semua emosi dan perilaku negatif yang akan memunculkan gangguan mental.

Referensi:

 

Ackerman, C. E. (2021, May 21). positivepsychology.com. Retrieved from positivepsychology.com: https://positivepsychology.com/gratitude-appreciation/

Chowdhury, M. R. (2021, May 26). Positvepsychology.com. Retrieved from Positvepsychology.com: https://positivepsychology.com/neuroscience-of-gratitude/