ISSN 2477-1686
Vol. 9 No. 02 Januari 2023
Perilaku Konsumen Dari Perspektif Economic Psychology
Oleh:
Clara Moningka
Program Studi Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya
Banyak perilaku konsumen yang terjadi di sekitar kita, seperti impulsive buying, konsumerisme, atau bahkan yang sering kali kita dengar selama pandemi yaitu Panic buying. Panic buying dapat didefinisikan sebagai perilaku membeli berbagai produk dalam jumlah yang berlebihan untuk mencukupi kebutuhan di masa yang akan datang. Perilaku ini timbul karena rasa takut, cemas berlebihan bahwa produk akan habis dan individu yang bersangkutan mengalami kekurangan. Berbeda dengan perilaku belanja lainnya, perilaku ini bisa terjadi karena ada situasi darurat atau situasi yang dianggap mengancam dan akan menyebabkan individu keurangan sumber daya. Perilaku panic buying terjadi saat pandemi Covid yang dimulai tahun 2019, namun juga terjadi pada saat kerusuhan di Indonesia 1998, SARS di Hong Kong dan lain sebagainya. Perilaku ini termasuk dalam dinamika perilaku konsumen. Ada kalanya konsumen akan melakukan pembelian karena situasi yang dianggap mengancam, namun konsumen juga bisa juga “mengerem” dalam berbelanja karena situasi keuangan atau ekonomi.
Berdasarkan psikologi ekonomi, perilaku berbelanja termasuk panic buying, terjadi karena evaluasi individu terhadap sesuatu atau asumsi tertentu terhadap nilai suatu produk. Individu akan mempertimbangkan mengapa produk ini lebih berharga dibandingkan dengan produk lainnya (Kirchlel & Hoeslzl, 2018). Dalam situasi kerusuhan atau adanya ancaman seperti SARS, banjir, kelangkaan barang tertentu, indvidu akan melakukan evaluasi dan kemudian melakukan penilaian terhadap produk tertentu. Produk itulah yang kemudian dianggap berharga atau perlu dimiliki dalam kondisi tersebut. Pada saat panic buying, produk yang biasa dibeli adalah produk pangan dan obat-obatan. Mie instan menjadi salah satu pilihan dalam situasi darurat sehingga banyak diborong oleh massa. Produk lain yang kerap dinilai berharga adalah air mineral, biskuit, dan beras. Keputusan untuk membeli pada situasi seperti ini termasuk dalam pengambilan keputusan berdasarkan situasi yang tidak menentu (decision under uncertainty) (Kirchlel & Hoeslzl, 2018). Di satu sisi membeli dengan jumlah banyak dalam situasi tertentu bisa menguntungkan, di sisi lain bisa terjadi penimbunan atau produk belum tentu terpakai.
Schiffmann dan Wisenblit (2015) juga menjelaskan manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan ini yang kemudian dapat mempengaruhi perilaku membeli. Moningka dan Soewastika (2021) menjelaskan bahwa situasi tertentu memang dapat membuat individu melakukan perilaku ekonomi tertentu atau berfokus pada finansial atau keuangan. Pada saat pandemi melanda di awal 2019 sampai dengan 2022, individu akan lebih fokus pada bagaimana menghasilkan uang pada kondisi yang serba tidak pasti dan kerap akan mengabaikan kepentingan yang lain. Argumen ini juga didukung, Curtin (2020) yang menjelaskan bahwa situasi seperti pandemi juga menyebabkan perubahan perilaku ekonomi dan konsumen. Moningka dan Soewastika (2020) menjelaskan bahwa dengan mengambil keputusan individu merasa mampu mengontrol situasi, termasuk ketika individu memutuskan melakukan perilaku ekonomi tertentu.
Perubahan perilaku konsumen memang dapat terjadi karena adaptasi dengan situasi yang terjadi, bisa juga terjadi secara impulsif namun pada dasarnya motif manusia melakukan perilaku tersebut adalah melengkapi kebutuhan mereka dan menemukan rasa aman.
Referensi
Curtin, R. (May 8, 2020). Richard Curtin: Pandemic’s impact on economic behavior. Diunduh dari https://news.umich.edu/pandemics-impact-oneconomic-behavior/
Kirchlel, E., Hoeslzl, E. 2018. Economic Psychology: An Introduction. New York (NY): Cambridge University Press.
Moningka, C., Soewastika, A.W. Kesejahteraan Anak Selama Pandemi. (Purwanto, E., Handoko, S. Ed.)Pumpunan Kajian Urban Pemikiran Para Cendekiawan Kampus Urban. Tangerang Selatan: UPJ Press.
Schiffman, L. G., & Wisenblit, J. L. (2015). Consumer Behavior. In Consumer Behavior (11th ed., Issue 6). New Jersey (NJ): Pearson.