ISSN 2477-1686

 

Vol. 8 No. 24 Desember 2022

 

Pembentukan Konsep Diri  Anak Dipengaruhi Pola Asuh Orang Tua

 

Oleh:
Nurhidaya

Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI

 

A.             POLA ASUH

Menurut Santrock (2014), pola asuh merupakan  suatu cara atau model pengasuhan yang digunakan para orang tua untuk mendidik anaknya menjadi pribadi yang dewasa secara sosial. Sedangkan  Gunarsa (2002), berpendapat bahwa pola asuh adalah suatu  cara  mendidik anak yang dilakukan oleh orang tua untuk membimbing anak-anak nya pada saat proses interaksi terjadi untuk menghasilkan perilaku yang diinginkannya.       Sementara  Palupi, 2007 (dalam Wening, 2017) menyatakan bahwa pola asuh suatu cara orang tua memperlakukan anak, mengajari, membimbing, dan mendisiplinkan serta menjaga anak untuk menggapai tahap dewasa hingga nantinya terbentuk norma-norma yang sesuai dengan masyarakat pada diri anak tersebut. Sehingga orang tua sangat penting untuk memahami dan menerapkan  model pengasuhan yang baik agar dapat membentuk karakter anak yang tangguh.

 

Ada beberapa model pengasuhan yang dikemukakan  Santrock (2014) adalah  model gaya pengasuhan, pertama model pengasuhan otoriter yang merupakan model pengasuhan orang tua menerapkan standar perilaku yang harus ditaati oleh anak. Orang tua akan membuat aturan yang ketat dan mengontrol anak tanpa dibarengi dengan komunikasi dua arah, sehingga kelekatan antara keduanya tidak ada. Kemudian, orang tua juga memaksa anak melakukan apa yang diinginkannya, sehingga anak merasa terkekang. Kedua model pengasuhan demokratis diama anak Dalam pola asuh ini orang tua memperhatikan kebutuhan anak, dan mengajari anak bagaimana standar perilaku yang dijalankan pada masyarakat.  Mckinney, 2011 (dalam Afida, 2020) mengatakan bahwa pola asuh demokratif memberikan anak kehangatan dari orang tua, penerimaan, dukungan penuh serta cinta yang terus menerus dalam merawat dan mendisiplinkan anak sehingga tumbuh kembang anak berjalan dengan positif. Ketiga model pengasuhan permisif yang merupakan model pengasuhan orang tua tidak menggunakan kekerasan, jarang  memberikan perintah. Orang tua membiarkan anak untuk berperilaku  semaunya, tanpa ada tuntutan dan memberikan kebebasan yang berlebihan juga menuruti semua  apa keinginan mereka.

 

Dengan demikian Singgih, 2007 (dalam Wening, 2017) pola asuh adalah sikap orang tua untuk menyiapkan anak agar nantinya dapat menentukan keputusan dan mengambilkeputusan  seorang diri tanpa harus bergantung pada orang tua serta dapat bertanggujawab atas dirinya sendiri. Orang tua dan pengasuh pada dasarnya membentuk kehidupan anak-anak dan pengalaman sehari-hari, yang memiliki dampak besar pada perkembangan kognitif, akademik, dan sosio-emosional mereka (Bornstein, 2009).

 

B.             Pengaruh pola asuh pada pembentukan  konsep diri Anak

Setiap anak seiring usia perkembangannya akan dapat meamahami siapa dirinya, apakah itu penilain terhadap dirinya positif ataupun negatif sangat dipengarihi olah pembentukan pola asuh di awal perkembangan. Adapun pengertian konsep diri adalah sebagai sesuatu yang terorganisasikan secara utuh dan bersifat konsisten, secara konseptual tersusun dari persepsi yang utuh  yang menunjukpada pemaknaan “I or Me” yang meliputi berbagai aspekdalam kehidupan (Surna & Pandeirot, 2002).

 

Konsep diri dapat diartikan  penilaian terhadap diri secara keseluruhan , yang mencakup pendaptnya mengenai diri sendiri dan juga mengenai gambaran dirinya dimata orang lain (Burn, 1993 dalam Gufron, 2017) . Sementara  Menurut Calhoun dan Acocella, (1990)  dalam membentuk individu yang memiliki konsep diri positif, diperlukan peran lingkungan yang positif juga diawal masa perkembangan individu. Hal ini karena sumber informasi untuk mengembangkan konsep diri adalah berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, lingkungan keluarga memiliki peran penting dalam membentuk kerangka konsep diri. Catatan teoritis mengandaikan bahwa konsep diri berkembang sebagai fungsi dari banyak pengaruh intrapersonal dan sosial, dengan banyak menekankan peran karakteristik emosional anak-anak dan interaksi orang tua-anak. Namun, para ahli perkembangan telah lama mengutamakan peran keluarga dalam kepribadian anak-anak yang muncul, dan hubungan keluargalah yang paling banyak mendapat perhatian sebagai korelasi dari konsep diri awal.

 

Menurut Hurlock (1998), konsep diri terbentuk dari tiga tahapan yaitu tahapan primer, sekunder, dan ideal. Tahapan primer, tercipta dari adanya interaksi didalam keluarga yaitu pola asuh orang tua terhadap anaknya. Tahapan sekunder tercipta dari interaksi individu dengan orang lain di luar keluarganya, seperti teman sebaya, guru dan masyarakat. Tahapan ideal, tercipta dari perpaduan antara tahapan primer dan tahapan sekunder. Ketika orang tua  menerapkan pola asuh positif, maka konsep diri yang terbentuk pada anaknya juga akan positif. Begitu pula sebaliknya, ketika orang tua menerapkan pola asuh negatif, maka konsep diri yang terbentuk pada anaknya juga akan negatif. Oleh karena itu, diperlukan perhatian lebih bagi orang tua dalam memilih pola asuh jenis apa yang akan diterapkan untuk anaknya. Sedangkan konsep diri yang kaitannya dengan pendekatan empiris diri sesuai dengan fungsi, tugas dan tanggunjawabnya adalah siapa orang itu menurut pikarannya, apa yang dapat dan sanggup dilakukakn oleh seseorang didasarkan pada apa yang menjadi dasar pikirannya, apa yang menjadi konsep berpikir tentang dirinya dijadikan acuan menjadi apa sesorang dikemudian hari, siapa sesorang menurut kenyataannya. Kesemuanya ini berkaitan satu sama lain dalam pembentukan konsep diri anak.

 

Sementara Eggen dan Kauchak (2004) berpendapat bahwa konsep diri merupakan penilaian kognitif berkenaan dengan fisik, sosial, dan kompetensi. Maka orang tua sangat penting diawal perkembangan anak bagaiman memberikan gambaran diri anak sesuai persepsi anak setelah berinterkasi dengan orang lain. Sebagai pengasuh pertama dalam keluarga  bertugas untuk memupuk rasa keberanian dan percaya diri anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Sebagai panutan, orang tua bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agar nantinya dapat menjadi contoh dan teladan bagi anak. Sebagai teman, orang tua dapat dijadikan teman bicara untuk bertukar pikiran mengenai keluh kesah yang anaknya alami, sehingga anak akan mendapatkan jalan keluar dari masalahnya dan membentuk kelekatan antar anak-orangtua. Sebagai  orangtua dapat membimbing dan mengamati bagaimana anak berperilaku dilingkungannya, agar jika terjadi penyimpangan, orang tua dapat sedini mungkin mengarahkan anak ke jalan yang benar.  langkah yang akan diambil oleh anak ini apakah positif atau negatif, sehingga nantinya keputusan  yang diambil adalah yang terbaik sesuai harapan anak dan orang tua.

 

Referensi:

 

Afida & Koryna. (2020). Peran Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Konsep Diri pada Anak. Jurnal Psikologi Talenta, Vol. 6.

Alifah. (2017). Gambaran Konsep Diri Mahasiswa Ditinjauan dari Perspektif Budaya. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 2, No. 2.

Baumrind, D., R. Larzelere and E. Owens. (2010). Effects of preschool parents’ power assertive patterns and practices on adolescent development. Parenting, Vol. 10/3, pp. 157-201.

Beatriks & Indra. (2015). Tinjauan Konsep Diri dan Dimensinya pada Anak dalam Masa Kanak-kanak Akhir. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, Vol. 1, No. 2.

Bornstein, M. (ed.) (2019). Handbook of Parenting: Volume I: Children and Parenting, Routledge, New York.

Brown et al. (2015). Young Children Self-Concepts: Associations with Child Temprament, Mothers’ and Fathers’ Parenting, and Triadic Family Interaction. Merril Palmer Q: Wayne State Univ Press.

Calhoun, J.F dan Acocella, J.R. (1990. Psychology of Adjustment and Human Relationship. New York: McGraw.Hill, Inc

Eggen, Paul. dan Kauchak, Don. (2002) Educational Psychology Windows on Classrooms, (ed.6). New Jersey.

Gunarsa, Singgih. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Gufron, M. Nur dan Rini Risnawita S.(2010) Teori-teori Psikologi. Ar-Ruzz Media Jokjakarta

Hurlock, Elizabeth B. (1993). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang. Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Nurfiah Abdullah. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Anak. Universitas Muhammadiyah Malang: Psychology Forum.

Riansyah & Nunung Nurwati. (2020). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Pembentukan Self-Concept Anak.

Rose, J. et al. (2018). The relationship between parenting and internalizing behaviours of children: a systematic review. Early Child Development and Care, Vol. 188/10, pp. 1468-1486.

Santrock, J. W. (2014). Life-Span Development. New York: McGraw-Hill College.

Wening. (2017). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Agresivitas pada Persepsi Siswa Kelas IX. Indonesian Journal of Guidance and Counseling Theory and Application.