ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 24 Desember 2022
Individu Dengan Autism Spectrum Disorder (ASD):
Bisa Mandiri Atau Butuh Bantuan Seumur Hidup?
Oleh:
Prischa Nova & Mohammad Adi Ganjar Priadi
Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Individu dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan individu yang mengalami hambatan dalam perkembangannya. Individu dengan ASD mengalami beberapa gangguan seperti perilaku yang stereotip (melakukan gerakan berulang-ulang, senang mengamati benda-benda tertentu) minat yang terbatas, serta deficit yang menetap pada komunikasi dan interaksi sosial. Umumnya, individu dengan ASD kesulitan memahami komunikasi non-verbal serta kesulitan dalam membina, memelihara, dan memahami hubungan (American Psychiatric Association). Dalam penelitian yang dilakukan Thaibah, Dewi, Rayani, & Fitriani (2020) menjelaskan bahwa gangguan tersebut, menimbulkan beberapa dampak dalam kehidupannya antara lain masalah kesulitan dalam hidup sehari-hari, masalah penyesuaian diri, masalah penyaluran kerja, masalah kesulitan belajar, masalah gangguan kepribadian dan emosi, serta masalah pemanfaatan waktu luang.
Banyak kesulitan yang dialami, namun bukan berarti individu dengan ASD tidak punya kemampuan. Dengan diagnosis awal, dukungan, serta intervensi, banyak anak dengan ASD bisa memperoleh pendidikan dan bisa mengembangkan kemandiriannya ketika dewasa. Walaupun demikian, individu dengan ASD membutuhkan intervensi yang spesifik serta dukungan dalam usahanya untuk berhasil. Kemudian muncul pertanyaan apakah tingkat kemandirian individu dengan ASD bisa sama dengan individu lainnya? Lalu apakah orangtua boleh berharap bahwa anaknya yang memiliki ASD bisa mandiri? Atau apakah harus mempersiapkan diri untuk membantu anak dengan ASD seumur hidupnya?
Kemandirian sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri agar mampu menghadapi situasi di lingkungannya tanpa bergantung pada orang lain. Sikap mandiri dapat dicirikan dengan adanya kemampuan individu untuk merawat atau menolong dirinya sendiri tanpa harus meminta bantuan dari orang di sekitarnya (Thaibah, et al, 2020).
Beberapa individu dengan ASD memiliki kemampuan inteligensi yang tergolong berfungsi sesuai tingkat tertentu. Hal ini membantu individu dengan ASD untuk menempuh pendidikan. Namun dengan keterampilan dan ijazah yang dimiliki, apakah hal tersebut dapat menjadi jaminan individu dengan ASD mampu hidup mandiri? Howlin, Goode, Hutton dan Rutter (2004) melihat bahwa beberapa individu dengan ASD bisa hidup secara mandiri, namun banyak juga yang menemui kesulitan ketika bertransisi masuk ke usia dewasa meliputi kemampuan untuk bekerja, menjalin hubungan personal dan hidup mandiri. Banyak individu dengan ASD masih harus bergantung dengan orangtuanya dan terisolasi secara sosial. Sperry dan Mesibov dalam Van Bergijk, Klin, & Volkmar (2008) menemukan hal yang sama dalam penelitiannya, mengidentifikasi bahwa individu dengan ASD mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal dan hal tersebut mempengaruhi kualitas hidup mereka.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan terhadap individu dengan ASD yang berusia dewasa, dapat disimpulkan bahwa keterampilan dan pendidikan semasa sekolah tidak cukup untuk membuat individu menjadi mandiri. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan individu dengan ASD untuk dapat beradaptasi memasuki usia dewasa, salah satunya adalah adalah level dukungan yang diterima (dukungan keluarga, pekerjaan, dan layanan sosiall), sama halnya dengan kemampuan inteligensi (Lord & Venter, 1992; Mawhood & Howlin, 1999 dalam Howlin et al, 2004). Tidak hanya itu, termasuk kebijakan sosial dari pemerintah juga harus secara tertulis membantu individu dengan ASD dalam transisi ke kehidupan mandiri. Termasuk memberikan kesediaan layanan, keterampilan bekerja, program transisi, dan fasilitas tempat tinggal (Van Bergeijk et al, 2008).
Kemandirian pada individu dengan ASD
Posar dan Visconti (2019) mencermati ada beberapa masalah yang berhubungan dengan kondisi individu ASD dalam bermasyarakat, yakni a) kesempatan yang ditawarkan kepada individu ASD masih terbatas, utamanya dalam hal pekerjaan, terdapat juga fenomena menganggap remeh (under estimate) kemampuan individu ASD dalam bekerja. b) Adanya kebingungan peran yang dialami oleh orangtua dalam mengontrol harapan, untuk membuat ASD dapat hidup secara mandiri dan mengerjakan tugas sehari-hari; dan c) kurangnya layanan dan bantuan non materiil dari pemerintah yang dapat membantu keluarga dengan ASD agar mampu menyiapkan kemandirian. Sejak kecil, orangtua dapat menerapkan salah satu metode yang dapat digunakan dalam memunculkan kemandirian yakni parent training. Metode ini telah terbukti berhasil dalam meningkatkan keterampilan yang berhubungan dengan kemandirian, misalnya keterampilan berkomunikasi (Ijaz, Rafaq, & Haider, 2021).
Kesimpulan
Individu dengan ASD, pada umumnya memiliki kesempatan untuk hidup secara mandiri dan berhak untuk memiliki kualitas hidup yang baik, setara dengan individu dewasa pada umumnya. Untuk dapat mencapai hal tersebut, tentunya diperlukan kerja sama dari berbagai unsur seperti orangtua, guru, keluarga, pegiat kesehatan mental, sekolah, hingga pemerintah sebagai penentu kebijakan dan penyedia sarana dan prasarana.
Referensi:
American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual 5. (2013). Washington DC: American Psychiatric Publishing.
Howlin, P., Goode, S., Hutton, J., & Rutter, M. (2004). Adult Outcome for Children with Autism. Journal of Child Psychology and Psychiatry 45(2), 212-229.
Ijaz, S., Rafaq, S., & Haider, S.I. (2021). Parent training for Autism Spectrum Disorder. J Pak Med Assoc. 2021 Jan;71(1(A)):31-36. doi: 10.47391/JPMA.127. PMID: 33484514.
Thaibah, H., Dewi, A.V., Rayani, E., & Fitriani, I. (2020). Pola Asuh Orangtua Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Autis. Universitas Lambung Mangkurat.
Posar, A., & Visconti, P. (2019). Long-term outcome of autism spectrum disorder. Turk Pediatri Ars. 2019 Dec 25;54(4):207-212. doi: 10.14744/TurkPediatriArs.2019.16768. PMID: 31949411; PMCID: PMC6952468.
Van Bergeijk, E., Klin, A., & Volkmar, F. (2008). Supporting more able Students on the Autism College and beyond. J Autism Developmental Disorder. 38(7):1359-1370. doi: 10.1007/s10803-007-0524-8.