ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 23 Desember 2022
Jiwa Sebagai Bagian dari Psikologi dalam Perspektif Ibnu Sina
Oleh
Ibnu Muhammad Afrizal
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Pendahuluan
Jiwa adalah istilah yang sering digunakan dalam filsafat dan agama untuk merujuk pada aspek subyektif dari diri seseorang, yang meliputi pemikiran, perasaan, dan keinginan. Dalam psikologi, jiwa dapat diartikan sebagai bagian dari kepribadian seseorang yang menentukan cara individu tersebut berpikir, merasa, dan bertindak. Dalam beberapa teori psikologi, jiwa dianggap sebagai bagian dari struktur psikologis individu yang terdiri dari kepribadian, motivasi, dan emosi. Meskipun istilah "jiwa" sering digunakan dalam psikologi, tidak ada definisi yang universal tentang apa yang dimaksud dengan jiwa. Setiap teori atau model psikologi seringkali memiliki pendekatan yang berbeda terhadap jiwa dan bagaimana ia terkait dengan kepribadian, motivasi, dan emosi.
Definisi Jiwa Menurut Ibnu Sina
Ibnu Sina adalah seorang filsuf dan dokter Muslim yang lahir pada tahun 980 M di Afshana, sebuah wilayah yang tidak jauh dari Buhkara. Dia merupakan salah satu tokoh utama dalam sejarah ilmu pengetahuan dan merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam filsafat Islam. Selain itu Ibnu Sina juga dianggap sebagai salah satu tokoh psikologi Islam. Ibnu Sina memiliki pendekatan yang sangat komprehensif dalam menjelaskan apa yang dimaksud dengan jiwa.
Menurut pendekatan Ibnu Sina terhadap jiwa, jiwa dan ruh merupakan istilah yang sama dan memiliki arti yang sama. Menurut Ibnu Sina, jiwa adalah subtansi ruhani yang memancar kepada jasad dan menghidupkannya lalu menjadikannya alat untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu, sehingga dengan keduanya ia bisa menyempurnakan dirinya dan mengenal Tuhan (Yamin, 2016). Menurutnya jiwa atau ruh adalah aspek yang memberikan kemampuan pada seseorang untuk merasakan, berpikir, dan bertindak. Jiwa atau ruh juga merupakan bagian dari sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk mengendalikan fungsi tubuh, termasuk pertumbuhan, pergerakan, dan respon terhadap lingkungan.
Ibnu Sina menjelaskan bahwa hubungan antara jiwa dan badan adalah sangat erat. Ia percaya bahwa jiwa memiliki peran yang penting dalam mengatur fungsi tubuh, termasuk proses penyembuhan. Ibnu Sina menjelaskan bahwa hubungan antara jiwa dan badan tidak terdapat dalam individu saja, tetapi jiwa yang cukup kuat bisa menyembuhkan badan yang sakit, tanpa badan itu harus berobat jika penyakitnya tidak parah, Ibnu Sina dapat meneliti hal seperti ini secara ilmiah dan menjelaskan betapa jiwa yang kuat bisa membuat fisik yang kuat juga (Kusuma, 2022). Namun, Ibnu Sina juga menekankan bahwa penyakit yang parah tidak bisa disembuhkan hanya dengan kekuatan jiwa saja. Namun, jiwa yang kuat bisa membantu proses penyembuhan dengan cara memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk menangani penyakit.
Macam-macam Jiwa Menurut Ibnu Sina
Dalam bukunya an-Najah (Keselamatan), Ibnu Sina dalam menjelaskan daya-daya jiwa, ia membaginya menjadi tiga bagian. Masing-masing bagian saling mengikuti, yaitu jiwa tumbuh-tumbuhan, jiwa hewan, dan jiwa insan (Arroisi, J, 2020). Menurut Ibnu Sina, setiap daya jiwa memiliki tingkat kesempurnaan yang berbeda-beda, ada tiga daya jiwa yang saling mengikuti dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi:
1. Jiwa tumbuh-tumbuhan.
Ini adalah daya jiwa yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan dan terkait dengan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. Menurut Ibnu Sina, jiwa tumbuh-tumbuhan adalah jiwa yang memiliki kemampuan untuk memelihara tubuh dan mengatur proses-proses yang terjadi di dalamnya, seperti pertumbuhan, reproduksi, dan metabolisme.
2. Jiwa hewan.
Ini adalah daya jiwa yang terdapat pada hewan dan terkait dengan kemampuan untuk merasakan dan bereaksi terhadap lingkungan. Menurut Ibnu Sina, jiwa hewan adalah jiwa yang memiliki kemampuan untuk memelihara tubuh dan mengatur proses-proses yang terjadi di dalamnya, serta memiliki kemampuan untuk merasakan dan bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya. Ia juga menyatakan bahwa jiwa hewan memiliki kemampuan untuk merasakan keinginan dan mengekspresikannya melalui tindakan.
3. Jiwa insan.
Ini adalah daya jiwa yang terdapat pada manusia dan terkait dengan kemampuan untuk berpikir dan bersikap rasional serta menggunakan akal. Menurut Ibnu Sina, jiwa insan adalah jiwa yang paling tinggi dari semua jiwa yang ada, dan merupakan jiwa yang paling kompleks dan mampu menangkap dan memahami kebenaran. Ia berpendapat bahwa jiwa insan memiliki kemampuan untuk memahami konsep-konsep abstrak seperti matematika, filsafat, dan ilmu pengetahuan, serta memiliki kemampuan untuk merasakan dan bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya.
Kesimpulan
Menurut perspektif Ibnu Sina, jiwa merupakan bagian yang penting dari keberadaan manusia. Jiwa merupakan bagian dari psikologi yang bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi-fungsi mental dan emosional. Hal ini berkaitan dengan pikiran, emosi, dan keinginan yang ada didalam diri manusia. Selain itu jiwa juga bertanggung jawab untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh, menangkap rangsangan dari dunia luar, dan memahami dunia melalui pemikiran rasional dan logis. Sehingga jiwa dapat disimpulkan sebagai sumber dari semua perasaan, pikiran, dan tindakan manusia.
Referensi:
Arroisi, J. & Da'i R. A. N. R. (2019). KONSEP JIWA PERSPEKTIF IBN SĪNĀ. ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman., 13 (2), 323-345. https://www.researchgate.net/publication/352268389_Konsep_Jiwa_Perspektif_Ibn_Sina
Arroisi, J. & Da’i R. A. N. R. (2020). Psikologi Islam Ibnu Sina (Studi Analisis Kritis Tentang Konsep Jiwa Perspektif Ibnu Sina). PROSIDING KONFERENSI INTEGRASI INTERKONEKSI ISLAM DAN SAINS, 2, 199-206. http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/402
Khotimah, S. (2004). JIWA DALAM PERSPEKTIF IBN SINA. (Skripsi Sarjana, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah). https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19970/1/SITI%20KHATIMAH-FUF.pdf
Kusuma, A. R. (2022). Konsep Jiwa menurut Ibnu Sina dan Aristoteles. TASAMUH: Jurnal Studi Islam, 14(1), 61–89. https://doi.org/10.47945/tasamuh.v14i1.492
Yamin, M. (2016). KEABADIAN JIWA MANUSIA PERSPEKTIF IBN SINA. (Skripsi Sarjana, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah). https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/60315