ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 21 November 2022

Qué Será, Será, Whatever Will Be, Will Be :

Possible Selves Dalam Intervensi Untuk Remaja

 

Oleh:

Desy Chrisnatalia

Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya 

 

 

When I was just a little girl

I asked my mother, what will I be

Will I be pretty? Will I be rich?

Here's what she said to me

Qué será, será

Whatever will be, will be

The future's not ours to see

(Jay Livingston & Ray Evans 1956)

 

 

Lagu Qué Será, Será, yang pernah dipopulerkan oleh Doris Day (“Que Sera, Sera”, n.d) menggambarkan keinginan seorang anak untuk mengetahui masa depan, namun sang ibu menegaskan bahwa masa depan bukanlah sesuatu yang dapat atau harus dilihat.  Bagaimana masa depan seorang anak memang tidak dapat dilihat, namun dapat dan perlu untuk dibayangkan. 

 

Possible selves adalah representasi diri di masa depan (future self), yang melibatkan representasi diri yang diharapkan (hoped-for possible selves) dan yang dihindari/ditakutkan (feared-possible selves) (Markus & Nurius, 1986). Saya, di masa depan, yang lulus dengan nilai memuaskan, memiliki bisnis dan karir yang sukses, adalah contoh dari hoped-for possible selves, sementara saya, di masa depan, yang dipecat dari pekerjaan, pengangguran adalah contoh dari feared-possible selves

 

Berkembangnya kemampuan berpikir secara abstrak dan hipotetis pada remaja tentunya memampukan remaja untuk membayangkan possible selves-nya. Masa remaja yang merupakan masa ekplorasi identitas (Erikson, dalam Santrock, 2019), adalah masa dimana possible selves dapat menjadi ekspresi identitas remaja (Pittman, Kerpelman & Adler-Baeder, dalam Molina, Schmidt & Raimundi, 2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa possible selves remaja banyak berkaitan dengan pekerjaan dan relasi interpersonal (misalnya Knox et al., 2000; Chrisnatalia, 2022) dan prestasi di sekolah (misalnya Zhu &Tse, 2015). 

 

Beberapa literatur yang ada menunjukkan manfaat positif dari intervensi yang berbasis possible selves pada remaja. Misalnya, intervensi menggunakan possible selves dapat meningkatkan school engagement dan perilaku positif siswa di sekolah (Oyserman, Bybee, & Terry, 2006); meningkatkan aspirasi karir remaja dari waktu ke waktu (Packard & Nguyen, dalam James et al., 2022) dan berpotensi untuk meningkatkan efektivitas intervensi perilaku berisiko remaja serta mempromosikan transisi yang sukses ke masa dewasa (Johnson, Blum, & Cheng, 2014).

 

Mengapa possible selves berkaitan dengan perilaku yang positif pada remaja? 

Possible selves dapat memotivasi seorang remaja karena bersifat personal dan bermakna bagi remaja tersebut. Ketika possible selves mencakup strategi yang jelas dan konkrit untuk mencapai tujuan di masa depan, maka keyakinan individu untuk mencapai tujuan akan meningkat (Ruvolo & Markus, 1992).  Kedua, adanya emosi yang diantisipasi (anticipated emotion). Misalnya seorang anak membayangkan rasa senang dan bangga jika ia berhasil mencapai possible selves-nya. Ketiga, possible selves menjadi self-standardyang dapat berperan dalam proses regulasi diri, yaitu mengarahkan perilaku seseorang agar sesuai dengan self-standard yang telah diciptakannya (Bak, 2015). 

 

Bagaimana menerapkan possible selves dalam intervensi untuk remaja?

Pertama, remaja diminta untuk menggambarkan possible selves mereka dengan jelas dan konkrit, baik hoped-for-possible selves dan feared-possible selves. Ketika anak memiliki hoped-possible selves yang seimbang dengan feared-possible selves pada setiap aspek kehidupan, maka kemampuan regulasi diri mereka akan semakin meningkat (Oyserman & Markus, 1990; Owens & Patterson, 2013). Minta remaja membayangkan possible selves pada berbagai aspek kehidupan, seperti relasi sosial, pekerjaan, akademis dll. Kedua, remaja diminta untuk melihat kaitan antara perilaku pada saat ini dan possible selves mereka dan diskusikan strategi untuk mencapai hoped-for possible selves dan menghindari feared-possible selves(Oyserman, Brickman, & Rhodes, 2007). Ketiga, dorong remaja untuk memiliki kebiasaan menuliskan possible selves terbaik (best-possible selves) mereka secara rutin. Kebiasaan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan anak. Hasil penelitian King (dalam Loveday, Lovell, & Jones, 2016) menujukkan adanya peningkatan kesejahteraan pada kelompok partisipan yang menuliskan possible selves terbaik mereka selama 20 menit per hari, selama 4 hari berturut-turut. Terakhir, dukungan orang tua penting dalam intervensi, baik dukungan pragmatis (orangtua sebagai sumber informasi) dan dukungan sosial-emosional (orangtua sebagai sumber dukungan emosi). Hasil penelitian Zhu et al. (2014) menunjukkan bahwa dukungan pragmatis dapat meningkatkan kemampuan anak menghasilkan berbagai strategi untuk mencapai possible selves. Sementara dukungan sosial-emosional dapat meningkatkan keyakinan anak untuk mencapai possible selves.

 

 

Referensi:

 

Bak W. (2015). Possible Selves: Implications for Psychotherapy. International journal of mental health and addiction, 13(5), 650–658. https://doi.org/10.1007/s11469-015-9553-2

Chrisnatalia, D. (2022). Gambaran Possible Selves Pada Remaja SMPJurnal Psikologi Talenta, 7(2), 24-35. https://doi.org/10.26858/talenta.v7i1.21244

James, M. B., Williams, S. C., Hock, M. F., Inlow, J.S., Moore, D. A., & Jones, J. T. (2022). Exploring Expressions of Possible Selves with High School and College Students with Learning Disabilities. International Journal of Educational Psychology, 11(2). https://doi.org/10.17583/ijep.7714

Johnson, S.R., Blum, R.W., & Cheng, T.L. (2014). Future orientation: a construct with implications for adolescent health and wellbeing. International Journal of Adolescent Medicine and Health26(4)459-468. https://doi.org/10.1515/ijamh-2013-0333. 

Knox, M., Funk, J., Elliot, R., & Bush, E. G. (2000). Gender Differences in Adolescents’ Possible selves.Youth& Society, 31 (3), 287–309. https://doi.org/10.1177/0044118X00031003002

Loveday, P.M., Lovell, G.P. & Jones, C.M. (2018). The Best Possible Selves Intervention: A Review of the Literature to Evaluate Efficacy and Guide Future Research. Journal of Happiness Studies, Springer,19(2), 607–628https://doi.org/10.1007/s10902-016-9824-z

Markus, H., & Nurius, P. (1986). Possible selvesAmerican Psychologist, 41(9), 954–969.
https://doi.org/10.1037/0003-066X.41.9.954

Ruvolo, A. P., & Markus, H. R. (1992). Possible selves and performance: The power of self-relevant imagery. Social Cognition, 10(1), 95–124. https://doi.org/10.1521/soco.1992.10.1.95

Molina, M. F., Schmidt, V., & Raimundi, M. J. (2017). Possible Selves in Adolescence:
Development and Validation of a Scale for their Assessment. The Journal of psychology.151(7), 646–668. https://doi.org/10.1080/00223980.2017.1372347

Owens, R. L., & Patterson, M. M. (2013). Positive Psychological Interventions for Children: A Comparison of Gratitude and Best Possible Selves Approaches. The Journal of Genetic Psychology: Research and Theory on Human Development. 174(4),403-428. https://doi.org/10.1080/00221325.2012.697496

Oyserman, D., Bybee, D., & Terry, K. (2006). Possible selves and academic outcomes: How and when possible selves impel action. Journal of Personality and Social Psychology. 91(1), 188–204. https://doi.org/10.1037/0022-3514.91.1.188

Oyserman, D., Brickman, D. & Rhodes, M. (2007)School Success, Possible Selves, and Parent School Involvement. Family Relations, 56: 479-489. https://doi.org/10.1111/j.1741-3729.2007.00475.x

Oyserman, D., & Markus, H. R. (1990). Possible selves and delinquency. Journal of Personalityand Social Psychology. 59(1), 112–125. https://doi.org/10.1037/0022-3514.59.1.112

Que Sera, Sera. (n.d).  Retrieved from https://www.songfacts.com/facts/doris-day/que-sera-sera-whatever-will-be-will-be

Santrock, J. W. (2019). Life Span Development (17th ed). Mc Graw Hill, Inc.

Zhu, S., Tse, S., Cheung, S. H., & Oyserman, D. (2014). Will I get there? Effects of parental support on children's possible selves. The British journal of educational psychology84 (Pt 3), 435–453. https://doi.org/10.1111/bjep.12044

Zhu, S., & Tse, S. (2015) Possible SelvesStrategies and Perceived Likelihood Among
Adolescents in Hong Kong: Desire and Concern. International Journal of Adolescence and Youth 21(2), 135-149.https://doi.org/10.1080/02673843.2015.1031683