ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 21 November 2022

“Pantang Tumbang Sebelum Pulang”: Hardiness Pada Perawat Di Rumah Sakit

 

Oleh

Nicholas Simarmata & Ni Komang Triska Pebiyanthi

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

 

Ada sebuah video yang memperlihatkan penganiayaan terhadap perawat perempuan viral di media sosial. Perawat tersebut ditendang hingga dijambak oleh seorang laki-laki berbadan besar di sebuah kamar rawat inap rumah sakit. Pelaku penganiayaan diduga keluarga atau orangtua pasien di ruangan Tempat Kejadian Perkara (TKP) (Febriansyah, 2021). Ada pula sebuah video lain yang memperlihatkan seorang perawat dianiaya oleh orangtua pasien viral di media sosial (Tribunnews.com, 2021).

 

Dari kedua kejadian diatas, “pantang tumbang sebelum pulang” bisa jadi adalah istilah yang mungkin pantas disematkan kepada peran dan kontribusi tenaga kesehatan khususnya perawat di rumah sakit terutama saat pandemi menghantam dunia termasuk Indonesia. Perawat memiliki tugas pokok dalam mengatur perawatan yang kompleks bagi pasien (Putri & Kristiana, 2017). Perawat memiliki pekerjaan yang lebih kompleks dalam memberikan suatu pelayanan sehingga tuntutan pekerjaannya lebih banyak dan apabila tidak bisa memenuhi tuntutan tersebut akan sulit melepaskan diri dari situasi tertekan serta akan memunculkan terjadinya stres (Asih & Trisni, 2015).

 

Sebelum masa pandemi saja, peran perawat di rumah sakit sudah terbukti dibutuhkan sejak lama sebagai bagian dari kesehatan masyarakat. Di saat pandemi, peran perawat cukup meningkat dan sangat vital di dalam membantu dokter saat merawat pasien agar sembuh dan sehat. Berbagai risiko fisik dan psikis harus ditanggung oleh perawat. Apalagi di saat pandemi bahkan risiko kehilangan nyawa adalah taruhannya. Berdasarkan data yang telah dikutip dari International Council of Nurse (ICN) menunjukkan bahwa sebanyak 1.500 perawat di 44 negara meninggal karena COVID-19. Diperkirakan jumlah tenaga kesehatan yang meninggal akibat COVID-19 di seluruh dunia dapat mencapai lebih dari 20.000 orang (ICN, 2020). Hingga 15 September 2021, jumlah tenaga kesehatan di Indonesia yang meninggal karena virus corona sebanyak 2.029 dimana di dalamnya terdapat 667 orang perawat yang meninggal (Katadata.co.id, 2021).

 

Karena begitu beratnya tugas perawat termasuk risiko yang harus dijalaninya maka secara psikologis dibutuhkan suatu kepribadian yang dapat menunjang kinerja perawat agar tidak “tumbang” saat melaksanakan pekerjaannya. Salah satunya adalah kepribadian hardinessHardiness identik dengan tahan akan suatu tantangan dan mengubahnya menjadi kesenangan sehingga memberikan pengaruh yang baik bagi perawat (Asih & Trisni, 2015). Sehingga hardiness dapat dikatakan sebagai pola sikap dan keterampilan yang dapat membantu individu menjadi tangguh untuk bertahan di bawah tekanan (Putra, 2021). Individu yang hardiness mempunyai serangkaian sikap yang dapat membuatnya bertahan dalam kondisi stres sehingga tidak akan mudah menghindar dari penyesuaian diri yang maladaptif (Shoobihah et al., 2021). Tipe kepribadian ini memiliki pengaruh yang positif dan berfungsi sebagai sumber perlawanan ketika individu mengalami kejadian yang tidak menyenangkan (Lestari et al., 2021)

 

Konsep hardiness pertama kali diperkenalkan pada tahun 1979 oleh Suzanne C. Kobasa sebagai pola kepribadian terkait kesehatan dan kinerja yang baik yang terjadi secara berkelanjutan ketika berada di bawah tekanan (dalam Mund, 2016)Hardiness merupakan konstelasi karakteristik kepribadian individu sebagai sumber daya tahan dalam menghadapi suatu tekanan dalam hidupnya (Kobasa et al., 1982)Maddi (2013) mendefinisikan hardiness sebagai pola sikap dan strategi yang dimiliki individu untuk mengubah suatu kondisi yang penuh stres menjadi peluang untuk menuju pertumbuhan. Baumeister (2007) juga memaparkan bahwa hardiness merupakan ciri kepribadian individu yang ditafsirkan sebagai kemampuan untuk mengelola dan merespon keadaan stres dengan strategi coping yang dapat mengubah keadaan buruk menjadi kesempatan untuk belajar.

 

Hal ini bukan berarti hardiness menjadi semacam “obat mujarab” untuk solusi bagi masalah yang dialami oleh perawat. Tapi hardiness dapat menjadi salah satu kepribadian yang patut dipertimbangkan oleh rumah sakit untuk dimasukkan ke dalam syarat seleksi menjadi perawat. Karena hal ini dapat mendukung tertanganinya pasien dengan baik sehingga tujuan rumah sakit sebagai tempat berobat bagi pasien agar sembuh dan sehat bisa tercapai di mana warga dan masyarakat yang sehat bisa membantu kemajuan suatu bangsa.  

 

 

Referensi:

 

Asih, F., & Trisni, L. (2015). Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum. Psikodimensia14(1), 11–23. https://doi.org/10.24167/psiko.v14i1.370

Baumeister, R. F. (2007). Encyclopedia of social psychology. USA: Sage Publications.

Febriansyah, D. (2021). Video perawat dijambak dan dimaki keluarga pasien di Palembang viral, korban lapor polisi. https://maluku.inews.id/amp/berita/video-perawat-dijambak-dan-dimaki-keluarga-pasien-di-palembang-viral-korban-lapor-polisi

ICN. (2020). ICN Confirms 1,500 Nurses Have Died from COVID-19 in 44 Countries and Estimates that Healthcare Worker COVID-19 Fatalities Worldwide Could be More than 20,000 | ICN - International Council of Nurses. https://www.icn.ch/news/icn-confirms-1500-nurses-have-died-covid-19-44-countries-and-estimates-healthcare-worker-covid

Katadata.co.id. (2021). Sebanyak 2.029 tenaga kesehatan meninggal akibat covid-19. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/15/sebanyak-2029-tenaga-kesehatan-meninggal-akibat-covid-19

Kobasa, S. C., Maddi, S. R., & Kahn, S. (1982). Hardiness and health: A prospective study. Journal of Personality and Social Psychology42(1), 168–177.

Lestari, E. P., Jumaini, Martiningsih, & Huda, N. (2021). Hubungan kepribadian hardiness dengan gambaran diri pada pasien yang telah melakukan mastektomi. Bima Nursing Journal2(2), 113–118. http://jkp.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/bnj/index

Maddi, S. R. (2013). Hardiness turning stressful circumstances into resilient growth. New York: Springer Dordrecht Heidelberg.

Mund, P. (2016). Kobasa concept of hardiness (a study with reference to the 3Cs). International Research Journal of Engineering, IT & Scientific Research2(1), 34–40. https://sloap.org/journals/index.php/irjeis/article/view/243

Putra, A. A. (2021). Spiritualitas dan hardiness sebagai prediktor resiliensi pada mahasiswa dengan peran ganda: Studi pada mahasiswa tingkat akhir yang memiliki pekerjaan sambilan. Acta Psychologia,3(2), 127–137.

Putri, G. G., & Kristiana, I. F. (2017). Hubungan antara hardiness dan regulasi emosi pada perawat Rumah Sakit Usada Insani Kota Tangerang. Jurnal Empati6(4), 87–90.

Shoobihah, A. N., Farida, E., & Yudha, E. S. (2021). Profil kepribadian hardiness guru bimbingan dan konseling di Kota Bandung. Indonesian Journal of Educational Counseling5(1), 28–34. https://doi.org/10.30653/001.202151.71

Tribunnews.com. (2021). Viral video perawat dianiaya orangtua pasien, korban sempat berlutut agar pelaku tak marah. https://m.tribunnews.com/amp/regional/2021/04/16/viral-video-perawat-dianiaya-orangtua-pasien-korban-sempat-berlutut-agar-pelaku-tak-marah