ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 20 Oktober 2022
"My Company Is Deteriorating Inside": Get To Know More About Quiet Firing And How To Prevent It
Oleh:
Aulia Diaz Kinanti & Ellyana Dwi Farisandy
Program Studi Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya
Setiap individu membutuhkan pemenuhan terhadap kebutuhan dan keinginan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan bekerja. Bagi sebagian besar masyarakat, pekerjaan di sektor formal merupakan sumber penghasilan utama dalam pemenuhan hidup. Sayangnya, selama pandemi COVID-19 terjadi, banyak pekerja yang dikeluarkan pun mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Tidak jarang pula individu bergonta-ganti tempat kerja untuk mendapatkan pekerjaan, lingkungan kerja, dan upah yang diinginkan. Namun, perubahan sistem tenaga kerja yang terjadi selama pandemi menyebabkan timbulnya budaya baru di tempat kerja. Salah satu budaya baru di tempat kerja yang sedang naik daun saat ini adalah quiet firing. Lalu, apa itu sebenarnya quiet firing?
WHAT IS QUIET FIRING?
Menurut Wakil Presiden Senior Human Resources di Workforce Software, Leslie Tarnacki, quiet firing merupakan keadaan pemecatan karyawan dari perusahaan secara diam-diam baik dengan atau tanpa alasan khusus (Robinson, 2022). Menurut Laura Williams, seorang pengacara ketenagakerjaan dan human resources expert, quiet firing dilakukan oleh atasan dengan cara menahan promosi dan pekerjaan penting hingga memperlakukan karyawan dengan buruk yang mampu membuat karyawan merasa sengsara (miserable) di tempat kerja untuk mendorongnya keluar dari perusahaan (Global News, 2022).
Quiet firing merupakan suatu peristiwa bias yang membuat ketidak-kentaraan pada tanda-tandanya. Namun, menurut Annie Rosencrans, Direktur People and Culture di HiBob, terdapat beberapa ciri yang dapat dilihat terkait quiet firing (Robinson, 2022), yakni: secara konsisten dilewatkan untuk promosi dan kenaikan gaji, tidak adanya umpan balik yang konstruktif, diberikan tugas yang memiliki standar kemampuan di bawah seharusnya, tidak diberikan informasi penting yang dibutuhkan untuk bekerja, hingga buruknya komunikasi dan kualitas hubungan yang diberikan oleh atasan.
Fenomena quiet firing sebenarnya bukanlah hal baru di dunia kerja. Janice Gassam Asare, seorang konsultan keragaman, kesetaraan dan inklusi (DEI), mengatakan bahwa peristiwa quiet firing ini bukan hal baru, melainkan peristiwa yang sudah ada sejak beberapa waktu lalu dan saat ini mendapatkan fokus cukup besar dari masyarakat (Kuhn & Ellis, 2022). Berdasarkan data hasil survei terbaru yang dilakukan oleh LinkedIn News pada ±20.000 responden yang merupakan karyawan, sebanyak 48% karyawan mengaku telah melihat peristiwa quiet firing yang terjadi di angkatan kerja mereka dan 35% mengatakan telah mengalami hal tersebut selama berkarir (Jackson, 2022; O’Sullivan, 2022). Selain itu, 80% respondenpercaya bahwa quiet firing merupakan hal nyata yang terjadi di dunia kerja dan hanya 13% yang menyangkal fenomena ini (O’Sullivan, 2022).
Quiet firing tentunya memberikan dampak, khususnya bagi perusahaan. Tarnacki memandang bahwa quiet firing atau pemecatan diam-diam hanya akan memperburuk performa perusahaan dari dalam dan menggoyahkan reputasi perusahaan (Robinson, 2022). Hal ini sejalan dengan penelitian terbaru yang dilakukan oleh Pew bahwa pemberian gaji yang rendah dan menutup peluang pertumbuhan karyawan merupakan pemicu utama di balik pengunduran diri besar-besaran (O’Sullivan, 2022).
HOW TO PREVENT QUIET FIRING?
Fenomena quiet firing tentunya bisa dicegah oleh perusahaan. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan meningkatkan employee engagement dan employee relations. Employee engagement merupakan keterlibatan, keterhubungan, dan komitmen karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan (Dessler, 2020). Hal ini berkaitan dengan bagaimana atasan atau manajer bertindak untuk meningkatkan employee engagement pada karyawannya. Di sisi lain, employee relations adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajer dengan melibatkan pembentukan dan pemeliharaan hubungan antara atasan dan bawahan (Dessler, 2020). Hubungan tersebut bersifat positif dengan berkotribusi pada produktivitas, moral, motivasi, hingga disiplin untuk memelihara lingkungan kerja yang positif dan produktif (Dessler, 2020). Lantas, apa saja yang dapat dilakukan oleh atasan atau manajer untuk menghindari quiet firing?
1. Fair Treatment
Salah satu ciri yang dapat terlihat dari fenomena quiet firing adalah adanya penerapan perilaku mengacuhkan karyawan terkait kegiatan promosi, pekerjaan, hingga jadwal rapat wajib. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan dapat menerapkan dan meningkatkan fair treatment antar pekerja. Fair treatment merupakan penerapan memperlakukan karyawan dengan hormat dan adil dalam bentuk tindakan nyata (Dessler, 2020). Memperlakukan karyawan dengan adil tentunya mampu meningkatkan motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan yang juga dapat berpengaruh pada performa perusahaan. Berdasarkan teori employee relations, fair treatment atau perlakuan adil terbukti mampu meningkatkan komitmen, keterlibatan, hingga kepuasan kerja dalam diri karyawan karena adanya persepsi yang positif terhadap keadilan di tempat kerja (Dessler, 2020).
2. Improving Good Communications
Menerapkan komunikasi yang baik antara karyawan dan atasan menjadi salah satu hal yang dapat mencegah terjadinya quiet firing. Komunikasi yang terjalin antara karyawan dan atasan haruslah bersifat dua arah. Hal ini berkaitan dengan bagaimana atasan mampu menanyakan dan memahami kepuasan atau pun hal yang mengganggu karyawan serta adanya pemberian feedback terkait performa kerja untuk karyawan tersebut (Dessler, 2020).
3. Improving Coaching/Mentoring Skills
Coaching or mentoring skills merupakan salah satu kemampuan manajerial yang harus dimiliki seorang atasan. Hal ini digunakan atasan dalam melatih, memberi perintah, memberi dukungan, hingga mengelola tim (Dessler, 2013). Coaching merupakan mendidik, menginstruksikan, dan melatih bawahan (Dessler, 2013). Di sisi lain, mentoring adalah menasehati, membimbing, hingga memberikan konsultasi pada karyawan (Dessler, 2013). Tentunya, kemampuan coaching dan mentoring ini penting untuk ditingkatkan bagi atasan untuk menghindari perlakuan acuh terhadap karyawan dan untuk mengingatkan perannya sebagai atasan.
Fenomena quiet firing adalah sebuah tren yang sedang disoroti oleh masyarakat luas saat ini. Quiet firing merupakan perlakuan secara tidak adil dan acuh dari atasan kepada karyawannya yang mendorong karyawan tersebut untuk mengundurkan diri akibat lingkungan kerja yang tidak mendukungnya untuk berkembang pun memaksimalkan potensinya. Fenomena ini tentunya memberikan dampak yang mampu merugikan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih berhati-hati dan mengevaluasi apakah budaya quiet firing sudah masuk ke dalam lingkungan perusahaan. Penting bagi perusahaan untuk meminimalisir bahkan mencegah hal tersebut terjadi. Oleh karena itu, beberapa hal di atas dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mencegah serta meningkatkan performa dan reputasi perusahaan.
REFERENSI:
Dessler, G. (2013). Human Resource Management (13th ed.). Pearson Education.
Dessler, G. (2020). Human Resource Management (16th ed.). Pearson Education.
Global News. (2022). Quiet firing: What you need to know about the latest workplace phenomenon. Youtube. https://youtu.be/BxI7iBiz8VE
Jackson, A. (2022). 83% of workers have seen or experienced quiet firing—7 signs to look for at work. CNBC. 2/09/30/7-signs-of-quiet-firing-to-look-for-at-work.html
Kuhn, C., & Ellis, N. (2022). What is quiet firing, and how do you know if it’s happening to you? NewsHour Production. https://www.pbs.org/newshour/economy/what-is-quiet-firing-and-how-do-you-know-if-its-happening-to-you#:~:text=Quiet firing is when a,now coming into greater focus.
O’Sullivan, I. (2022). Quiet Quitting is Having a Moment — But is Quiet Firing the Real Concern? Tech.Co. https://tech.co/news/quiet-firing-real-concern#:~:text=And the impact of quiet,hit a 20-year high.
Robinson, B. (2022). 6 Signs That ‘Quiet Firing’ Could Be Trending In Your Workplace. Forbes. https://www.forbes.com/sites/bryanrobinson/2022/10/01/6-signs-that-quiet-firing-could-be-trending-in-your-workplace/?sh=58b3fba14063