ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 20 Oktober 2022

Pentingnya Self-Compassion Pada Ibu Dengan Anak ODS

(Orang Dengan Skizofrenia)

 

Oleh:

Efiphania Kathleen Kartini & Mohammad Adi Ganjar Priadi

Fakultas Psikologi, Unika Indonesia Atma Jaya

 

Masalah yang berhubungan dengan ODS (orang dengan skizofrenia) merupakan masalah sehari-hari yang juga dihadapi oleh keluarga ODS. Menemani anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan, tentu bukanlah hal yang mudah. Secara khusus, orangtua dengan anak ODS memiliki berbagai tantangan dalam menjalani rutinitas kehidupan sehari-hari. Orangtua berperan secara krusial untuk penanganan ODS sehari-hari, dari mulai mengawasi kepatuhan meminum obat, menemani untuk kontrol secara rutin, hingga memperhatikan kondisi fisik dan psikis ODS dengan rutin. Hal ini dapat menimbulkan beban baik dari segi jasmani maupun rohani dalam kenyataannya. Hal inilah kemudian yang mendasari bahwa pendekatan tertentu, dalam hal ini self-compassion dapat digunakan oleh orangtua terkait dengan merawat kesejahteraan mentalnya.  

 

Self-compassion dan skizofrenia

Penelitian mengenai self-compassion sejak dulu didasari oleh pemikiran dan filosofi Buddha yang secara umum memberikan pencerahan pada manusia dalam menerima penderitaan (Barnard & Curry, 2011). Self-compassion amat membantu seseorang dalam mengalami masa-masa sulit agar tidak merasakan terisolasi dan menyalahkan diri sendiri (Galla, 2017). Skizofrenia sendiri merupakan sebuah gangguan psikologis berat yang dapat berlangsung seumur hidup sehingga membutuhkan pendampingan dari keluarga secara berkelanjutan. Self-compassion sendiri diartikan sebagai sebuah sikap menghargai dan memberikan belas kasih kepada diri sendiri dalam menghadapi penderitaan (Neff, 2015). Diantaranya a) self-kindness, yakni sikap yang diberikan kepada diri sendiri untuk berbelas asih, tidak menghakimi dan menghargai diri sendiri dalam menghadapi penderitaan; b) common humanity, merupakan sikap yang mengedepankan bahwa setiap masalah yang ada merupakan bagian dari kehidupan dan banyak dialami orang pada umumnya; c) mindfulness, upaya untuk dapat menerima pengalaman dan berfokus pada situasi masa kini dalam menyikapi masalah maupun peristiwa yang tidak menyenangkan. Bagi ODS sendiri, self-compassionberkorelasi dengan penurunan gejala positif dan gejala negatif (Mavituna, dkk 2022). 

 

Metode

Dalam penelitian, ini metode yang dipilih adalah kualitatif. Metode ini dipilih dikarenakan sejalan dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan kekhasan data secara otentik dan mendalam pada setiap partisipan. Partisipan ialah 3 orang ibu (50-59 tahun) yang memiliki anak ODS. Ketiga partisipan tinggal di daerah Jakarta dan sekitarnya. In depth interview dengan semi structured interview dilakukan dalam penelitian ini. Nama partisipan yang sudah disamarkan adalah Cemara, Krisan, dan Melati. Mereka masing-masing memiliki anak yang merupakan ODS, dengan rentang usia dewasa muda 20-30 tahun.

Hasil

Dari ketiga partisipan dapat disimpulkan bahwa memiliki waktu untuk diri sendiri dalam merawat pasien ODS amat dibutuhkan. Pada partisipan Cemara, ia berupaya untuk menerapkan self-kindness, dengan menerima semua bentuk emosi yang dirasakan selama merawat anaknya selama 10 tahun. Ia tidak memungkiri ada perasaan kesal dan sedih ketika sewaktu-waktu anaknya mengalami kekambuhan dengan gejala marah-marah dan mengamuk, namun ia berupaya untuk memaklumi hal tersebut sebagai sebuah hal yang manusiawi dan tidak menyalahkan diri sendiri atas emosi yang dirasakannya. 

 

Pada partisipan Krisan, ia menerapkan bentuk dari mindfulness dengan melatih meditasi dan berupaya untuk fokus pada masa kini akan hal-hal yang dihadapinya. Krisan juga menilai bahwa kehidupan adalah proses perjalanan, bukan lagi sebuah hal yang dikaitkan dengan pencapaian. Dengan melakukan hal tersebut, ia merasa lebih tenang dalam mendampingi dan merawat anaknya. Krisan turut merasakan panggilan untuk membantu orang-orang di sekitarnya dengan mengikuti komunitas keluarga dengan ODS dan membagikan pengalamannya. Menurutnya, hal tersebut dapat semakin menambah makna hidupnya karena bisa berhubungan dengan orang lain yang mengalami kesulitan yang serupa. Hal ini sesuai dengan konsep common humanity yang menekankan pada pentingnya merasa bahwa kesulitan yang dialami juga dialami oleh banyak orang, sehingga tidak perlu untuk melebih-lebihkan penderitaan yang ada. Serupa dengan partisipan Krisan, partisipan Melati juga turut aktif dalam komunitas keluarga ODS. Melati yang juga senang bercerita, mengungkapkan bahwa dengan memiliki dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan terdekat dapat membuatnya bertahan dalam merawat anaknya.  

 

Kesimpulan

Pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing partisipan menunjukkan bahwa mereka memerlukan waktu yang relatif bervariasi satu sama lain, untuk akhirnya dapat menerapkan hal-hal yang berhubungan dengan self-compassion. Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan dukungan sosial dari orang-orang terdekat yang membuat mereka pada akhirnya mampu berdamai dengan kenyataan dan merawat dengan sepenuh hati anaknya yang mengalami skizofrenia. Hal penting yang juga dapat disarikan dari pengalaman ketiga partisipan adalah menyikapi permasalahan dengan tenang dan tidak bereaksi secara berlebihan menjadi kunci dalam memunculkan self-compassion.  

 

 

Referensi:

 

Barnard, L. K., & Curry, J. F. (2011). Self-Compassion: Conceptualizations, Correlates, & Interventions. Review of General Psychology, 15(4), 289–303. https://doi.org/10.1037/a0025754

Galla, B. M. (2017). Safe in My Own Mind: Supporting Healthy Adolescent DevelopmentThrough Meditation Retreats. Journal of Applied Developmental Psychology, 53 96-107. https://doi.org/10.1016/j.appdev.2017.09.006

Mavituna, S., Hahn, E., Hahne, I., Bergmann, N., Pijnenborg, M., Minh Tam Ta, T., Tafelski, L., & Bôge, K. (2022). Compassion-based approaches: a systematic review of their effectiveness and acceptability in schizophrenia spectrum disorders. Current Psychology. https://doi.org/10.1007/s12144-022-02908-3

Neff, K. (2015). Self-compassion. NY: William Morrow Paperback.