ISSN 2477-1686
Vol. 8 No. 9 Mei 2022
Kesejahteraan Psikologis Perempuan Dengan Peran Ganda
Oleh
Selviana
Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI
Psikologi Perempuan
Membahas tentang perempuan merupakan suatu hal yang sangat menarik. Psikologi perempuan merupakan suatu studi yang mencakup semua permasalahan psikologis yang berkaitan dengan perempuan serta pengalamannya. Untuk memahami perempuan secara psikologis, seorang perempuan harus mampu menerima dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta terus berperan untuk mengembangkan potensi diri guna kehidupan yang lebih baik (Suarya dkk, 2017).
Perempuan yang menjalankan peran ganda
Pada masa kini, perempuan semakin eksis dalam berbagai bidang kehidupan. Banyak perempuan yang menjalankan berbagai peran dalam hidupnya seperti perempuan yang kuliah sambil bekerja ataupun Ibu rumah tangga yang bekerja. Peran ganda perempuan ialah peran yang dijalankan oleh seorang perempuan di rumah sebagai pengurus rumah tangga, pribadi yang mandiri, istri, dan mengasuh anak-anak, serta menjalankan peran sebagai anggota masyarakat (Meriko., & Hadiwirawan, 2019). Dalam menjalankan berbagai peran ini, terkadang perempuan diperhadapkan dengan beberapa area konflik yang membuat perempuan harus dapat mengatur waktunya dengan baik. Kopelman dan Burnley (dalam Wirawan, 2014) menyatakan terdapat enam aspek dalam konflik peran ganda pada perempuan, yaitu:
1) Aspek pengasuhan anak, orang tua khususnya seorang perempuan yang mengalami konflik peran ganda mencemaskan kesehatan anak, perhatian terhadap anak, kondisi emosi anak, dan pendidikananak.
2) Bantuan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga, perempuan yang mengalami konflik peranganda membutuhkan bantuan dalam hal mengurus rumah tangga (baik dari pihak suami, pembantu rumah tangga, ataupun bantuan pihak lain).
3) Komunikasi dan interaksi dengan keluarga, melalui komunikasi semua anggota keluarga dapat mengutarakan kebutuhan, keinginan, dan keluhan dengan sesama anggota keluarga. Perempuan yang mengalami konflik peran ganda amat dipengaruhi oleh sistem komunikasi yang diterapkan dalamkeluarganya.
4) Waktu untuk keluarga, ketika perempuan mengalami konflik peran ganda seringnya merasakankekurangan waktu dengan suami, anak- anak, bahkan untuk dirinya sendiri.
5) Penentuan prioritas, apabila seorang perempuan yang mengalami konflik peran ganda seringmengalami pertentangan prioritas pekerjaan dan prioritas keluarga, sehingga hal tersebut menimbulkan konflik.
6) Tekanan karier dan keluarga, terdapat tuntutan pekerjaan dalam setiap individu bekerja tidak terkecuali perempuan yang bekerja.
Kesejahteraan Psikologis Perempuan dengan Peran Ganda
Dibalik konflik peran ganda yang dialami perempuan, kesejahteraan psikologis sangat dibutuhkan dalam bentuk penerimaan diri dan perilaku yang mencerminkan adanya ketertarikan pada aktivitas sehari-hariserta perasaan hidup yang semakin lebih baik. Seorang perempuan yang sejahtera secara psikologis mampu berdamai dengan dirinya sendiri, mampu mengucap syukur untuk melihat segala kebaikan di atas segala hal dan terus berkembang ke arah yang lebih baik lagi.
Ryff dan Singer (1996) menyatakan kesejahteraan psikologis terdiri dari enam dimensi, yaitu
1). Autonomy, merupakan kondisi individu yang dapat mengevaluasi dirinya dengan standar pribadi, menolak tekanan sosial untuk berpikir dan bertindak dengan cara tertentu, independent, self-determining, serta meregulasi perilakunya secara internal.
2). Personal growth, merupakan kemampuan individu untuk mengembangkan dirinya terus menerus, terbuka terhadap pengalaman baru, dan mengetahui potensi dirinya.
3). Environmental mastery, merupakan kepemilikan individu akan rasa penguasaan dan kompetensi dalam mengelola hidup serta kemampuan memilih atau membuat konteks yang sesuai dengan kebutuhan pribadi sekaligus nilai-nilai yang dimiliki.
4). Purpose in life, ialah kemampuan individu dalam memahami tujuan dan sasaran hidup. Individu akan merasakan bahwa ada makna di balik kehidupan masa lalu dan kehidupan yang sedang dijalankan saat ini. Individu juga akan memegang sebuah keyakinan yang memberikan dirinya tujuan hidup.
5). Positive relation with others, merupakan dimensi kesejahteraan psikologis yang menggambarkan kehangatan, kepercayaan, kasih sayang, keintiman, memperhatikan orang lain, dan mampu berempati dalam menjalin hubungan dengan sesama.
6). Self-acceptance, ialah kemampuan individu untuk memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai sisi diri termasuk kekuatan serta kelemahannya.
Dengan demikian, apapun dan dimanapun peran yang sedang dijalani sebagai seorang perempuan, lakukanlah semua dengan professional dan terus membangun diri sendiri, diri yang sejahatera secara psikologis, sehingga dapat memberi manfaat yang positif baik untuk diri sendiri, keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat.
Referensi:
Meriko, C., & Hadiwirawan, O. (2019). Kesejahteraan psikologis perempuan yang berperan ganda. JurnalPsikologi Unsyiah, 2(1), 68-99.
Ryff, C. D., & Singer, B. (1996). Psychological weil-being: Meaning, measurement, and implications forpsychotherapy research. Psychotherapy and Psychosomatics, 6, 14-23. doi:10.1159/000289026.
Suarya, L. M., Astiti, D.P., Lestari, M.D & Indrawati, K.R. (2017). Bahan ajar psikologi perempuan. Denpasar: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Wirawan, V. N. (2014). Hubungan antara dukungan sosial suami dengan konflik peran ganda pada polisi perempuan di Polres Banyumas. Purwokerto: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah.