ISSN 2477-1686

Vol. 8 No. 8 Apr 2022

Pengaruh Komunikasi Internal

Dalam Membangun Budaya Organisasi 

Biro Psikologi

 

Oleh:

Diah Ayu Pudji Lestari & Dian Juliarti Bantam

Program Studi Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

 

Layanan jasa psikologi saat ini telah menjadi sebuah kebutuhan yang penting bagi masyarakat. Beragam kebutuhan yang berkaitan dengan aspek-aspek psikologi seperti layanan psikotes, layanan konseling, konsultasi psikologi pelatihan, hipnoterapi, serta assesmen untuk meningkatkan potensi diri saat ini menjadi sebuah kebutuhan masyarakat untuk mencapai kondisi yang lebih komprehensif. Dimana masyarakat saat ini lebih berpikir praktis dan modern mengenai semua hal dalam kehidupan. Masyarakat mulai memahami pentingnya layanan-layanan psikologi bagi kehidupan pribadi mereka, sehingga masyarakat menyadari bahwa hal demikian perlu diperhatikan bukan hanya kesehatan secara fisik saja, namun mereka juga perlu untuk menjaga kesehatan batin. Salah satu cara untuk mendapatkan hal tersebut adalah dengan menggunakan layanan-layanan psikologi. Namun dalam memberikan layanan yang baik penyedia layanan konsultasi psikologi tentunya perlu memperhatikan kualitas sumber daya manusia yang dapat menunjang pemberian layanan psikologi pada masyarakat.

 

Naharuddin dan Sadegi (2013) menyatakan bahwa kunci penentu keberhasilan suatu perusahaan adalah karyawan dan komunikasi yang ada dalam perusahaam tersebut. Hal ini tentu berkaitan dengan pola komunikasi didalamnya, karena komunikasi ini berkaitan dengan hubungan kerjasama pada karyawan. Sebab komunikasi yang baik akan mengarah pada perkembangan organisasi ke arah yang lebih baik(Prabowo dkk., 2021)Organisasi atau perusahaan dapat dikatakan berhasil dalam menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas salah satunya adalah faktor komunikasi yang terjadi didalam internal organisasi yang berjalan dengan baik. Selain itu, komunikasi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat diperlukan karena berperan aktif dalam membina hubungan yang baik antar karyawan, maupun pimpinan dengan karyawan. Dalam hal ini penerima pesan dalam komunikasi internal merupakan orang-orang yang berada di dalam internal organisasi tersebut. 

 

Komunikasi internal adalah proses penyampaian pesan-pesan yang berlangsung antar anggota organisasi, dapat berlangsung antara pimpinan dengan bawahan, pimpinan dengan pimpinan, maupun bawahan dengan bawahan (Ningrum, 2013). Sedangkan Gozal, dkk. (2021) menyatakan komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri seseorang atau diantara dua atau lebih dengan tujuanKomunikasi internal didefinisikan oleh (Munthe &Tiorida, 2017) pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan struktur yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical didalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung. Ningrum (2013) menyatakan bahwa terdapat 3 bentuk komunikasi internal yaitu ; Komunikasi Kebawah (Downward Communication)Komunikasi Keatas (Upward Communication)Komuniksi Horisontal (Horizontal Communication)Aspek-aspek komunikasi internal menurut Ningrum (2013) yang pertama kerjasama, dalam menjalankan pekerjaan dilakukan suatu kerja sama dari para pegawai yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam organisasi tersebut. Untuk itu seseorang perlu melakukan komunikasi kepada bawahannya, agar para bawahannya dalam melaksanakan tugas yang menjadi tugasnya akan lebih baik. Continue, dimana hubungan antara pimpinan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan secara terus menerus sehingga dalam pelaksanaan tugas para pegawai dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Hubungan sosial yang baik, perlu adanya hubungan interaksi dari pimpinan atau kepala yang mampu mengadakan komunikasi terhadap jalannya pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan yang dilakukan pegawai atau bawahannya agar menimbulkan kepercayaan. Mannan (2019) mengatakan mengenai ciri komunikasi interpersonal yaitu:Keterbukaan (openness)Empati (empathy), Dukungan (supportiveness), Rasa positif (positiveness), Kesetaraan (equality).

 

Di dalam suatu organisasi seperti Biro Psikologi yang merupakan penyedia layanan jasa psikologi proses penyampaian informasi sangat penting sekali, karena bukan saja merupakan alat untuk mencapai tujuanorganisasi, tetapi juga kegiatan dalam kerja sama antara satu sama lain dalam organisasi tersebut. Proses kegiatan komunikasi yang harus diiringi oleh rasa saling pengertian sehingga dapat menciptakan kerjasama yang harmonis untuk kelancaran pekerjaan, karena di dalam organisasi dapat terwujud bila disertai dengan cara komunikasi yang baik. Di salah satu biro konsultasi psikologi dalam melakukan komunikasi berupa daily report yang masuk dalam kategori komunikasi keatas (upward communication)

 

Adanya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan seperti yang diterapkan di biro psikologimengarah pada komunikasi yang dapat menyampaikan pendapat, yang telah dilakukan secara kontinue. Budaya organisasi merupakan pengendali dalam membentuk sikap dan perilaku anggota di dalam suatu organisasi. Secara individu maupun  kelompok seseorang  tidak akan   terlepas   dari budaya organisasi dan pada umumnya anggota organisasi akan dipengaruhi oleh beraneka ragamnya sumber daya yang ada (Rizal dkk., 2021). Berdasarkan (Nasir dkk., 2020) budaya  organisasi merupakan perangkat  sistem nilai-nilai (value), keyakinan (beliefs) atau norma-norma yang ditetapkan dan disepakati yang wajib diikuti oleh para anggota suatu organisasi, dijadikan sebagai pedoman dalam berperilaku  dan  pemecahan suatu masalah pada organisasi tersebut. Faktor-faktor Budaya Organisasi, Budaya organisasi yang kuat harus ditumbuhkan  (Yudhaningsih, 2011)  mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi budaya organisasi yaitu kepemimpinan dan komunikasi.

 

Budaya organisasi memiliki karakteristik yang dikemukakan oleh Agustina dan Purnaningsih (2018) yang memberikan tujuh karakteristik budaya organisasi sebagai berikutInovasi dan keberanian mengambil risiko (Inovation and risk taking), Perhatian terhadap detil (Attention to detail), Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation), Berorientasi kepada manusia (People orientation), Berorientasi tim (Team orientation), Agresifitas (Aggressiveness), Stabilitas (Stability), Biro Konsultasi Psikologi Paripurna dalam budaya organisasi memiliki suatu kebiasaan yang menjadikannya sebagai suatu budaya seperti dalam melakukan komunikasi internal yang diamati oleh penulis berupa daily report dan memiliki karakteristik sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Agustina & Purnaningsih (2018).

 

Komunikasi internal digunakan sebagai pondasi dari sebuah budaya organisasi dimana budaya organisasi akan menentukan atmosfer kerja sebuah organisasi  berdasarkan  nilai-nilai,  visi, misi, serta proses  kerja yang ada di organisasi. Pada saat pekerja telah memegang nilai-nilai yang sama, dan memahami pedoman kerja serta visi dan misi dari perusahaan  secara  mendetail,  maka  budaya organisasi  akan  lebih  secara nyata memberikan kontribusi bagi perkembangan suatu organisasi. 

 

 

Referensi:

 

Agustini, N. A., & Purnaningsih, N. (2018). Pengaruh Komunikasi Internal dalam Membangun Budaya Organisasi. Jurnal Komunikasi Pembangunan16(1), 89–108. https://doi.org/10.46937/16201825198

 

Gozal, N., Trang, I., Pandowo, M. H. C., Kepemimpinan, P. G., Dan, K., Organisasi, B., Gozal, N., Trang, I., & Pandowo, M. H. C. (2021). Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pdam Kabupaten Kepulauan Sangihe The Influence Of Leadership Style , Communication And Organizational Culture On Employee Performance At Pdam Sangihe Islands Regency Oleh : Jurnal EMBA Vol . 9 No . 3 Juli 2021 , Hal . 1413 -9(3), 1413–1422.

 

Mannan, A. (2019). Etika Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Ilmu. Jurnal Aqidah5(1), 22.

 

Munthe, K., & Tiorida, E. (2017). Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi3(1), 86. https://doi.org/10.35697/jrbi.v3i1.549

 

Naharuddin, N. M., & Sadegi, M. (2013). Factors of Workplace Environment that Affect Employees Performance: A Case Study of Miyazu Malaysia. International Journal of Independent2(2), 66–78. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2290214

 

Nasir, M., Taufan, R. R., Fadhil, M., & Syahnur, M. H. (2020). Budaya Organisasi Dan Disiplin Kerja Serta Nn Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan. AkMen17(April), 539–547. https://e-jurnal.stienobel-indonesia.ac.id/index.php/akmen/article/view/1429

 

Ningrum, M. E. (2013). Peranan Komunikasi Internal Di Lingkungan Kerja. Indept3(1), 25–30.

 

Prabowo, A. D., Daya, I. R., Darma, S., & Sahputra, D. (2021). Tabularasa : Jurnal Ilmiah Magister Psikologi Perspektif Komunikasi dalam Pengembangan Organisasi Communication Perspective in Organizational Development3(1), 87–95. https://doi.org/10.31289/tabularasa.v3i1.626

 

Rizal, A., Zamzam, F., & Marnisah, L. (2021). Pengaruh Budaya Organisasi, Kompensasi Dan Kompetensi, Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya. Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPRO)2(1), 27–40. https://doi.org/10.35908/ijmpro.v2i1.77

 

Yudhaningsih, R. (2011). Peningkatan Efektivitas Kerja Melalui Komitmen, Perubahan dan Budaya Organisasi. Jurnal Pengembangan Humaniora11(1), 40–50.